Senin, 15 April 2013

HORMON PRIA



Hormon Pria
Testosteron
Testosterone adalah hormon kelamin laki-laki yang disekresi oleh sel interstisial. Sel ini terletak di dalam ruang antara tubulus-tubulus seminiferu, testis di bawah rangsangan hormon, juga dinamakan ICSH (interstisial cel stimulating hormone) dari hipofisis. Pengeluaran testosterone bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya jenggot, suara lebih berat, pembesaran genitalia.
Gonadotropin
Kelenjar hipofise anterior menyekresi dua hormon gonadotropin, FSH dan LH. Kedua hormon ini mempunyai peranan penting yaitu mengatur fungsi seksual pria. FSH untuk pengaturan spermatogenensis, perubahan spermatosid primer menjadi spermatosid sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar spermatogenesis berlangsung sempurna. LH mengurangi sekresi testorteron kembali ke tingkat normal untuk melindungi terhadap pembentukan testosterone yang selalu sedikit. 


-          Gambar traktus reproduktif pria -
Fisiologi Reproduksi Pria
Spermatogenesis
Pada tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil, dinamakan spermatogenia menjadi spermatosit memberlah diri membentuk dua spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa spermatid, pertamakali dibentuk masih mempunyai sifat umum sel epiteloid. Kemudian sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi spermatozoa terdiri dari kepala, leher, badan dan ekor.

Sperma
Setelah pembentukan tubukus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses pematangan. Epididimis menyekresi cairan yang mengandung hormone, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma. Sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.

Fungsi testosteron pada reproduksi pria:
1.  Efek defenses testis, ini menunjukkan bahwa testosterone merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan faktor keturunan.
2.      Perkembangan seksual primer dan sekunder. Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun, dan mempengaruhi pertumbuhan sifatseksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
Setelah terbentuk dalam tubulus eminiferus, sperma membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati epididimis, bergerak dari tubulus seminiferus bagian awal epididimis selama 18 -24 jam.
Kedua testis dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap hari, sejumlah kecil sperma dapat disimpan di dalam epididimis dan sebagian besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens. Testis dapat mempertahankan vertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1 bulan, dengan aktivitas seksual yang tinggi penyimpanan hanya beberapa hari saja.\
Motilitas dan fertilitas sperma karena gerakan flagella melalui medium cairan sperma normal cenderung untuk bergerak lurus berputar, aktivis ini ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam dapat mematikan sperma dengan cepat. Aktivitas sperma meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia hanya dapat hidup 1-2 hari.

Semen
Berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir diejakulasi. Semen berfungsi mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra, cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesika seminalis membentuk kuagulum yang lemah. Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus genitalia pria, setelah sperma diejakulasi ke dalam semen jangka hidup maksimal sperma hanya 24-48 jam.

Kegiatan Seksual Pria
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui daraf pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang mengirim sinyal ke medulla yang meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari struktur interna. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan secret yang menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang mukosa uretra.
            Unsur psikis rangsangan seksual. Sesuai dengan meningkatnya kemampuas seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/berkhayal, menyebabkan terjadi aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran selama mimpi terutama usia remaja.
            Aksi seksual pada medulla spinalis. Fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme reflex yang sudah terintegrasi pada medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.
           
Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari sekresi hormon. Pelepasan hormon gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi LH, hormon perangsang LH, dan FSH. LH merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan FSH merangsang spermatogenesis.
            Hipotalamus melepaskan GnRH yang diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah porta. Perangsangan hormone nini ditentukan oleh frekwensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GNRH dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respons perubahan jangka panjang GnRH.

Pengaturan spermatogenesis
FSH melekat pada sel-sel dalam tubulus seminiferus, pengikatan ini mengakibatkan sel tumbuh dan mensekresi berbagai unsure spermatogenik secara bersamaan. Testosteron berdifusi ke dalam tubulus dalam ruang interstisial, mempunyai efek  tropik terhadap spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis. Untuk membangkitkan spermatogenesis dibutuhkan FSH maupun testosteron, dan testosteron dapat mempertahankan spermatogenesis untuk waktu yang lama.

Sekresi metabolism dan sifat kimia
Sekresi androgen dalam tubuh memiliki efek maskulinasi termasuk testosteron. Aktivitas maskulinasi dari semua hormon sangat sedikit, kurang dari 5% dari seluruh aktivitas tubuh pria dewasa. Sifat kimia androgen adalah senyawa steroid untuk testosterone dan dihidrotestosteron yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari asetil ko-enzim A.
            Metabolisme testosteron setelah disekresi oleh testes kira-kira 97% testosteron menjadi lemah ikatannya dengan albumin plasma atau lebih kuat berikatan dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormon kelamin dan bersirkulasi dengan darah. Sebagian besar testosteron yang terikat ke jaringan diubah dalam sel-sel menjadi dihidrotestosteron dalam organ khusus seperti kelenjar prostat pada pria dewasa dan dalam genitalia eksterna pada janin laki-laki. Pembentukan estrogen pada pria di samping testosteron dan estrogen juga estrogen ditemukan dalam urin pria. Jumlah estrogen dalam cairan tubulus seminiferus cukup tinggi memainkan peranannya dalam spermatogenesis.

Reproduksi
Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus yaitu testis menghasilkan spermatozoid (sel kelaminlaki-laki) dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan (ovum). Organ-organ ini menghasilkan hormone yang memengaruhi sifat kelamin laki-laki dan kelamin perempuan. Produksi hormone ini dikendalikan oleh gonadotropik dari kelenjar hipofise.
            Penentuan jenis kelamin tergantung dari kromosom kelamin yang jumlah normalnya pada manusia 44+2 kelamin menjadi 46. Dua kromosom kelamin yaitu kromosom X dan Y. jenis kelamin ditentukan oleh ayah anak, 44 kromosom + X dari ayah dan XX dari ibu maka anak lahir perempuan, tetapi kalau 44 + XY akan lahir anak laki-laki.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...