Kamis, 23 Mei 2013

POLIHIDRAMNION



POLIHIDRAMNION
       I.            Definisi
Polihidramnion merupakan keadaan jumlah cairan amnion yang berlebihan.

    II.            Etiologi
A.    Kehamilan kembar, terutama kembar monozigot
B.     Diabetes
C.     Eritroblastosis
D.    Malformasi janin
1.      Saluran cerna, misalnya atresia esophagus atau beberapa abnormalitas lain yang memungkinkan janin menelan cairan amnion.
2.      Anomaly sistem saraf pusat, seperti anensefali, dan meningomielokel.

 III.            Gambaran Klinis
A.    Komplikasi
1.      Malpresentasi janin
2.      Abrupsio plasenta
3.      Masalah pada persalinan
a.       Persalinan prematur
b.      KPD saat persalinan
c.       Disfungsi uterus selama persalinan
d.      Prolaps tali pusat
e.       Perdarahan pascapartum sekunder akibat atonia uterus yang timbul karena distensi berlebihan
4.      Bayi kecil tidak sesuai dengan usia kehamilan.
B.     Tanda dan gejala
1.      Pembesaran uterus, lingkar abdomen, dan tinggi fundus jauh di bawah usia kehamilan yang seharusnya.
2.      Tekanan dinding uterus yang membuat terasa sulit atau tidak mungkin untuk:
a.       Auskultasi denyut jantung janin.
b.      Palpasi gambaran dan bagian-bagian janin.
3.      Saat auskultasi terdengar getaran cairan uterus
4.      Bila berat, terdapat , masalah mekanik seperti:
a.       Dispnea berat
b.      Edema ekstremitas bawah dan vulva
c.       Nyeri tekan pada punggung, abdomen, dan/atau paha.
d.      Mual dan muntah


 IV.            Penatalaksanaan
A.    USG utnuk menegakkan diagnosis yang pasti.
B.     Bila diagnosis ditegakkan melalui USG, konsultasikan dengan dokter. Penatalaksanaan kolaboratif mungkin dilakukan. Penatalaksanaan yang biasa diantaranya:
1.      Jelaskan pasien tentang komplikasi dan kondisi yang menyertai.
2.      Minta pemindaian ulang untuk mengamati abnormalitas janin.
3.      Lakukan hitung aktivitas janin (fetal activity count, FAC) harian dan NST tiap 2 minggu.
4.      Sarankan untuk membatasi aktivitas (tirah-baring bila keadaan berat).
5.      Rencanakan pelahiran di rumah sakit, cantumkan status kegawatan tingkat III bila persalinan di mulai sebelum 35 minggu kehamilan.
6.      Anjurkan pasien untuk melapor saat tanda pertama persalinan.
7.      Bila keadaan sedang-berat: Konsultasikan, pertimbangkan induksi persalinan.
8.      Hubungi dokter bila pasien masuk rumah sakit untuk bersalin.
9.      Bila bisa, hindari pecah ketuban buatan (artificial rupture of membrans, AROM) saat persalinan, kecuali letak vertex 1-2, dan janin masih menempel dengan baik di serviks.
10.  Pemberian cairan IV atau heparin lock dianjurkan saat persalinan karena meningkatnya kemungkinan prolaps tali pusat disertai pecah ketuban atau hemoragi pascapartum.
11.  Pemantauan janin dianjurkan saat persalinan.
12.  Ingatkan dokter spesialis anak atau praktisi perawat neonates bila pelahiran mendesak.



REFERENSI :

Morgan Geri. 2009. Obstetri dan Ginekologi : Panduan Praktik. EGC. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...