Senin, 27 Mei 2013

PEMECAHAN KETUBAN



PEMECAHAN KETUBAN
Pemecahan ketuban merupakan salah satu bentuk induksi persalinan. Dengan keluarnya sebagian air ketuban, terjadi pemendekan otot rahim sehingga otot rahim lebih efektif berkontraksi.
Indikasi khusus pemecahan ketuban:
1.      Perpanjangan fase laten
2.      Perpanjangan fase aktif atau secondary arrest
3.      Pada hidramnion
4.      Pada oembukaan hampir lemngkap
Syarat pemecahan ketuban:
1.      Pembukaan minimal 3 cm
2.      Tidak terdapat kedudukan ganda
3.      Bagian terendah sudah masuk PAP
4.      Proses perlunakan serviks sudah di mulai
5.      Perkiraan lahir pervaginam dalam waktu 6 jam
Teknik pemecahan ketuban:
1.      Dua jari dimasukkan ke kanalis servikalis sambil melakukan pemisahan selaput ketuban dari segmen bawah rahim. Pelepasan selaput ketuban daari segmen bawah rahim merupakan tindakan untuk mempercepat persalinan sehingga memudahkan pergeseran antara segmen bawah rahim dengan selaput ketuban (stripping of the membrane).
2.      Alat pemecah ketuban dimasukkan diantara kedua jari sampai mencapai selaput ketuban.
3.      Selaput ketuban dipecahkan pada akhir His sehingga derasnya aliran air ketuban tidak menimbulkan prolapsus bagian kecil, yaitu tangan, jari, kaki, atau tali pusat.
4.      Kepala atau bagian terendah janin didorong masuk PAP sehingga menghindarkan terjadinya prolapsus bagian janin.
5.      Setelah pemecahan ketuban dilakukan, alat pemecah ketuban dikeluarkan, sedangkan jari tangan tetap berada di dalam kanalis servikalis sehingga aliran air ketuban dapat dikendalikan.
6.      Setelah aliran air ketuban berhenti barulah jari tangan dikeluarkan sambil melakukan evaluasi tentang His dan prolapsus bagian kecil janin.
Komplikasi dari pemecahan ketuban adalah:
1.      Meningkatkan bahaya infeksi (pada persalinan yang berlangsung lebih dari 6 jam)
2.      Perdarahan (karena pecahnya sinus marginalis atau vasa previa)
3.      Terjadi kontrak dan retraksi yang sangat besar sehingga dapat menimbulkan fetal distress:
a.       Gangguan sirkulasi retroplasenta
b.      Solusio plasenta
4.      Pada kesempitab panggul dapat terjadi:
a.       Edema serviks, kaput suksedaneum
b.      Prosesn pembukaan dan penurunan kepala janin tidak mengalami kemajuan
5.      Prolapsus bagian kecil janin (karena derasnya air ketuban yang keluar)

Dengan demikian, tindakan pemecahan ketuban memerlukan pertimbangan sehingga dapat mengurangi kemungkinan komplikasi.



REFERENSI
Ida Bagus Gde Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...