Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada
wanita dan mengeluarkan air susu. Buah dada terletak dalam fasia superfisialis
di daerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh.
Bagian tengah terdapat putting susu yang dikelillingi oleh areola mamae yang
berwarna cokelat. Dekat dasar putting terdapat kelenjar Montgomeri yang
mengeluarkan zat lemak supaya putting tetap lemas. Putting mempunyai lobang ±
15-20 untuk tempat saluran kelenjar susu
-gambar
struktur kelenjar mamae-
Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu
(jaringan alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh
jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus
laktiferus (saluran air susu). Saluran limfe sebagai pleksusu halus dalam ruang
interlobular jaringan kelenjar bergabung membentuk saluran lebih besar.
Pada perempuan, perubahan dan perkembangan buah dada
terjadi setelah masa remaja atau pubertas karena terdapat penambahan jaringan
kelenjar. Seorang wanita mulai menstruasi pertama terjadi sedikit pembesaran
buah dada disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan
ovarium, lama-kelamaan buah dada berkembang penuh dan penimbunan lemak
menimbulkan pembesaran yang tetap. Pada masa menopause, lama-kelamaan ovarium
berhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengerut.
Laktasi
(pengeluaran
air susu) terbagi dalam tahap :
1. Sekresi
air susu. Pada kehamilan minggu ke-16 mulai terjadi sekresi cairan bening dalam
salran kelenjar buah dada, yang disebut kolostrum yang kaya protein. Setelah
bayi lahir, pengeluaran kolostrum air susu dirangsang oleh hormone prolaktin.
2. Pengeluaran
air susu. Air susu mendapat rangsangan dari bayi supaya keluar secara normal
bergantung pada isapan bayi, mekanisme dalam buah dada berkontraksi memeras air
susu keluar dari alveoli masuk dalam saluran air susu.
Pada
wanita kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa pubertas (adolesens)
pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar sebelah lateral
linea axilaris anterior/media sebelah cranial ruang interkostalis III dan
sebelah kaudal ruang interkostalis VII-VIII. Kelenjar mamae terdapat di atas
bagian luar fasia torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak subkutis kea
rah lateral sampai ke linea axilaris media. Medial melewati linea media
mencapai kelenjar mamae dari sisi yang lain, kea rah bawah mencapai aksila
(lipatan ketiak).
Kelenjar
mamae menyebar di sekitar areola mamae dan mempunyai luas antara 15-24. Tiap
lobus berbentuk pyramid dengan puncak mengarah ke areola mamae. Masing-masing
lobus dibatasi oleh septum yang terdiri dari jaringan fibrosa yang padat, serat
jaringan fibrosa yang terbentang dari kulit ke fasia pektoralis yang menyebar
diantara jaringan kelenjar. Tiap lobus kelenjar mamae mempunyai saluran keluar
yang disebut ductus lactiverus yang bermuara ke papilla mamae, pada daerah
areola mamae ductus lactiverus melebar disebut sinus lactiverus. Di daerah
terminalis lumen sinus ini mengecil dan bercabang-cabang ke alveoli. Diantara
jaringan kelenjar dan jaringan fibrosa ruangannya diisi oleh jaringan lemak
yang membentuk postur dari mamae sehingga permukaan mamae terlihat rata. Bagian
dalam kelenjar mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari fasia dan kedudukan
mamae mudah bergeser.
Pembuluh
darah mamae berasal dari a. mamaria interna dan arteri toracalis lateralis.
Vena superfifialis mamae mempunyai banyak anastomosa bermuara ke V. mamaria
interna dan vena toracalis lateralis. Pembuluh limfe mamae meliputi :
1. Aliran
limfe superfisialis, 75% mengalir ke saluran toracalis lateralis berjalan
bersama arteri dan vena di lateral M. pectoralis mayor dan bermuara di N. XI axilaris
dan Nn. Supraclavicularis.
2. Aliran
limfe profunda mengalir ke dinding torak menembus M. pectoralis mayor bermuara
ke N. XI pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
3. Bagian
medial aliran limfe subkutan berhubungan antara kedua mamae bermuara ke N. XI
supraklavikularis.
Dua faktor yang diatur
oleh jormonn dalam proses laktasi:
1. Produksi
air susu (prolaktin). Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakam suatu
hormone yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior yang penting untuk
memproduksi air susu ibu. Kadar hormone ini di dalam sirkulasi maternal
meningkat selama kehamilan. Kerja hormon ini dihambat oleh plasenta, dengan
lepasnya plasenta pada proses kehamilan maka kadar estrogen dan progesterone
berangsur-angsur turun sampai pada tingkat terendah dan diaktifkannya
prolaktin. Kenaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara dapat mensekresi
bahan penting untuk pembentukkan air susu, globulin, lemak dan molekul-molekul
protein yang akan membengkakan acini dan mendorong menuju tubuli laktiverus.
Kenaikan kadar protein akan menghambat ovulasi sehingga mempunyai fungsi
kontrasepsi dan kadar prolaktin paling tinggi pada malam hari.
2. Pengeluaran
air susu (oksitosin). Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari
sel-sel sekretorik ke papilla mamae:
a.
Tekanan dari belakang. Tekanan glanduli
yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli yang baru terbentuk di
dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktiverus dan isapan
bayi akan memacu sekresi air susu lebih
banyak.
b.
Reflek neurohormonal. Gerakan mengisap
bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula
pituitary posterior. Akibat langsung dari reflex ini adalah dikeluarkannya
oksitosin dari pituitaria posterior, disekitar alveoli akan berkontraksi
mendorong air susu masuk ke dalam vasa laktiver dengan demikian lebih banyak
air susu mengalir ke dalam ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya
rasa sakit (mis. Jahitan pada perineum), sekresi oksitosin juga akan
menyebabkan otot uterus berkontraksi dan
membantu involusi (kemunduran) uterus selama puerperium (nifas).
Perkembangan
payudara distimulasi oleh estrogen yang merangsang pertumbuhan kelenjar mamaria
ditambah dengan deposit lemak untuk memberikan massa pada kelenjar payudara. Pertumbuhan
jauh lebih besar terjadi selama masa kehamilan dan jaringan kelenjar hanya
berkembang sempurna untuk pembentukan air susu. Selama kehamilan estrogen
disekresikan oleh plasenta sehingga duktus payudara tumbuh dan berkembang, hormone
prolaktin, glukokortikoid adrenal dan insulin berperan dalam metabolism protein
dalam perkembangan payudara.
Pengaruh
estrogen dan progesterone mencegah kelenjar air susu meningkatkan sekresi air
susu dan konsentrasi prolaktin yang sangat tinggi pada akhir kehamilan. Cairan yang
disekresi beberapa hari terakhir atau minggu sebelum kelahiran disebut
kolostrum. Kolostrum ini mengandung protein dan lactose dalam konsentrasi yang
sama seperti air susu tetapi hampir tidak mengandung lemak. Setelah bayi
dilahirkan, hilangnya sekresi estrogen dan progesterone oleh plasenta
memungkinkan laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofise yang berperan untuk
memproduksi air susu dalam jumlah besar sebagai pengganti kolostrum. Lonjakan sekresi
mempertahankan kelenjar mamaria agar mensekresi air susu ke dalam alveoli untuk
periode laktasi berikutnya. Produksi air susu dapat berlangsung terus menerus
selama anak masih mengisap walaupun kecepatan pembentukan air susu berkurang.
Referensi :
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar