Rabu, 10 April 2013

KELENJAR MAMAE



Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Buah dada terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat putting susu yang dikelillingi oleh areola mamae yang berwarna cokelat. Dekat dasar putting terdapat kelenjar Montgomeri yang mengeluarkan zat lemak supaya putting tetap lemas. Putting mempunyai lobang ± 15-20 untuk tempat saluran kelenjar susu





-gambar struktur kelenjar mamae-

            Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu). Saluran limfe sebagai pleksusu halus dalam ruang interlobular jaringan kelenjar bergabung membentuk saluran lebih besar.
            Pada perempuan, perubahan dan perkembangan buah dada terjadi setelah masa remaja atau pubertas karena terdapat penambahan jaringan kelenjar. Seorang wanita mulai menstruasi pertama terjadi sedikit pembesaran buah dada disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan ovarium, lama-kelamaan buah dada berkembang penuh dan penimbunan lemak menimbulkan pembesaran yang tetap. Pada masa menopause, lama-kelamaan ovarium berhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengerut.
Laktasi (pengeluaran air susu) terbagi dalam tahap :
1.      Sekresi air susu. Pada kehamilan minggu ke-16 mulai terjadi sekresi cairan bening dalam salran kelenjar buah dada, yang disebut kolostrum yang kaya protein. Setelah bayi lahir, pengeluaran kolostrum air susu dirangsang oleh hormone prolaktin.
2.      Pengeluaran air susu. Air susu mendapat rangsangan dari bayi supaya keluar secara normal bergantung pada isapan bayi, mekanisme dalam buah dada berkontraksi memeras air susu keluar dari alveoli masuk dalam saluran air susu.
Pada wanita kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas (adolesens) pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar sebelah lateral linea axilaris anterior/media sebelah cranial ruang interkostalis III dan sebelah kaudal ruang interkostalis VII-VIII. Kelenjar mamae terdapat di atas bagian luar fasia torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis kea rah lateral sampai ke linea axilaris media. Medial melewati linea media mencapai kelenjar mamae dari sisi yang lain, kea rah bawah mencapai aksila (lipatan ketiak).
Kelenjar mamae menyebar di sekitar areola mamae dan mempunyai luas antara 15-24. Tiap lobus berbentuk pyramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri dari jaringan fibrosa yang padat, serat jaringan fibrosa yang terbentang dari kulit ke fasia pektoralis yang menyebar diantara jaringan kelenjar. Tiap lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar yang disebut ductus lactiverus yang bermuara ke papilla mamae, pada daerah areola mamae ductus lactiverus melebar disebut sinus lactiverus. Di daerah terminalis lumen sinus ini mengecil dan bercabang-cabang ke alveoli. Diantara jaringan kelenjar dan jaringan fibrosa ruangannya diisi oleh jaringan lemak yang membentuk postur dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata. Bagian dalam kelenjar mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari fasia dan kedudukan mamae mudah bergeser.
Pembuluh darah mamae berasal dari a. mamaria interna dan arteri toracalis lateralis. Vena superfifialis mamae mempunyai banyak anastomosa bermuara ke V. mamaria interna dan vena toracalis lateralis. Pembuluh limfe mamae meliputi :
1.      Aliran limfe superfisialis, 75% mengalir ke saluran toracalis lateralis berjalan bersama arteri dan vena di lateral M. pectoralis mayor dan bermuara di N. XI axilaris dan Nn. Supraclavicularis.
2.      Aliran limfe profunda mengalir ke dinding torak menembus M. pectoralis mayor bermuara ke N. XI pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
3.      Bagian medial aliran limfe subkutan berhubungan antara kedua mamae bermuara ke N. XI supraklavikularis.
Dua faktor yang diatur oleh jormonn dalam proses laktasi:
1.      Produksi air susu (prolaktin). Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakam suatu hormone yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior yang penting untuk memproduksi air susu ibu. Kadar hormone ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan. Kerja hormon ini dihambat oleh plasenta, dengan lepasnya plasenta pada proses kehamilan maka kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur turun sampai pada tingkat terendah dan diaktifkannya prolaktin. Kenaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara dapat mensekresi bahan penting untuk pembentukkan air susu, globulin, lemak dan molekul-molekul protein yang akan membengkakan acini dan mendorong menuju tubuli laktiverus. Kenaikan kadar protein akan menghambat ovulasi sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar prolaktin paling tinggi pada malam hari.
2.      Pengeluaran air susu (oksitosin). Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke papilla mamae:
a.       Tekanan dari belakang. Tekanan glanduli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktiverus dan isapan bayi akan memacu  sekresi air susu lebih banyak.
b.      Reflek neurohormonal. Gerakan mengisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung dari reflex ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitaria posterior, disekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam vasa laktiver dengan demikian lebih banyak air susu mengalir ke dalam ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit (mis. Jahitan pada perineum), sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi  dan membantu involusi (kemunduran) uterus selama puerperium (nifas).
Perkembangan payudara distimulasi oleh estrogen yang merangsang pertumbuhan kelenjar mamaria ditambah dengan deposit lemak untuk memberikan massa pada kelenjar payudara. Pertumbuhan jauh lebih besar terjadi selama masa kehamilan dan jaringan kelenjar hanya berkembang sempurna untuk pembentukan air susu. Selama kehamilan estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga duktus payudara tumbuh dan berkembang, hormone prolaktin, glukokortikoid adrenal dan insulin berperan dalam metabolism protein dalam perkembangan payudara.
Pengaruh estrogen dan progesterone mencegah kelenjar air susu meningkatkan sekresi air susu dan konsentrasi prolaktin yang sangat tinggi pada akhir kehamilan. Cairan yang disekresi beberapa hari terakhir atau minggu sebelum kelahiran disebut kolostrum. Kolostrum ini mengandung protein dan lactose dalam konsentrasi yang sama seperti air susu tetapi hampir tidak mengandung lemak. Setelah bayi dilahirkan, hilangnya sekresi estrogen dan progesterone oleh plasenta memungkinkan laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofise yang berperan untuk memproduksi air susu dalam jumlah besar sebagai pengganti kolostrum. Lonjakan sekresi mempertahankan kelenjar mamaria agar mensekresi air susu ke dalam alveoli untuk periode laktasi berikutnya. Produksi air susu dapat berlangsung terus menerus selama anak masih mengisap walaupun kecepatan pembentukan air susu berkurang.

Referensi :
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...