A.
Definisi
IVA adalah
pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks
dengan pemberian asam asetat. Setelah dilihat posisinya, leher rahim dipulas
dengan asam asetat 3-5%, selama 1 menit. Pemberian ini tidak menyakitkan dan
hasilnya langsung saat itu juga dapat disimpulkan Normal (Negatif), atau
Positif (ada lesi pra-kanker). (dr. Daniel, diunduh tanggal 1 Mei 2012) http://www.tanyadokteranda.com/kesehatan/2011/11/iva-tes-langsung-deteksi-kanker-serviks/
Asam asetat atau
dikenal dengan asam cuka berguna mendeteksi dini kanker serviks secara mudah
dan murah. Metode ini sudah dikenalkan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari
Jerman, tetapi baru diterapkan sekitar tahun 2005. Cara ini selain mudah dan
murah, juga memiliki keakuratan sangat tinggi dalam mendeteksi lesi atau luka
prakanker, yaitu mencapai 90 persen. Deteksi dini ini tidak harus dilakukan
oleh dokter, tetapi bisa dipraktikkan oleh tenaga terlatih seperti bidan di
puskesmas. Dan dalam waktu sekitar 60 detik sudah dapat dilihat jika ada
kelainan, yaitu munculnya plak putih pada serviks. Plak putih ini bisa
diwaspadai sebagai luka prakanker.
B.
Kelebihan
Metode Skrining IVA Test
1. Mudah,
praktis dan sangat mampu laksana
2. Butuh
bahan dan alat yang sederhana dan murah
3. Sensivitas
dan spesifikasitas cukup tinggi
4. Dapat
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan
oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua
tenaga medis terlatih
5. Alat-alat
yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksaan sangat sederhana
6. Metode
skrining IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana.
C.
Syarat
Melakukan Skrining IVA Test
1. Sudah
pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak
sedang datang bulan/haid
3. Tidak
sedang hamil
4. 24
jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
D.
Pelaksanaan
Skrining IVA Test
Untuk
melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai
berikut:
1. Ruangan
tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi
2. Meja/tempat
tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi litotomi
3. Terdapat
sumber cahaya untuk melihat serviks
4. Spekulum
vagina
5. Asam
asetat (3-5%)
6. Swab-lidi
berkapas
7. Sarung
tangan
E.
Teknik
IVA Test
Dengan spekulum
melihat serviks yang dipulas dengan asam asetat 3-5%. Pada lesi prakanker akan
menampilkan warna bercak putih yang disebut aceto white epithelum Dengan
tampilnya porsio dan bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif,
sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Andaikata penemuan tes IVA
positif oleh bidan, maka di beberapa negara bidan tersebut dapat langsung
melakukan terapi dengan cryosergury. Hal ini tentu mengandung
kelemahan-kelemahan dalam menyingkirkan lesi invasif. (Febrina, diunduh tanggal
1 Mei 2012)
http://bidanshop.blogspot.com/2010/03/iva-test.html
F.
Kategori
Pemeriksaan IVA Test
Ada beberapa
kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan
adalah:
1. IVA
negatif = Serviks normal
2. IVA
radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip
serviks)
3. IVA
positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang
menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan
ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat
atau kanker serviks in situ)
4. IVA-
Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker
serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks
bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
(Feronika,
diunduh tanggal 1 Mei 2012)
http://obgynmag.blogspot.com/2011/01/pemeriksaan-iva-test-inspeksi-visual.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar