Hormon
Pria
Testosteron
Testosterone
adalah hormon kelamin laki-laki yang disekresi oleh sel interstisial. Sel ini
terletak di dalam ruang antara tubulus-tubulus seminiferu, testis di bawah
rangsangan hormon, juga dinamakan ICSH (interstisial cel stimulating hormone)
dari hipofisis. Pengeluaran testosterone bertambah nyata pada pubertas dengan
pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya jenggot, suara lebih
berat, pembesaran genitalia.
Gonadotropin
Kelenjar
hipofise anterior menyekresi dua hormon gonadotropin, FSH dan LH. Kedua hormon
ini mempunyai peranan penting yaitu mengatur fungsi seksual pria. FSH untuk
pengaturan spermatogenensis, perubahan spermatosid primer menjadi spermatosid
sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar spermatogenesis berlangsung
sempurna. LH mengurangi sekresi testorteron kembali ke tingkat normal untuk
melindungi terhadap pembentukan testosterone yang selalu sedikit.
-
Gambar traktus reproduktif pria -
Fisiologi Reproduksi Pria
Spermatogenesis
Pada
tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran
kecil, dinamakan spermatogenia menjadi spermatosit memberlah diri membentuk dua
spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Setelah beberapa minggu
menjadi spermatozoa spermatid, pertamakali dibentuk masih mempunyai sifat umum
sel epiteloid. Kemudian sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi
spermatozoa terdiri dari kepala, leher, badan dan ekor.
Sperma
Setelah
pembentukan tubukus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam sampai
10 hari hingga mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang
mengandung hormone, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan
sperma. Sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam
epididimis.
Fungsi
testosteron pada reproduksi pria:
1. Efek
defenses testis, ini menunjukkan bahwa testosterone merupakan hal yang penting
untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan faktor keturunan.
2. Perkembangan
seksual primer dan sekunder. Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan
penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun, dan mempengaruhi
pertumbuhan sifatseksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
Setelah
terbentuk dalam tubulus eminiferus, sperma membutuhkan waktu beberapa hari
untuk melewati epididimis, bergerak dari tubulus seminiferus bagian awal
epididimis selama 18 -24 jam.
Kedua
testis dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap hari, sejumlah kecil
sperma dapat disimpan di dalam epididimis dan sebagian besar disimpan dalam vas
deferens dan ampula vas deferens. Testis dapat mempertahankan vertilitasnya
dalam duktus genitalis selama 1 bulan, dengan aktivitas seksual yang tinggi
penyimpanan hanya beberapa hari saja.\
Motilitas
dan fertilitas sperma karena gerakan flagella melalui medium cairan sperma
normal cenderung untuk bergerak lurus berputar, aktivis ini ditingkatkan dalam
medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat mematikan
sperma dengan cepat. Aktivitas sperma meningkat bersamaan dengan peningkatan
suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia hanya dapat hidup
1-2 hari.
Semen
Berasal
dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir diejakulasi. Semen berfungsi
mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra, cairan dari
vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan
prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesika seminalis membentuk kuagulum
yang lemah. Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia
pria, setelah sperma diejakulasi ke dalam semen jangka hidup maksimal sperma
hanya 24-48 jam.
Kegiatan Seksual Pria
Rangsangan
akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui daraf pudendu. Melalui
pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang
mengirim sinyal ke medulla yang meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari
struktur interna. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual
dengan secret yang menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang mukosa
uretra.
Unsur
psikis rangsangan seksual. Sesuai dengan meningkatnya kemampuas seseorang
untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/berkhayal, menyebabkan
terjadi aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran selama
mimpi terutama usia remaja.
Aksi
seksual pada medulla spinalis. Fungsi otak tidak terlalu penting karena
rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme reflex yang
sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat
dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.
Pengaturan
Fungsi Reproduksi
Pengaturan
fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormon. Pelepasan hormon gonadotropin
(GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi
LH, hormon perangsang LH, dan FSH. LH merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron
oleh testis dan FSH merangsang spermatogenesis.
Hipotalamus melepaskan GnRH yang
diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH
darah porta. Perangsangan hormone nini ditentukan oleh frekwensi dari siklus
sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti
pelepasan GNRH dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respons perubahan
jangka panjang GnRH.
Pengaturan
spermatogenesis
FSH
melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus, pengikatan ini mengakibatkan
sel tumbuh dan mensekresi berbagai unsure spermatogenik secara bersamaan. Testosteron
berdifusi ke dalam tubulus dalam ruang interstisial, mempunyai efek tropik terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan
spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH maupun testosteron,
dan testosteron dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.
Sekresi
metabolism dan sifat kimia
Sekresi
androgen dalam tubuh memiliki efek maskulinasi termasuk testosteron. Aktivitas maskulinasi
dari semua hormon sangat sedikit, kurang dari 5% dari seluruh aktivitas tubuh
pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah senyawa steroid untuk testosterone dan
dihidrotestosteron yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari asetil
ko-enzim A.
Metabolisme testosteron setelah
disekresi oleh testes kira-kira 97% testosteron menjadi lemah ikatannya dengan
albumin plasma atau lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin
pengikat hormon kelamin dan bersirkulasi dengan darah. Sebagian besar testosteron
yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel menjadi dihidrotestosteron dalam
organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam genitalia
eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen pada pria di samping testosteron
dan estrogen juga estrogen ditemukan dalam urin pria. Jumlah estrogen dalam
cairan tubulus seminiferus cukup tinggi memainkan peranannya dalam
spermatogenesis.
Reproduksi
Reproduksi
merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus yaitu
testis menghasilkan spermatozoid (sel kelaminlaki-laki) dan ovarium menghasilkan
sel kelamin perempuan (ovum). Organ-organ ini menghasilkan hormone yang
memengaruhi sifat kelamin laki-laki dan kelamin perempuan. Produksi hormone ini
dikendalikan oleh gonadotropik dari kelenjar hipofise.
Penentuan jenis kelamin tergantung
dari kromosom kelamin yang jumlah normalnya pada manusia 44+2 kelamin menjadi
46. Dua kromosom kelamin yaitu kromosom X dan Y. jenis kelamin ditentukan oleh
ayah anak, 44 kromosom + X dari ayah dan XX dari ibu maka anak lahir perempuan,
tetapi kalau 44 + XY akan lahir anak laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar