GANGGUAN SELAMA MASA HAMIL
Sejak awal kehamilan hingga menjelang proses
persalinan akan terjadi perubahan fisik pada wanita. Perubahan ini biasanya
diikuti oleh berbagai keluhan, baik secara fisik maupun psikis.
Pada umumnya, setiap periode kehamilan memiliki
jenis gangguan yang berbeda-beda. Gangguan tersebut bervariasi mulai dari yang
ringan hingga tingkat berbahaya dan perlu penanganan dokter. Gangguan kehamilan
sifatnya tak terduga. Bisa pada saat hamil muda, hamil tua, atau saat menjelang
persalinan. Namun, hampir semua gangguan kehamilan bisa diatasi apalagi bila
gangguan tersebut bisa dideteksi lebih awal dengan cara melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur.
Ada banyak gangguan kehamilan, menurut buku
Obstetric and Gynaecology An Evidence-Based text for MRCOG (2004) gangguan
kehamilan diuraikan sebagai berikut.
1.
Diabetes Melitus
Apabila ibu hamil
sering buang air kecil, selalu merasa haus, sering merasa lapar yang disertai
dengan gangguan toleransi glukosa, perlu diwaspadai adanya diabetes mellitus.
Biasanya gejala ini tidak dirasakan oleh ibu hamil, tetapi akan berdampak pada
janin, misalnya bayi lahir besar (makrosomia), kelainan jantung, atau hambatan
pertumbuhan janin. Karena itu, perlu dikonsultasikan dengan dokter untuk
mendapatkan penanganan dan perawatan yang baik.
2.
Penyakit Jantung (Cardiac Disease)
Kebutuhan oksigen dan
zat-zat makanan bagi janin untuk tumbuh dan berkembang dipenuhi melalui darah
ibu. Karena itu, peredaan darah bertambah dan jantung bekerja lebih keras
dibandingkan sebelum ibu hamil. Kondisi ini ditandai dengan mudah, lelah, napas
terengah-engah, pembengkakan pada kaki dan tungkai, serta peningkatan tekanan
vena.
3.
Gangguan Tiroid
Gangguan tiroid pada
ibu hamil ada dua, yaitu kekurangan yodium (hipotiroid) dan kellebihan
(hipertiroid) yodium. Hipotiroid disebabkan oleh kekurangan yodium pada ibu
hamil. Wanita hamil yang menderita hipotiroidd berpotensi mengalami komplikasi
pada kandungannya seperti kematian janin dalam kandungan, bayi lahir prematur,
hipertensi pada saat hamil, kerusakan plasenta, dan masalah pada bayi yang
dilahirkannya.
Sementara itu,
hipertiroid bisa menyebabkan kelahiran prematur, pre-eklampsia, berat badan
bayi lahir rendah (BBLR), kematian bayi, dan peningkatan detak jantung abnormal
pada bayi biasanya ditandai dengan kelopak mata menonjool, jari-jari gemetar,
sering berdebar-debar, badan merasa panas, dan keringat yang berlebihan.
4.
Gangguan ginjal
Gangguan ginjal bisa
dialami oleh ibu hamil. Biasanya ditandai dengan demam, urin keruh, tekanan darah
meningkat, mual muntah, nyeri kepala, dan yeri pinggang. Apabila ibu mengalami
gejala-gejala di atas, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter dan mendapatkan
perawatan yang intensif untuk mencegah komplikasi pada janin.
5.
Gangguan Pernapasan
Pada saat hamil,
terjadi perubahan kebutuhan oksigen yang memengaruhi kinerja paru-paru. Selain
itu, pembesaran rahim akan menekan diafragma dan membuat ibu hamil sulit
bernapas. Selagi gangguan ini tidak disertai gejala asma, denyut nadi yang
cepat, atau nyeri dada, maka ibu cukup beristirahat saja.
6.
Anemia
Ibu hamil yang
mengalami anemia ditandai dengan lemah, letih, lesu, dan merasa cepat lelah.
Hal ini disebabkan kurangnya masukan zat besi dalam makanan ibu yang boleh jadi
karena rasa mual dan muntah yang dirasakan ibu selama hamil. Zat besi
diperlukan untuk membentuk sel darah merah yang akan mengangkut oksigen. Untuk
terapi anemia biasanya ibu hamil diberi suplemen zat besi.
7.
Nyeri Perut
Nyeri perut pada ibu
hamil biasa disebut sebagai kotraksi. Kontraksi ini wajar terjadi pda ibu hamil
mengingat dalam proses kehamilan terjadi perubahan fisiologis tubuh ibu maupun
psikologis (faktor emosi). Apabila ibu mengalami nyeri perut, sebaiknya
hentikan semua kativitas dan istirahat sebentar. Namun, jika kontraksi terjadi
terus-menerus pada kehamilan kurang dari 20 minggu, perlu diwaspadai sebagai
tanda-tanda awal keguguran.
8.
Infeksi
Infeksi yang mengganggu
pada ibu hamil disebabkan oleh tiga macam, yaitu infeksi oleh virus, infeksi
oleh bakteri, dan infeksi oleh protozoa. Peyakit infeksi pada ibu hamil bisa
menyebabkan terjadinya keguguran atau dampak yang serius pada janin, seperti
timbulnya kelainan dan cacat pada bayi yang dilahirkan. Beberapa penyakit
infeksi yang harus diwaspadai ibu hamil antara lain sebagai berikut :
a.
Toxoplasma
Toxoplasma disebabkan
oleh parasit yang disebut toxoplasma
gondii. Parasit ini bisa hidup di dalam usus hewan, seperti kucing. Parasit
ini berkembang di dalam usus dan berubah menjadi ookista yang keluar bersama
tinja. Melalui tinja inilah parasit menyebar. Selain kucing, hewan pembawa
toxoplasma diantaranya tikus, merpati, dan anjing.
Untuk mencegah
terjadinya penularan toxoplasma, anda jangan mengonsumsi daging atau telur yang
belum matang. Cuci sayur dan buah sampai bersih, cuci tangan sebelum makan,
menggunakan sarung tangan saat dan sedang bersih-bersih atau berkebun, serta
perhatikan kesehatan hewan peliharaan anda.
b.
Rubella
Infeksi ini disebabkan
oleh virus rubella yang ditandai
dengan demam akut, ruam pada kulit, dan pembesara kelenjar getah bening.
Apabila terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan kelainan pada bayi.
c.
Cytomegalovirus (CMV)
Infeksi CMV ini
disebabkan oleh virus cytomegalo yang
bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Penularan CMV ini melalui
kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita CMV, hubungan seksual,
tranfusi darah, dan janin dari ibunya. CMV akan menyebabkan beberapa kelainan
seperti bayi premature, berat badan lahir rendah, mikrocepali (kepala kecil),
gejala kunig bahkan retardasi mental.
d.
Herpes
Infeksi herpes
disebabkan oleh virus. Apabila ibu yang sedang hamil terkena virus herpes, maka
akan berbahaya bagi janin karena akan mengakibatkan kelainan seperti lepuh pada
kulit, mikrosefali (kepala kecil), radang otak, radang mata, dan radang hati.
Karena itu, ibu bersiap-siap untuk melakukan operasi sesar supaya bayi tidak
terpapar virus herpes.
e.
Infeksi Menular Seksual
Infeksi yang dimaksud
adalah infeksi hepatitis B, HIV, AIDS, Gonorrhea, dan sifilis. Infeksi tersebut
ditularkan melalui hubungan seksual yang pada akhirnya berakibat buruk bagi
janin. Selain bisa menimbulkan keguguran juga salah satu infeksi di atas, lebih
baik ibu melakukan konsultasi rutin ke dokter.
9.
Hipertensi (Peningkatan Tekanan Darah)
Pada umumnya ibu hamil
akan mengalami peningkatan tekanan darah. Namun, peningkatan tekanan darah yang
tidak wajar atau melebihi 140/90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu perlu
diwaspadai sebagai munculnya hipertensi ibu hamil.
Tanda-tanda yang
menyertai hipertensi antara lain peningkatan tekanan darah yang lebih dari
biasanya, adanya pembengkakan pada kaki dan tungkai, kadar protein tinggi pada
urin, nyeri kepala, dan peningkatan berat badan yang berlebihan. Apabila
gejala-gejala tersebut dibiarkkan akan menjadi eklamsia yang sangat berbahaya
bagi keselamatan ibu dan janin.
Referensi :
Surya Gunawan. 2010. Mau Anak Laki-laki atau Perempuan? Bisa Diatur. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar