A. Kehamilan
1. Definisi
kehamilan
Masa
kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama di mulai
dari konsepsi sampai 3 bulan trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Saifuddin, 2006 : 89)
Kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :
a.
Trimester
pertama dari 0 sampai 12 minggu
b.
Trimester
kedua dari kehamilan 13 minggu sampai 28 minggu
c.
Trimester
ketiga dari kehamilan 29 minggu sampai 24 minggu
2. Perubahan
fisiologis kehamilan
a. Perubahan
sistem reproduksi
1)
Uterus
Pada masa kehamilan uterus akan bertambah besar
dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan
tebal 22 cm.(Sulaiman, 1983:140 )
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrophy (peningkatan
ukuran sel) dari otot-otot rahim , tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga
sel-sel otot yang baru. Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut
pertumbuhan aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan
pengaruh hormone estrogen pada otot rahim. (Sulaiman, 1983:140.
Mulai dari sekarang pertumbuhan rahim , diregang oleh
isinya, mka disebut pertumbuhan pasif. Karena regangan ini dinding rahim
menjadi tipis, karena regangan ini juga isthimus uteri berangsur tertarik
keatas dan menjadi bagian terbawah dinding rahim yang dikenal segmen bawah
rahim (SBR). (Sulaiman,
1983:140)
Selama bulan-bulan pertama kehamilan , terjadi
peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh limfe uterus. Akibatnya
terjadi vaskularisasi, kongesti, dan oedema. Ketiga hal ini
kemungkinan besar menyebabkan pelunakan uterus secraa keseluruhan dan bila
dikombinasi dengan hipertropy kelenjar serviks, menyebabkan
munculnya tanda Chadwick, goodell, dan hegar. Tanda chadwick merupakan warna kebiruan atau keunguan pada vulva
dan mukosa vagina, termasuk lubang vagina pada serviks. Tanda goodell
adalah pelunakan serviks yang
tadinya sekeras ujung hidung umum dan pada kondisi tidak hamil. Tanda hegar merupakan kondisi isthimus menjadi lunak dan
mudah tertekan. Ketiga tanda ini terdapat pada usia kehamilan sekitar enam
minggu. (Varney,
2007:495-496)
Pada awal kehamialn pembesaran uterus tidak rata, uterus
lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi
plasenta yang disebut dengan tanda piskacek.(Sulaiman, 1983:142)
Pembesaran uterus turut menyebabkan munculnya dua tanda
kehamilan lain pada ibu. Tanda yang pertama adalah Braxton hicks, yakni
peregangan sel-sel otot uterus. Peningkatan konsentrasi aktomiosin pada sel-sel
otot juga diduga disebabkan kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton hikcs
merupakan kontraksi uterus yang yang tidak seirama, sporadis dan menimbulkan
nyeri. Kontraksi ini dimulai pada minggu ke enam kehamilan dan berlangsung
hingga trimester ke dua dan selama pemeriksaan abdomen pada trimester ke tiga.
Kontraksi ini kan mengalami peningktan frekuensi, durasi, intensitas dan mulai
mencapai ritme dan keteraturan mendekati persalianan. (Varney, 2007:496)
2)
Ovarium
Pada
permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta pada kira – kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditatis berdiameterkira – kira 3 cm. Kemudian ia mengecil setelah
pasenta mulai terbentuk. Plasenta juga mengambil alih fungsi korpus luteum
untuk mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone. Terakhir
ditemukan pada awal ovulasi hormone relaxin, suatu immunoreactive inhibilin
dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal
dapat ditentukan dan meningkat pada trimester pertama. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
(Hanifa, 2006:95)
3)
Tuba fallopii
Muskulatur
tuba fallopii mengalami sedikit hipertropi selama kehamilan. Epitelium
mukosa tuba menjadi gepeng selama kehamilan, dibanding pada keadaan tidak
hamil. Sel – sel desidua dapat berkembang didalam stroma endosalping,
tetapi suatu membrane desidua kontinue tidak terbentuk. (Sulaiman.
1983:36)
4)
Perubahan vagina (liang
senggama) dan perineum
Dinding vagina mengalami perubahan mencolok yang tampaknya
dilakukan untuk mempersiapkan diri terhadap distensi yang terjadi pada
persalinan.
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru –
biruan. yang disebut dengan tanda Chadwicks
(Varney, 2006:497).
b.
Perubahan
payudara
Adanya peningkatan supley darah di bawah
pengaruh aktivitas hormone, jaringan glandular dari payudara membesar.
Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan penting
dalam perkembangan ini. Prolaktin merangsang produksi produksi kolostrum dan
air susu ibu. (Salmah, 2006:66)
c. Perubahan pada sistem kardiovaskuler
1) Jantung
Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot
jantung mengalami hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur
pembesaran jantung, pembesaran uterus menekan jantung keatas dan ke kiri.
Selama hamil kecepatan darah meningkat (jumlah darah yang dialirkan oleh
jantung dalam setiap denyutnya). Denyut jantung meningkat dengan cepat setelah
usia kehamilan 4 minggu. Sementara tekanan sistolik hampir konstan, tekanan
diastolik menurun drastis pada trimester I, mencapai yang terendah pada usia
kehamilan 16-20 minggu ( Salmah, 2006:50)
2)
Volume
darah
Volume darah ibu meningkat sekitar 30 – 50 % pada
kehamilan tunggal dan 50 % pada kehamilan kembar. Volume darah total merupakan
kombinasi volume plasma yang meningkat 75 % dari volume sel darah merah yang
juga meningkat 33 % dari nilai sebelum hamil. Semua ini menyebabkan hemodelusi
, yang terlihat pada kadar hematokrit yang rendah , yang dikenal dengan
anemia fisiologis pada kehamilan dan
sering terjadi pada usia kehamilan 24 – 32 minggu. Peningkatan volume
darah total dimulai pada awal trimester pertama, yang kemudian meningkat pesat
hingga menjelang minggu ke-32. Setelah itu volume darah menjadi relative stabil
meski eritrosit tetap meningkat (Varney, 2007:498).
Batas-batas
fisiologisnya adalah :
·
Hb : 10 gr %
·
Eritrosit : 3,5 juta/mm3
·
Leukosit : 8000-1000/mm3
Jadi jumlah leukosit naik secara fisiologis. Dalam
kehamilan jumlah leukosit yang lebih dari 12000/mm3 baru menunjukan
adanya infeksi. Jantung lebih berat bebannya dalam kehamilan disebabkan
penambahan volume darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan
adanya plasenta. (Sulaiman, 1983:148).
Postur dan posisi tubuh pada wanita hamil mempengaruhi
distribusi cairan dan tekanan arteri sekaligus tekanan vena. Penurunan volume
darah terjadi setelah berada pada posisi berbaring selama satu jam atau lebih.
Pada waktu bersamaan, tekanan vena femoralis meningkat secara bertahap. Tekanan
mekanis uterus wanita hamil pada vena panggul dan vena kava inferior
mengahmbat aliran darah balik dari kaki dan panggul sehingga dapt menyebabkan
peningkatan tekanan darah vena, peningkatan drastis tekanan hidrostatik pada
sirkulasi micros selanjutnya kebocoran cairan dari pembuluh darah ke dalam usus
halus, dan akibatnya terjadi oedema pada kaki dan mata kaki. Tekanan mekanis
ini juga turut mengakibatkan varises pada vulva dan kaki serta
menimbulkan haemoroid dan menjadi faktor predisposisi thrombosis vena
dalam. Posisi rekumben lateral dapat membebaskan tekanan mekanis pada uterus
wanita hamil, meningkatkan aliran darah dari ekstremitas bagian bawah, dan
menurunkan tekanan vena femoral. ( Varney, 2007:498 ).
d. Perubahan
sistem pencernaan
Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga
gusi menjadii rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Saliva
menjadi lebih asam tetapi jumlahnya tidak meningkat.
Tonus pada sfingter esophagus bagian bawah melemah
dibawah pengaruh progesterone, yang menyebabkan relaksasi otot polos.
Pergeseran diafragma dan penekanan akibat pembesran uterus yang
diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter, mengakibatkan refluks dan
nyeri ulu hati.kerja progesterone pada otot – otot polos menyebabkan
lambung hipotonus yang disertai penurunan motilitas dan waktu pengosongan yang
memanjang.
Efek progestreron pada usus halus adalah
memperpanjang lama absorpsi nutrient, mineral dan obat – obatan. Efek progesterone
pada usus besar menyebabkan konstipasi karena pada waktu transit yang melambat
membuat air semakin banyak diabsorpsi & menyebabkan peningkatan flatulen
karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Dibawah pengaruh estrogen
pada kandung empedu, dapat terjadi statis garam – garaman empedu (kolestasis
pada kehamilan ) yang menyebabkan pruritus & ikterus. (
Varney, 2007:501).
e. Perubahan
sistem pernafasan
Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi system respirasi
dibandingkan dengan system kardiovaskuler. Tetapi perubahan yang terjadi
menyebabkan ketidaknyamanan dan keadaan yang tidak menyenagkan pada kehamilan
dan penyakit system respirasi biasa menjadi lebih parah karena kehamilan.
(Salmah, 2006:53)
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai
turun kebawah pintu atas panggul., keluhan sering kencing akan timbul lagi
karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan
kiri membesar karena pengaruh progesteron.
(salmah, 2006:97)
f. Perubahan sistem gastrointestinal
Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang pada
saat hamil, kemungkinan ada efek estrogen yang mengarah pada perdarahan
karena trauma atau karena sakit gigi. Tujuh puluh persen wanita hamil mengalami
komplikasi mual dan muntah. Hal ini biasanya dimulai pada kehamilan 4-8 minggu
dan terus berlanjut sampai dengan 14 – 16 minggu. Relaksasi otot polos perut dan hipomotilitas karena
peningkatan esterogen atau HCG dapat menyebabkan hal tersebut.
(Salmah, 2006: 56)
g. Perubahan kulit
Dari akhir bulan ke dua sampai dengan aterm,
terjadi peningkatan. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh malanophore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone
yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Daerah yang sering
terdapat pigmentasi yang sama, juga di aerola mamma. Linea alba pada
kehamilan menjadi hitam, karena sebagai linea nigra. Tidak jarang
dijumpai kulit perut, warnanya agak hiperemik dan kebiru- biruan,
disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah
warnanya menjadi putih dan disebut striae albikan. (Salmah, 2006: 65)
h. Perubahan metabolisme
Metabolesme basal naik sebesar 15% sampai 20%
dari semula, terutama pada trimester ketiga., hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan
janin., dalam makanan diperlukan protein tingi sekitar 0,5 gr/kg BB, kebutuhan
kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. kebutuhan zat mineral untuk
ibu hamil: 1) kalsium 1,5 grm setiap hari, 2) zat besi, 800 mgr atau 30 sampai
50 mgr sehari, 3) ibu hamil membutuhkan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air. Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 Kg selama
kehamilan, atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 Kg/minggu. Pertambahan
berat badan ini dapat terjadi sebagai berikut:
Tabel 2.1
Sumber pertambahan berat badan
No
|
Sumber
|
Berat
|
1
|
Janin
|
3 – 3,5 kg
|
2
|
Plasenta
|
0,5 kg
|
3
|
Air ketuban
|
1 kg
|
4
|
Rahim
|
1 kg
|
5
|
Timbunan lemak
|
1,5 kg
|
6
|
Timbunan protein
|
2 kg
|
7
|
Retensi air – garam
|
1,5 kg
|
(Saifuddin, 2006:99)
i. Perubahan musculoskeletal
Estrogen dan
relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligament pelvic
pada akhir kehamilan, pada saat kelahiran Simfisis pubis melebar sampai
4 mm pada usia gestasi 32 minggu. Meningkatnya pergerakan pelvic menyebabkan
pergerakan pada vagina dan hal ini menyebabkan sakit punggung dan ligament
pada hamil tua.
j. Sistem endokrin
1) Hormon plasenta
Sekresi hormon
plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara
langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat
dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya
plasma yang mengandung hormone – hormone ini akan meningkat jumlahnya.
2) Kelenjar hipofisis
Kelenjar
hipofisis anterior meningkat sampai 30-50% yang menyebabkan wanita hamil
menderita pusing. Efek meningkatnya reaksi prolaktin adalah ditekanya produksi
estrogen dan progesterone pada masa kehamilan.
3) Kelenjar tiroid
Dalam kehamilan, normalnya ukuran kelenjar
tiroid akan mengalami pembesaran kira – kira 13% karena adanya hyperplasia dari
jaringan glandula dan peningkatan vaskularitas.
4) Kelenjar adrenal
Karena dirangsang oleh hormone estrogen,
kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid,
termasuk ACTH dan hal ini terjadi dari umur 12 minggu sampai masa aterm. (Salmah,
2006:66)
3. Perubahan psikologis kehamilan
a. Trimester pertama
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari
tanda-tanda lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan
terjadi pada tunbuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya
masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu mungkin diberitahukan
kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada
trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun bebrapa wanita mengalami
kegairahan seks yang lebih tinggi, kebanyakkan mereka mengalami penurunan
libido selama periode ini, keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa
kebutuhan untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai, namun tampa seks.
Libido sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses
kehamilan pada trimester pertama.
b. Trimester
kedua
Trimester kedua biasanya adalah ibu merasa sehat. Tubuh
ibu terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil pun sudah berkurang, perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban. Pada trimester ini pula dapat dirasakan gerakan
bayinya. Dan ibu mulai merasakan bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya
sendiri.
c. Trimester
ketiga
Trimester ketiga ini sering kali disebut periode menunggu
dan waspada. Sebab pada trimester ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Triemster ketiga adalah persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua, keluarga mungkin menduga- duga apakah bayinya laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. ( Varney, 2006 : 501-504 ).
4. Tanda-tanda
kehamilan
a. Tanda
tidak pasti kehamilan
1)
Amenorea
2)
Nausea (enek) dan muntah
3)
Mengidam
(menginginkan makanan atau minuman tertentu)
4)
Pingsan
5)
Mammae
menjadi tegang dan membesar
6)
Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
7)
Sering
kencing
8)
Obstipasi
9)
Pigmentasi
kulit
10) Varises
b. Tanda
kemungkinan kehamilan
1)
Tanda
Hegar adalah hipertrofi ishmus akibat
menjadi panjang dan lunak
2)
Tanda
Chadwick adalah vagina dan vulva
merah agak kebiruan (livide).
3)
Tanda
Piscaseck adalag uterus membesar ke
salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pemebesaran tersebut.
4)
Tanda
Braxton- Hicks, bila uterus
dirangsanng mudah berkontraksi. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak
ada kehamilan misalnya pada mioma uteri.
5)
Suhu
basal yang sudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC sampai
37,8oC adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
6)
Cara
khas yang dipakai untuk menentukan adanya human
chorionic gonadothropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama di
pagi hari.
c. Tanda
pasti kehamilan
1)
Dapat
diraba dan kemudian dikenal bagian –bagian janin
2)
Dapat
dicatat dan didengar bunyi jantung janin beberapa cara
3)
Dapat
dirasakan gerakan janin dan ballottement
4)
Pada
pemeriksaan dengan sinar rontgen tanpak kerangka janin
5)
Dengan
ultrasonografi (scanning) dapat
diketahui ukuran kantong janin, panjang janin (crown - rump)
(kusmiyati,
dkk, 2008: 93-98)
5. Tanda bahaya kehamilan
a. Tanda bahaya kehamila secara umum
1) Perdarahan yang keluar dari jalan lahir
a) Abortus
Abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun
sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan. Bila abortus
terjadi secara spontan dikenal dengan sebutan keguguran. Ada beberapa bentuk
abortus yang perlu diwaspadai yaitu abortus iminens yang ditandai dengan
perdarahan pervagina, ada atau tidak disertai mules, masih ada tanda-tanda
kehamilan; abortus adalah perdarahan dari uterus yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 28 minggu dengan dilatasi serviks yang meningkat dengan hail konsepsi
masih dalam uterus, ditandai adanya perdarahan pervagina, mules, tanda
kehamilan positif; abortus inkomplitus yaitu pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan kurang dari 28 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus, ditandai dengan rasa nyeri, perdarahan pervagina banyak, tanda
syok.
b) Plasenta
previa
Plasenta previa adalah keadaan ketika plasenta terletak
ditempat yang tidak normal yakni di segmen bawah uterus sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa terdiri dari:
·
Plasenta
previa totalis, jika plasenta menutupi seluruh permukaan.
·
Plasenta
previa lateralis, jika plasenta menutupi sebagian dari pembukaan.
·
Plasenta
previa marginalis, jika tepi plasenta mencapai pembukaan.
·
Plasenta
letak rendah, jika plasenta berada pada segmen bawah uterus, tetapi tidak
mencapai jalan lahir.
Penyebab plasenta previa adalah terjadinya pertumbuhan
plasenta di segmen bawah uterus yang tidak selalu dapat diterangkan dengan
jelas, sehingga penyebab yang pasti tidak dapat ditentukan. Beberapa hal
dianggap faktor predisposisi antara lain paritas tinggi dan usia. Gejalanya
meliputi perdarahan yang timbul tanpa mules atau nyeri dan darah yang keluar
berwarna merah segar.
c) Solusio
plasenta
Solusio plasenta adalah peristiwa terlepasnya plasenta
dari tempatnya yang normal sebelum anak lahir. Sebab terjadinya solusio
plasenta antara lain trauma, tali pusat pendek, hipertensi menahun, umur yang
telah tua dan multi paritas tinggi. Gejala solusio plasenta:
·
Penderita
mengeluh sakit perut terus menerus
·
Terjadi
perdarahan pervaginam yang berwarna kehitaman, kadang-kadang jumlah darah yang
keluar tidak sesuai dengan keadaan umur pasien.
·
Pada
palpasi uterus tegang dan bagian anak sulit diraba.
·
Pucat,
sesak nafas, anemia, kadang-kadang sampai syok.
·
Bunyi
jantung janin negative
Kesimpulan
setiap perdarahan yang keluar dari jalan lahir pada kehamilan adalah patologis
dan harus mendapat perhatian serius agar segera mendapat pertolongan.
2) Hiperemesis
gravidarum
Rasa mual dan muntah biasanya dialami oleh ibu hamil
dimulai antara periode pertama dan kedua terlambat haid. Kejadiannya mencapai
50-70%. Jika keadaan tersebut berlebihan disebut hiperemesis. Penyebabnya tidak
diketahui dengan jelas, mungkin diakibatkan oleh perubahan hormon, kemungkinan
Heg, mungkin sebagian psikologis, refleks kebahagiaan, atau penolakan terhadap
kehamilan.
Diagnosis hiperemesis, pada umumnya tidak sulit: jika
muntah dalam kehamilan 1-4 bulan, pada setiap makan atau minum ibu menglami
muntah. Gejalanya bergantung pada ringan atau beratnya kelainan hiperemesis.
a) Hiperemesis
ringan
·
Berat
bada menurun
·
Badan
lemas dan lemah
·
Nafsu
makan berkurang
·
Perasaan
nyeri ulu hati
b) Hiperemesis
berat
·
Badan
menjadi kurus
·
Kulit
keriput, kering, kadang-kadang ada kekuningan atau ada tanda dehidrasi
·
Lidah
kering dan kotor
·
Mulut
berbau
·
Nadi
cepat
·
Suhu
meningkat
·
Urin
berkurang dan pekat
·
Albuminaria
dan asetonuria
c) Hiperemesis
sangat berat
·
Gangguan
kesadaran, gelisah, koma
·
Nadi
kecil dan cepat
·
Suhu
meningkat
·
Pada
hiperemesis sangat berat penderita pada umumnya tidak tertolong lagi.
Asuhan bersifat koreksi, dehidrasi dan ketidakseimmbangan
elektrolit. Bila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurangi harus
dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.
3) Preeklampsia
dan eklampsia
Preeklampsi adalah
penyulit kehamilan yang ditimbulkan oleh kehamilan itu sendiri. Preeklamsi yang
masih ringan hanya menunjukan gejala hipertensi yaitu adanya kenaikan tekanan
darah diastolik lebih dari 90/110 mmhg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam pada
kehamilan lebih dari 20 minggu. Dengan disertai proteinuria 1+.
Preeklampsi berat
dapat diketahui dengan adanya kenaikan tekanan darah diastolik lebih dari 110
mmhg protienuria 2+, oliguria, hiperfleksia, gangguan penglihatan dan nyeri
epigastrium. Eklamsi dapat diketahui dengan adanya tanda dan gejala seperti
preeklamsi berat disertai kejang.
4) Ketuban
pecah dini
Ketuban
pecah dini dapat diketahui dengan adanya hal-hal seperti :
a)
Cairan
berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu.
b)
Ketuban
pecah dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
c)
Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm 37 minggu maupun kehamilan
aterm.
5) Gerakan
janin tidak dirasakan
Gerak janin sudah dirasakan oleh ibu pada kehamilan minggu
ke 10. jika ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu,
kemungkinan dibawah ini akan terjadi (lihat kotak). Jika ditemukan hal dibawah
ini pada ibu hamil cepat rujuk ke fasilitas kesehatan.
Tabel
2.2
Observasi gerakan janin dalam rahim
gejala
dan tanda selalu ada
|
Gejala
dan tanda kadang ada
|
Kemungkinan
|
a.
Gerak
janin berkurang atau hilang
b.
Nyeri
perut hilang, timbul atau menetap
c.
Perdarahan
pervaginam sesudah 22 minggu.
|
a. Syok
b. Uterus tegang atau kaku
c. Gawat janin atau DJJ tidak terdengar
|
Solusio plasenta
|
a.
Gerakan
janin ada dan DJJ tidak ada
b.
Perdarahan
c.
Nyeri
perut hebat
|
a.
Syok
b.
Perut
kembung atau cairan bebas intra abdomen
c.
Kontur
uterus abnormal
d.
Abdomen
nyeri
e.
Bagian-bagian
janin teraba
f.
Nadi
ibu cepat
|
Ruptur uteri
|
a.
Gerak
janin berkurang atau menghilang
b.
DJJ
abnormal <100x/menit atau 180x/menit
|
a.
Cairan
ketuban bercampur mekoneum
|
Gawat janin
|
a.
Gerak
janin atau DJJ hilang
|
a.
Tanda-tanda
kehamilan berhenti
b.
Tinggi
fundus uteri berkurang
c.
Pembesaran
uteri berkurang
|
Kematian janin
|
(Salmah, 2006:99)
b.
Tanda bahaya kehamilan berdasarkan
trimester
1) Trimester
I
a)
Panas
menggigil
b)
BAK
terasa panas
c)
Kram
hebat pada abdomen
d)
Perdarahan
2) Trimester
II
a)
Keluar
cairan dari vagina (darah atau ketuban)
b)
Panas
BAK atau menggigil
c)
Tidak
ada gerakan janin
d)
Muntah
hebat
3) Trimester
III
a)
Gangguan
penglihatan
b)
Oedema
c)
Sakit
kepala sering atau hebat
d)
Kejang
e)
Panas
menggigil
f)
BAK
panas keluar cairan darah dari vagina
g)
Perubahan
gerak anak
h)
Nyeri
6. Ketidaknyamanan
kehamilan
Tabel
2.3
Ketidaknyamanan dalam
kehamilan
Trimester
|
Ketidak-nyamanan
|
Dasar
anatomis & fisiologis
|
Cara
meringankan atau mencegah
|
Tanda-tanda
bahaya
|
I
|
Kelelahan & fatique
|
- penyebab tidak diketahui
- Mungkin berhubungan dengan penurunan metabolism basal
pada awal kehamilan
|
-yakinkan bahwa hal ini
normal terjadi dalam kehamilan
- dorong ibu untuk sering
beristirahat
- hindari istirahat yang
berlebihan
|
-Tanda gejala anemia
-Ketidakmampuan untuk
tidak melakukan kegiatan sehari-hari
-Tanda dan gejala depresi
-Tanda dan gejala adanya infeksi atau
penyakit kronis
|
Keputihan
|
-Hipermukosa vagina
-Peningkatan produksi
lender dan kelenjar endocervikal sebagai akibat dari peningkatan kadar
estrogen
|
-Peningkatan kebersihan
dengan mandi setiap hari
-Memakai pakaian dalam
yang terbuat dari katun bukan nilon
-Menghindari pencucian
vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang.
|
-Jika sangat banyak atau
baunya menyengat atau berwarna kuning/abu-abu (beberapa penyakit kelamin
servicitis, vaginitis)
-Pengeluaran cairan
(selaput ketuban pecah)
-perdarahan pervaginam (abdruptio
plasenta, plasenta previa, lessi pada servik/vagina, blood show)
|
|
Ngidam
|
-Berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan
muntah
-Indra pengecapan menjadi
tumpul
|
-Tidak seharusnya
menimbulkan kekhawatiran
-Menjelaskan tentang tanda
bahaya makanan yang tidak baik
-Mendiskusikan makanan
yang bergizi dan memuaskan ngidam dan kesukaan ngidan dan tradisional
|
-pertambahan berat badan
yang tidak memadai, kehilangan berat badan.
-Tanda-tanda kurang gizi (malnutrisi)
|
|
II
|
Sering
buang air kecil (nocturia)
|
- Tekanan uterus pada
jandung kemih
- Nocturia akibat sekresi sodium
-Air dan sodium tertahan di bawah tungkai
bawah selama siang hari
|
- Penjelasan mengenai
sebab terjadinya
- Kosongkan saat terasa
dorongan untuk kencing
-Perbanyak minum pada siang hari
-Batasi minum kopi, teh, colla, dan
caffeine.
|
- Wanita hamil menghadapi
resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi kandung kencing
|
Rasa mual dan muntah-muntah
|
- Peningkatan kadar HCG,
estrogen atau progesterone
- Relaksasi otot-otot
halus
|
- Hindari bau atau faktor
penyebab
- Makan biskuit atau roti
bakar sebelum bangun dari tempat tidur
- Makan sedikit tapi
sering
- Hindari makanan yang
berminyak dan berbumbu
- Bangun dari tempat tidur
secara perlahan dan hindari melakukan gerakan secara tiba-tiba
- Istirahat yang cukup,
hirup udara segar, jalan-jalan, tidur dengan jendela terbuka
- Pastikan cukup udara di
dalam rumah
|
- Pertambahan berat badan
yang tidak memadai, kehilangan berat badan
- Tanda-tanda malnutrisi
- Hiperemesis gravidarum
- Pastikan tidak ada
apendisitis, kolesitis, pancreatitis.
|
|
Chloasma
|
-
Kecenderungan genetis
-Peningkatan
kadar estrogen dan progesterone
|
-
Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan
-Gunakan
bahan pelingdung non alergis
|
||
haemoroid
|
-Konstipasi
-
Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemoroida
- Dukungan yang tidak
memadai pada vena haemorois di area anorektal
-
Kurangnya klep dalam pembuluh-pembuuh ini yang berakibat secara langsung pada
alira darah
-
Statis, gravitas, tekanan vena yang meningkat dalam vena panggul, kongesti
vena, pembesaran vena-vena haemoroid
|
-
Hindari konstipasi
-
Makan makanan berserat
-
Gunakan kompres es, kompres hangat, atau sit bath.
-
Dengnan perlahan masukan kembali ke dalam rectum jika perlu
-
Hindari BAB sambil jongkok
|
- Trombhi
|
|
Konstipasi
|
-
peningkatan kadar progesterone yang menyebabkan peristaltic usus jadi lambat
-
Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus
-
Penyerapan air dari kolon meningkat
-
tekanan pada uterus yang membesar pada usus
-
Suplemen zat besi
-Diit
-Kurang senam
|
- Tingkatkan intek cairan,
serat di dalam diit
-
Minum cairan dingin ketika perut kosong
-
Istirahat cukup
- Senam
-
Membiasakan buang air secara teratur
-
BAB segera setelah ada dorongan
|
-Rasa sakit hebat di
abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi)
-
Rasa nyeri di kuadran kanan bawah (apendiksitis)
|
|
Sesak nafas
|
- Peningkatan kadar
progesterone berpengaruh pada pusat pernafasan
-
Uterus membesar dan menekan pada diafragma
|
-
Jelaskan penyebab fisiologisnya
-
Latihan nafas melalui senam hamil
-
Tidur dengan bantal ditinggikan
-
Makan tidka terlalu banyak
-
Konsul ke dokter bila ada asma
|
-
Jika disertai demam, batuk, pernafasan cepat, malaise
-
Pernafasan cepat tanpa demam
-
Exaserbasi (memburuknya asma)
|
|
Nyeri ligamentum rotundum
|
-
Hipertropi dan peregangan ligamentum selama kehamilan
-
Tekanan pada uterus pada ligamentum
|
-
Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri
-
Tekuk lutut kea rah abdomen
-
Mandi air hangat
-
Topang uterus dengan bantal dibawahnya dan sebuah bantal diantara lutut pada
waktuu berbaring miring
|
-
Selalu lakukan assessment atau diagnosa untuk mengenyampingkan apendixitis,
peradangan kantung empedu, ulserasi peptic.
|
|
Pusing
|
-
Hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan hemodinamis
- Pengumpulan
darah di dalam pembuluh tungkai
-
Dihubungkan dengan hipoglikemia
|
-
Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
-
Hindari terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak
-
Hindari berbaring dalam posisi terlentang
-
Konsultasi atau periksa untuk rasa sakit yang terus menerus
|
-
Jika kehilangan kesadaran atau terjatuh
-
Jika disertai dengan tanda atau gejala anemis
|
|
Varices pada kaki/vulva
|
-
Kongesti vena dalam vena bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan
karena tekanan dari uterus yang hamil
-
Kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh estrogen kecenderungan
bawaan keluarga
-
Disebabkan faktorusia dan lama berdiri
|
-
Tinggikan kaki sewaktu berdiri dan duduk
-
Jaga agar kaki jangan bersilang
-
Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
-
Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
-
Senam, hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh
|
-
Tanda-tanda tromboflebitis superficial atau thrombosis vena yang dalam
|
a. Konstipasi
(susah buang air besar)
Pencegahannya
:
1)
Asupan
air yang cukup (8gelas/hari)
2)
Banyak
makan makanan sayuran dan buah-buahan yang mengandung serat
3)
Cukup
istirahat
4)
Minum
air hangat pada pagi hari untuk menstimulasi peristaltic
5)
Biasakan
buang air besar secara teratur
6)
Tidak
diperkenankan memberikan obat-obatan yang mengandung laxan. Gunakan pembentuk bahan padat atau emulsion. Hindari minyak
mineral, perangsang saline.
Tanda bahaya :
1)
Rasa
nyeri hebat di perut, tidak mengeluarkan gas
2)
Rasa
nyeri di kuadran kanan bawah
b. Haemoroid
Pencegahan
:
1)
Hindari
konstipasi, tindakan pencegahan palig efektif
2)
Menghilangi
ketegangan selama defekasii
3)
Mengurangi
bengkak dan sakit dengan merendam bokong dengan air hangat
4)
Gunakan
kompres
c. Kram
pada kaki
Pencegahan
:
1)
Massase
dan hangatkan otot yang terserang
2)
Menghindari
tekanan pada jari-jari kaki, pada waktu berjalan gunakan tumit
3)
Latihan
(senam)
4)
Diet
yang mencakup kalsium
d. Oedema
Pencegahan
:
1)
Menghindari
pakaian yang ketat
2)
Kaki
ditinggikan jika tidur
3)
Hindari
berdiri lama, duduk lama
4)
Posisi
miring jika berbaring
e. Sering
buang air kecil
Pencegahan
:
1)
Kosongkan
saat terasa dorongan untuk bekemih
2)
Batasi
minum bahan diuretik alami (teh, colla, kaffein)
3)
Perbanyak
minum pada siang hari
4)
Kurangi
minum pada malam hari
7. Kebutuhan
dasar kehamilan
a. Oksigen
Trimester pertama umur kehamilan 0- 14 minggu kebutuhan
oksigen biasanya masih dalam keadaan normal. Ibu hamil pada kehamilan 32 minggu
keatas atau lebih biasanya mengalami keluhan tentang sesak nafas dan pendek
nafas, hal ini disebabkan oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang
membesar kearah diafragma sehingga kurang leluasa bergerak untuk memenuhi
kebutuhan O2 yang meningkat kira-kira 20 %. Seorang wanita hamil bernafas lebih
dalam dan bawah thoraxnya juga melebar ke sisi. ( Salmah, 2006 ).
b. Nutrisi
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu.
Perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya.
Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun pada 4 bulan pertama kehamilan
sehingga kebutuhan tubuh akan makanan juga berkurang pada beberapa bulan petama
kehamilan.
c. Peningkatan
berat badan
Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan
akhir kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan
resiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol.
Bila sangat kurus maka akan melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun
berat badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan normal atau kurus lebih
dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan berat badan selama hamil.
Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat
badan yang mencolok, yaitu multipara, edema, hipertensi kehamilan, makan
berlebih/ banyak. Pada obesitas, cenderung terjadi makrosomia dan disproporsi
sefalopelviks.
IMT
(Indeks Masa Tubuh)
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang
dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang
dewasa berumur > 18 tahun dan tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan
rumus berikut:
Berat Badan (Kg)
IMT =
-------------------------------------------------------
Tinggi
Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan
FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan
bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk
perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat
defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan
menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang
digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus
tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk
tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi
berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang.
Pada akhirnya
diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Indeks Masa Tubuh (IMT)
Nilai IMT mempunyai rentang
|
|
19,5-26,6
|
Normal
|
<19,8
|
Underweigh
|
26,6-29,0
|
Overweight
|
>29,0
|
Obesitas
|
( Buku Saku Bidan, Hellen Varney dkk)
Jika seseorang termasuk kategori :
IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus
dengan kekurangan berat badan tingkat
berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus
dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
d. Imunisasi
Tanyakan apakah ibu hamil sudah pernah mendapat suntikan
tetanus toksoid (TT). Bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya. Ibu hamil yang
belum pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan
menjadi pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak
minimal satu bulan. TT yang pertama diberikan pada kunjungan anteatal yang
pertama. Bila sudah pernah, maka cukup diberikan satu kali selama kehamilan. Suntikan
TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonaturum. Artinya apabila
didalam waktu 3 tahun wanita subur tersebut melahirkan, maka bayi yang
dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonaturum.
e. Mobilisasi
Tujuannya agar sirkulasi darah baik, nafsu makan
bertambah, pencernaan lebih baik, tidur nyenyak. Dan dianjurkan agar jalan
pagi, gerak badan dengan : berdiri, jongkok, terlentang kaki diangkat keatas,
terlentang perut diangkat, melatih pernafasan.
f. Seksual
Hindari jika ibu tersebut ada riwayat sering abortus /
prematur, perdarahan pervaginam, minggu terakhir kehamilan karena bisa
menyebabkan partus prematurus, ketuban pecah.
g. Senam
hamil
Tujuan senam hamil yaitu memberikan dorongan serta
melatih jasmani dan rohani dari ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi
persalinan dengan tenang, sehingga persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
Manfaat senam hamil secra teratur dan terukur :
1)
Memperbaiki
sirkulasi darah
2)
Mengurangi
pembengkakan
3)
Memperbaiki
risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit
4)
Mengurangi
kram/ kejang kaki
5)
Menguatkan
otot perut
h. Persiapan
persalinan
Kecemasan dapat meningkat karena keadaan jalan lahir dan
anaknya selama proses persalinan. Banyak wanita takut nyeri atau kerusakan karena
mereka tidak mengetahui tentang anatomi dan proses persalinan. Pada saat
demikian dapat diterangkan bahwa permulaan persalinan dapat ditandai dengan
gejala-gejala sebagai berikut :
1)
Perut
mulai tegang dan mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit
2)
Keluar
lendir campur darah (blood show)
3)
Ibu
merasa sakit pinggang, rasa nyeri yang menjalar ke bagian perut bawah
4)
Kadang-kadang
keluar cairan dari vagina
Apabila ibu merasakan salah satu tanda di atas hendaknya
segera pergi ke tempat bersalin yang sudah disepakati antara suami dan istri
serta keluarga lainnya. Misalnya ke puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit,
atau di tempat pertolongan swasta lainnya.
Jika ibu ingin bersalin di rumah, segera memanggil
petugas kesehatan. Sambil menunggu kedatangan petugas, hendaknya disiapkan
peralatan yang dibutuhkan seperti tempat bersalin, air panas dalam waskom,
tempat merebus air, dan alat keperluan ibu dan bayi. Jika ibu sudah merncanakan
ingin bersalin di rumah sakit atau rumah bersalin perlu mempersiapkan koper/
tas yang berisi pakaian bayi dan pakaian ibu khususnya pembalut yang dapat
meresap.
Persiapan persalinan yang perlu diperhitungkan juga
adalah transportasi, misalnya jarak tempuh dari rumah ke tujuan membutuhkan
berapa lama, jenis alat transportasi, sulit atau mudahnya jarak yang di tempuh,
karena hal ini akan mempengaruhi keterlambatan pertolongan. Untuk mengurangi
tingkat kecemasan dari sisi sosial ekonomi disarankan, keluarga sudah mengikuti
kelas menjadi orang tua mulai dari trimester I, II, dan III. Agar proses
persalinan berjalan secara normal, ibu selamat,dan bayinya sehat perlu
direncanakan jauh sebelum masa persalinan tiba dengan cara menabung, dapat
melalui arisan, tabungan ibu bersalin (tabulin) atau menabung di bank. (Salmah,
dkk, 2006 )
i.
Persiapan
laktasi
1)
Prenatal
breast care
Tujuannya yaitu memelihara hygiene payudara, melenturkan
menguatkan puting susu, pengeluaran puting susu yang datar atau masuk kedalam (
retracted nipple).
Teknik dengan cara kompres puting susu dan area
sekitarnya dengan menempelkan kapas yang dibubuhi minyak, bersihkan puting susu
dan sekitar dengan handuk kering yang bersih. Pegang kedua puting susu dan
tarik keluar bersama dan putar kedalam 10-15x dan keluar 10-15x, pangkal
payudara dipegang kedua tangan lalu diurut dari pangkal keputing susu 30x,
pijat daerah areola susu tersumbat atau tidak, pakailah BH yang menopang
payudara.
2)
Postnatal
breast care
Memelihara hygiene payudara, memperlancar ASI, dan
merangsang sel-sel payudara
8.
Pemeriksaan
kehamilan
a.
Tujuan
asuhan kehamilan
1) Memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum.
4) Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat bagi ibu maupun bayinya.
5) Mempersiapkan
ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
6) Mempersiapkan
peran ibu dan keluarga dalam menerima kalhiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal. (Saifuddin, 2006:90)
b.
Kebijakan
tekhnis pemeriksaan
Penilaian
klinik merupakan proses yang berkelanjutan dimulai pada kontak pertama antara
petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan
6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui:
1) Anamnesis
a)
Identitas
suami dan istri : Nama, Umur, Suku, Agama, Pendidikan terakhir, Pekerjaan,
Alamat.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi (mengenal) penderita dan
menentukan status social ekonominya yang harus kita ketahui misalnya untuk
menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan di berikan. Umur penting,
karena ikut menentukan prognosa kehamilan, kalau umur terlalu lanjut atau
terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya. Primigravida tua ialah
wanita yang pertama kali hamil sedangkan umurnya sudah mencapai 35 tahun atau
lebih. Tentu para primi tua kemungkinan kurang lancarnya persalinan lebih
besar, maka pemeriksaan dan pemimpinan persalinan harus secermat-cermatnya.
Begitu pula halnya dengan primigravida muda ialah seorang primigravida yang
belum mencapai umur 16 tahun.
b)
Keluhan
utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan
ataukah ada keluhan-keluhan lain.
c)
Riwayat
menstruasi
·
Menarche
·
Siklus haid
·
Lamanya haid
·
Banyaknya darah
·
Konsistensi
·
Dismenorhoe
·
Hari pertama haid terakhir
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal
alat kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya
dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. Yang dimaksud dengan
haid terakhir ialah hari pertama haid yang terakhir.
d)
Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kehamilan adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang
sangat. Persalianan spontan, buatan, aterm, premature, ditolong oleh paraji
atau bidan / dokter. Nifas demam, perdarahan, laktasi. Anal jenis kelamin,
berat badan, hidup atau tidak. Kalau meninggal umur dan sebab meninggal.
Mempengaruhi prognosis persalinan dan pimpinan persalinan.
Kehamilan
sekarang
Bila mulai merasa pergerakan anak. Kalau kehamilan masih
muda adakah mual, muntah sakit kepala, dan perdarahan. Kalau kehamilan sudah
tua adakah bengkak atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang. Keluhan
ini harus selalu di ingat dalam memberi pengobatan.
Anamnesa
keluarga
Adakah
penyakit keturunan dalam keluarga. Anak kembar atau penyakit menular yang dapat
mempengaruhi persalinan.
e)
Riwayat
perkawinan
·
Kawin atau tidak
·
Berapa lama
·
Berapa kali menikah
·
Jumlah anak
2)
Pemeriksaan
a)
Pemeriksaan
umum
·
Bagaimana keadaan umum pasien, keadaan gizi,
kelainan bentuk badan, kesadaran.
·
Adakah anemia, cyanosis, ikterus.
·
Keadaan jantung dan paru-paru
·
Adakah oedema
·
Refleks
·
Tensi
·
Berat bdan
·
Pemeriksaan laboratorium : darah, urine dan faeces
b)
Pemeriksaan
kebidanan
·
Inspeksi : muka, leher, dada, perut, vulva dan
anggota badan
·
Palpasi : untuk menentukan besarnya rahim, untuk
memperkirakan tuanya kehamilan, menentukan letak anak dalam rahim. Perlu juga
diraba apakah ada tumor lain di dalam rongga perut, cysta, myoma, atau limpa
membesar.
Cara melakukan palpasi menurut Leopold yang terdiri
atas 4 bagian :
Leopold I
Mengetahui letak presentasi kepala dan bokong.
Dengan cara, mengahadap ke kepala pasien gunakan
ujung jari kedua tangan untuk mempalpasi fundeus uteri. Apabila kepala janin
teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras, bulat, dan mudah
digerakkan dan ballotable.
Leopold II
Untuk mengetahui dimana letak punggung dan bagian
terkecil dari janin.
Dengan cara, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen, pertahankan uterus dengan tangan yang satu dan palpasi sisi lain untuk
menentukan lokasi punggung janin. Bagian punggung akan teraba jelas, rata,
cembung, kaku/tidak dapat digerakkan. Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki)
akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, dan mungkin bisa
bergerak pasif atau aktif.
Leopold III
Mengetahui bagian terbawah, yang paling dekat dengan
serviks.
Dengan cara, letakkan tiga ujung jari kedua tangan
pada pada kedua sisi abdomen pasien tepat diantara symphisys minta pasien untuk
menarik nafas dan menghembuskannya. Pada saat pasien menghembuskan nafas, tekan
jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam di sekitar bagian presentasi.
Leopold IV
Untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi
sudah masuk pintu atas panggul, memberikan informasi tentang bagian presentasi
: bokong atau kepala, sikap fleksi atau ekstensi, dan station (penurunan bagian
prensentasi)
Dengan cara, palpasi diantara dua tangan, evaluasi
penurunan bagian presentasi.
Umur
kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :
·
Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat di
raba dari luar.
·
Akhir bulan III (12 minggu) 1-2 jari di atas
symphisys.
·
Akhir bulan IV (16 minggu) antara symphisys dan
pusat.
·
Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari di bawah pusat.
·
Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat.
·
Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari di atas pusat.
·
Akhir VIII (32 minggu) pertengahan prosesus
xyphodeus pusat
Untuk
menghitung umur kehamilan dengan hubungan tinggi fundus uteri adalah :
TFU (cm) = umur kehamilan
(bulan)
3,5 cm
-
Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop. Biasanya dipergunakan
stetoskop monoaural tetapi dapat juga dipergunakan stetoskop kepala atau dengan
doptone
c.
Kebijakan
program pemeriksaan
1)
Standar
kunjungan pemeriksaan kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang
bisa mengancam jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya
empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu :
a) Satu kali kunjungan selama trimester
pertama (sebelum minggu ke 14)
b) Satu kali kunjungan selama trimester
kedua (antara minggu 14-28)
c) Dua kali kunjungan selama trimester
ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
2) Standar
pelayanan asuhan kehamilan (7T)
a)
(timbang) berat badan
Peningkatan
berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu
hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan risiko pada janin terutama
apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol. Bila sangat kurus maka akan
melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun berat badan bayi dari ibu
hamil dengan berat badan normal atau kurus, lebih dipengaruhimoleh peningkatan
atau penurunan berat badan selama hamil.
Cara
yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah
menggunakan indeks massa tumbuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi
badan pangkat 2.Contoh, wanita dengan berat badan 1,57 meter. Maka IMT-nya 51/(157)2
= 20,7.
Tabel 2.5
Rentang nilai IMT
Nilai IMT mempunyai rentang
|
|
19,5-26,6
|
Normal
|
<19,8
|
Underweigh
|
26,6-29,0
|
Overweight
|
>29,0
|
Obesitas
|
Tabel 2.6
Rekomendasi rentang pertambahan berat
badan total pada wanita hamil, dilihat dari BMI prekehamilan
Kategori BMI
|
Pertambahan berat badan
|
Rendah ( BMI < 19,8 )
|
12,5
kg – 18 kg
|
Normal ( BMI 19,8 = 26,0 )
|
11,5
kg – 16 kg
|
Tinggi ( BMI > 26,0 = 29,0 )
|
7,0
– 11,5 kg
|
(Buku saku bidan,
Helen Varney, 2008:114)
Penambahan berat badan per trimester lebih
penting daripada penambahan berat badan keseluruhan. Pada trimester pertama
peningkatan berat badan hanya sedikit, antara 0,7 sampai 1,4 kg. pada trimester
berikutnya akan terjadi peningkatan berat badan ynag dapat dikatakan teratur,
yaitu 0,35-0,4 kg per minggu.
Tabel 2.7
Penambahan
berat bdan pada ibu hamil
Komponen pertambahan berat badanibu selama kehamilan
|
|
Jaringan ekstrauterin
|
1 kg
|
Janin
|
3-3,8 kg
|
Cairan amnion
|
1 kg
|
Plasenta
|
1-1,1 kg
|
Payudara
|
0,5-2 kg
|
Tambahan darah
|
2-2,5 kg
|
Tambah cairan jaringan
|
1,5-2,5 kg
|
Tambahan jaringan lemak
|
2-2,5 kg
|
Total
|
11,5-16 kg
|
(Saifuddin, 2006:94
b)
Ukur (Tinggi) fundus uteri
Tabel 2.8
Perbandingan Tinggi
Fundus dengan Usia Kehamilan
Usia
Kehamilan
|
Tinggi Fundus
|
|
Dalam cm
|
Menggunakan penunjuk – penunjuk badan
|
|
12 Minggu
|
-
|
Teraba diatas simfisis pubis
|
16 Minggu
|
-
|
Di tengah, antara simfisis pubis dan
umbilicus
|
20 Minggu
|
20 cm (± 2 cm)
|
Pada umbilicus
|
24 Minggu
|
Usia kehamilan dalam minggu=23 cm (± 2 cm)
|
-
|
28 Minggu
|
26 cm (± 2 cm)
|
Di tengah, antara umbilikus dan prosesus
sifoideus
|
32 Minggu
|
Usia kehamilan dalam minggu = 30 cm (±2 cm)
|
-
|
36 Minggu
|
33 cm (±2 cm)
|
Pada prosesus sifoidus
|
(Sulaiman,
c) Pemberian imunisasi lengkap
Tabel 2.9
Imunisasi TT
Anti-gen
|
Interval
(selang waktu minimal )
|
Lama
perlindungan
|
% per-
Lindungan
|
TT1
|
Pada kunjungan antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4 Minggu setelah TT1
|
3 Tahun
|
80
|
TT3
|
6 Bulan setelah TT2
|
5 Tahun
|
95
|
TT4
|
1 Tahun setelah TT3
|
10 Tahun
|
99
|
TT5
|
1 Tahun setalah TT4
|
25 Tahun/seumur hidup
|
99
|
(Saifuddin, 2006:91)
d)
Pemberian Tablet zat besi,
minimum 90 tablet selama kehamilan
Pemberian
tablet zat besi selama kehamilan minimum 90 tablet selama kehamilan. Dimulai
dengan memeberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 60 mg ) dan Asam folat
500 µg, minimal masig-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum
bersama teh dan kopi, karena akan mengganggu penyerapan. (Saifuddin,2006:91)
e) Tes terhadap penyakit
menular seksual
f) Temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan
9. Diagnosa kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah
kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan
lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36
minggu disebut kehamilan premature. Kehamilan yang terakhir ini akan
mempengaruhi viabillitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi
yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk. (Hanifa, 2005)
Di tinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam tiga
bagian, yaitu :
a.
Kehamilan triwulan pertama (antara 0 – 12 minggu)
b.
Kehamilan triwulan kedua (antara 12 – 28 minggu)
c.
Kehamilan triwulan ketiga (antara
28 – 40 minggu)
Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk. Dalam
triwulan kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas
janin masih disangsikan. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah
dapat hidup.
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada
kehamilan di bawah 20 minggu, disebut abortus. Bila hal ini terjadi di bawah 38
minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm.(Hanifa, 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar