Senin, 29 April 2013

KONSEP KEHAMILAN (ANTENATAL CARE)



A.   Kehamilan
1.      Definisi kehamilan
Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Saifuddin, 2006 : 89)
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :
a.    Trimester pertama dari 0 sampai 12 minggu
b.    Trimester kedua dari kehamilan 13 minggu sampai 28 minggu
c.    Trimester ketiga dari kehamilan 29 minggu sampai 24 minggu
2.    Perubahan fisiologis kehamilan
a.    Perubahan sistem reproduksi
1)     Uterus
Pada masa kehamilan uterus akan bertambah besar dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan tebal 22 cm.(Sulaiman, 1983:140 )
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrophy (peningkatan ukuran sel) dari otot-otot rahim , tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru. Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormone estrogen pada otot rahim. (Sulaiman, 1983:140.
Mulai dari sekarang pertumbuhan rahim , diregang oleh isinya, mka disebut pertumbuhan pasif. Karena regangan ini dinding rahim menjadi tipis, karena regangan ini juga isthimus uteri berangsur tertarik keatas dan menjadi bagian terbawah dinding rahim yang dikenal segmen bawah rahim (SBR). (Sulaiman, 1983:140)
Selama bulan-bulan pertama kehamilan , terjadi peningkatan ukuran pembuluh darah dan pembuluh limfe uterus. Akibatnya terjadi vaskularisasi, kongesti, dan oedema. Ketiga hal ini kemungkinan besar menyebabkan pelunakan uterus secraa keseluruhan dan bila dikombinasi dengan hipertropy kelenjar serviks, menyebabkan munculnya tanda Chadwick, goodell, dan hegar. Tanda chadwick  merupakan warna kebiruan atau keunguan pada vulva dan mukosa vagina, termasuk lubang vagina pada serviks. Tanda goodell  adalah pelunakan serviks yang tadinya sekeras ujung hidung umum dan pada kondisi tidak hamil. Tanda hegar  merupakan kondisi isthimus menjadi lunak dan mudah tertekan. Ketiga tanda ini terdapat pada usia kehamilan sekitar enam minggu. (Varney, 2007:495-496)
Pada awal kehamialn pembesaran uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi plasenta yang disebut dengan tanda piskacek.(Sulaiman, 1983:142)
Pembesaran uterus turut menyebabkan munculnya dua tanda kehamilan lain pada ibu. Tanda yang pertama adalah Braxton hicks, yakni peregangan sel-sel otot uterus. Peningkatan konsentrasi aktomiosin pada sel-sel otot juga diduga disebabkan kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton hikcs merupakan kontraksi uterus yang yang tidak seirama, sporadis dan menimbulkan nyeri. Kontraksi ini dimulai pada minggu ke enam kehamilan dan berlangsung hingga trimester ke dua dan selama pemeriksaan abdomen pada trimester ke tiga. Kontraksi ini kan mengalami peningktan frekuensi, durasi, intensitas dan mulai mencapai ritme dan keteraturan mendekati persalianan. (Varney, 2007:496)
2)    Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira – kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameterkira – kira 3 cm. Kemudian ia mengecil setelah pasenta mulai terbentuk. Plasenta juga mengambil alih fungsi korpus luteum untuk mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone. Terakhir ditemukan pada awal ovulasi hormone relaxin, suatu immunoreactive inhibilin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat pada trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. (Hanifa, 2006:95)
3)    Tuba fallopii
Muskulatur tuba fallopii mengalami sedikit hipertropi selama kehamilan. Epitelium mukosa tuba menjadi gepeng selama kehamilan, dibanding pada keadaan tidak hamil. Sel – sel desidua dapat berkembang didalam stroma endosalping, tetapi suatu membrane desidua kontinue tidak terbentuk. (Sulaiman. 1983:36)
4)    Perubahan vagina (liang senggama) dan perineum
Dinding vagina mengalami perubahan mencolok yang tampaknya dilakukan untuk mempersiapkan diri terhadap distensi yang terjadi pada persalinan.
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru – biruan. yang  disebut dengan tanda Chadwicks (Varney, 2006:497).
b.    Perubahan payudara
Adanya peningkatan supley darah di bawah pengaruh aktivitas hormone, jaringan glandular dari payudara membesar. Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan ini. Prolaktin merangsang produksi produksi kolostrum dan air susu ibu. (Salmah, 2006:66)
c.    Perubahan pada sistem kardiovaskuler
1)    Jantung
Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot jantung mengalami hipertrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur pembesaran jantung, pembesaran uterus menekan jantung keatas dan ke kiri. Selama hamil kecepatan darah meningkat (jumlah darah yang dialirkan oleh jantung dalam setiap denyutnya). Denyut jantung meningkat dengan cepat setelah usia kehamilan 4 minggu. Sementara tekanan sistolik hampir konstan, tekanan diastolik menurun drastis pada trimester I, mencapai yang terendah pada usia kehamilan 16-20 minggu ( Salmah, 2006:50)
2)    Volume darah
Volume darah ibu meningkat sekitar 30 – 50 % pada kehamilan tunggal dan 50 % pada kehamilan kembar. Volume darah total merupakan kombinasi volume plasma yang meningkat 75 % dari volume sel darah merah yang juga meningkat 33 % dari nilai sebelum hamil. Semua ini menyebabkan hemodelusi , yang terlihat pada kadar hematokrit yang rendah , yang dikenal dengan anemia fisiologis pada kehamilan dan  sering terjadi pada usia kehamilan 24 – 32 minggu. Peningkatan volume darah total dimulai pada awal trimester pertama, yang kemudian meningkat pesat hingga menjelang minggu ke-32. Setelah itu volume darah menjadi relative stabil meski eritrosit tetap meningkat (Varney, 2007:498).
Batas-batas fisiologisnya adalah :
·           Hb                  : 10 gr %
·           Eritrosit          : 3,5 juta/mm3
·           Leukosit         : 8000-1000/mm3
Jadi jumlah leukosit naik secara fisiologis. Dalam kehamilan jumlah leukosit yang lebih dari 12000/mm3 baru menunjukan adanya infeksi. Jantung lebih berat bebannya dalam kehamilan disebabkan penambahan volume darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya plasenta. (Sulaiman, 1983:148).         
Postur dan posisi tubuh pada wanita hamil mempengaruhi distribusi cairan dan tekanan arteri sekaligus tekanan vena. Penurunan volume darah terjadi setelah berada pada posisi berbaring selama satu jam atau lebih. Pada waktu bersamaan, tekanan vena femoralis meningkat secara bertahap. Tekanan mekanis uterus wanita hamil pada vena panggul dan vena kava inferior mengahmbat aliran darah balik dari kaki dan panggul sehingga dapt menyebabkan peningkatan tekanan darah vena, peningkatan drastis tekanan hidrostatik pada sirkulasi micros selanjutnya kebocoran cairan dari pembuluh darah ke dalam usus halus, dan akibatnya terjadi oedema pada kaki dan mata kaki. Tekanan mekanis ini juga turut mengakibatkan varises pada vulva dan kaki serta menimbulkan haemoroid dan menjadi faktor predisposisi thrombosis vena dalam. Posisi rekumben lateral dapat membebaskan tekanan mekanis pada uterus wanita hamil, meningkatkan aliran darah dari ekstremitas bagian bawah, dan menurunkan tekanan vena femoral. ( Varney, 2007:498 ).
d.    Perubahan sistem pencernaan
Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadii rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis. Saliva menjadi lebih asam tetapi jumlahnya tidak meningkat.
Tonus pada sfingter esophagus bagian bawah melemah dibawah pengaruh progesterone, yang menyebabkan relaksasi otot polos. Pergeseran diafragma dan penekanan akibat pembesran uterus yang diperburuk oleh hilangnya tonus sfingter, mengakibatkan refluks dan nyeri ulu hati.kerja progesterone pada otot – otot polos menyebabkan lambung hipotonus yang disertai penurunan motilitas dan waktu pengosongan yang memanjang.
Efek progestreron pada usus halus adalah memperpanjang lama absorpsi nutrient, mineral dan obat – obatan. Efek progesterone pada usus besar menyebabkan konstipasi karena pada waktu transit yang melambat membuat air semakin banyak diabsorpsi & menyebabkan peningkatan flatulen karena usus mengalami pergeseran akibat pembesaran uterus. Dibawah pengaruh estrogen pada kandung empedu, dapat terjadi statis garam – garaman empedu (kolestasis pada kehamilan ) yang menyebabkan pruritus & ikterus. ( Varney, 2007:501).
e.    Perubahan sistem pernafasan
Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi system respirasi dibandingkan dengan system kardiovaskuler. Tetapi perubahan yang terjadi menyebabkan ketidaknyamanan dan keadaan yang tidak menyenagkan pada kehamilan dan penyakit system respirasi biasa menjadi lebih parah karena kehamilan. (Salmah, 2006:53)
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul., keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh  progesteron. (salmah, 2006:97)
f.     Perubahan sistem gastrointestinal
Gusi menjadi bengkak, lunak dan berlubang pada saat hamil, kemungkinan ada efek estrogen yang mengarah pada perdarahan karena trauma atau karena sakit gigi. Tujuh puluh persen wanita hamil mengalami komplikasi mual dan muntah. Hal ini biasanya dimulai pada kehamilan 4-8 minggu dan terus berlanjut sampai dengan 14 – 16 minggu. Relaksasi otot  polos perut dan hipomotilitas karena peningkatan esterogen atau HCG dapat menyebabkan hal tersebut. (Salmah, 2006: 56)
g.    Perubahan kulit
Dari akhir bulan ke dua sampai dengan aterm, terjadi peningkatan. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh malanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Daerah yang sering terdapat pigmentasi yang sama, juga di aerola mamma. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, karena sebagai linea nigra. Tidak jarang dijumpai kulit perut, warnanya agak hiperemik dan kebiru- biruan, disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albikan. (Salmah, 2006: 65)
h.    Perubahan metabolisme
Metabolesme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trimester ketiga., hemodilusi  darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin., dalam makanan diperlukan protein tingi sekitar 0,5 gr/kg BB, kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: 1) kalsium 1,5 grm setiap hari, 2) zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari, 3) ibu hamil membutuhkan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air. Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 Kg selama kehamilan, atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 Kg/minggu. Pertambahan berat badan ini dapat terjadi sebagai berikut:







Tabel 2.1
Sumber pertambahan berat badan
No
Sumber
Berat
1
Janin
3 – 3,5 kg
2
Plasenta
0,5 kg
3
Air ketuban
1 kg
4
Rahim
1 kg
5
Timbunan lemak
1,5 kg
6
Timbunan protein
2 kg
7
Retensi air – garam
1,5 kg
                                                                                                                                               
(Saifuddin, 2006:99)
i.      Perubahan musculoskeletal
Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligament pelvic pada akhir kehamilan, pada saat kelahiran Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia gestasi 32 minggu. Meningkatnya pergerakan pelvic menyebabkan pergerakan pada vagina dan hal ini menyebabkan sakit punggung dan ligament pada hamil tua.
j.      Sistem endokrin
1)    Hormon plasenta
Sekresi  hormon  plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya plasma yang mengandung hormone – hormone ini akan meningkat jumlahnya.
2)    Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis anterior meningkat sampai 30-50% yang menyebabkan wanita hamil menderita pusing. Efek meningkatnya reaksi prolaktin adalah ditekanya produksi estrogen dan progesterone pada masa kehamilan.
3)    Kelenjar tiroid
Dalam kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran kira – kira 13% karena adanya hyperplasia dari jaringan glandula dan peningkatan vaskularitas.
4)    Kelenjar adrenal
Karena dirangsang oleh hormone estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak kortisol  plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH dan hal ini terjadi dari umur 12 minggu sampai masa aterm. (Salmah, 2006:66)
3.    Perubahan psikologis kehamilan
a.    Trimester pertama
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan terjadi pada tunbuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu mungkin diberitahukan kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun bebrapa wanita mengalami kegairahan seks yang lebih tinggi, kebanyakkan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini, keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai, namun tampa seks. Libido sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
b.    Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah ibu merasa sehat. Tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang, perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Pada trimester ini pula dapat dirasakan gerakan bayinya. Dan ibu mulai merasakan bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri.
c.    Trimester ketiga
Trimester ketiga ini sering kali disebut periode menunggu dan waspada. Sebab pada trimester ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Triemster ketiga adalah persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua, keluarga mungkin menduga- duga apakah bayinya laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa. ( Varney, 2006 : 501-504 ).
4.    Tanda-tanda kehamilan
a.    Tanda tidak pasti kehamilan
1)    Amenorea
2)    Nausea (enek) dan muntah
3)    Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
4)    Pingsan
5)    Mammae menjadi tegang dan membesar
6)    Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
7)    Sering kencing
8)    Obstipasi
9)    Pigmentasi kulit
10)  Varises
b.    Tanda kemungkinan kehamilan
1)    Tanda Hegar adalah hipertrofi ishmus akibat menjadi panjang dan lunak
2)    Tanda Chadwick adalah vagina dan vulva merah agak kebiruan (livide).
3)    Tanda Piscaseck adalag uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pemebesaran tersebut.
4)    Tanda Braxton- Hicks, bila uterus dirangsanng mudah berkontraksi. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri.
5)    Suhu basal yang sudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC sampai 37,8oC adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
6)    Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya human chorionic gonadothropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama di pagi hari.
c.    Tanda pasti kehamilan
1)    Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian –bagian janin
2)    Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin beberapa cara
3)    Dapat dirasakan gerakan janin dan ballottement
4)    Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tanpak kerangka janin
5)    Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin (crown - rump)
(kusmiyati, dkk, 2008: 93-98)
5.    Tanda bahaya kehamilan
a.    Tanda bahaya kehamila secara umum
1)    Perdarahan yang keluar dari jalan lahir
a)    Abortus
Abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan. Bila abortus terjadi secara spontan dikenal dengan sebutan keguguran. Ada beberapa bentuk abortus yang perlu diwaspadai yaitu abortus iminens yang ditandai dengan perdarahan pervagina, ada atau tidak disertai mules, masih ada tanda-tanda kehamilan; abortus adalah perdarahan dari uterus yang terjadi pada kehamilan kurang dari 28 minggu dengan dilatasi serviks yang meningkat dengan hail konsepsi masih dalam uterus, ditandai adanya perdarahan pervagina, mules, tanda kehamilan positif; abortus inkomplitus yaitu pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan kurang dari 28 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus, ditandai dengan rasa nyeri, perdarahan pervagina banyak, tanda syok.
b)    Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan ketika plasenta terletak ditempat yang tidak normal yakni di segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Plasenta previa terdiri dari:
·         Plasenta previa totalis, jika plasenta menutupi seluruh permukaan.
·         Plasenta previa lateralis, jika plasenta menutupi sebagian dari pembukaan.
·         Plasenta previa marginalis, jika tepi plasenta mencapai pembukaan.
·         Plasenta letak rendah, jika plasenta berada pada segmen bawah uterus, tetapi tidak mencapai jalan lahir.
Penyebab plasenta previa adalah terjadinya pertumbuhan plasenta di segmen bawah uterus yang tidak selalu dapat diterangkan dengan jelas, sehingga penyebab yang pasti tidak dapat ditentukan. Beberapa hal dianggap faktor predisposisi antara lain paritas tinggi dan usia. Gejalanya meliputi perdarahan yang timbul tanpa mules atau nyeri dan darah yang keluar berwarna merah segar.
c)    Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah peristiwa terlepasnya plasenta dari tempatnya yang normal sebelum anak lahir. Sebab terjadinya solusio plasenta antara lain trauma, tali pusat pendek, hipertensi menahun, umur yang telah tua dan multi paritas tinggi. Gejala solusio plasenta:
·         Penderita mengeluh sakit perut terus menerus
·         Terjadi perdarahan pervaginam yang berwarna kehitaman, kadang-kadang jumlah darah yang keluar tidak sesuai dengan keadaan umur pasien.
·         Pada palpasi uterus tegang dan bagian anak sulit diraba.
·         Pucat, sesak nafas, anemia, kadang-kadang sampai syok.
·         Bunyi jantung janin negative
Kesimpulan setiap perdarahan yang keluar dari jalan lahir pada kehamilan adalah patologis dan harus mendapat perhatian serius agar segera mendapat pertolongan.
2)    Hiperemesis gravidarum
Rasa mual dan muntah biasanya dialami oleh ibu hamil dimulai antara periode pertama dan kedua terlambat haid. Kejadiannya mencapai 50-70%. Jika keadaan tersebut berlebihan disebut hiperemesis. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, mungkin diakibatkan oleh perubahan hormon, kemungkinan Heg, mungkin sebagian psikologis, refleks kebahagiaan, atau penolakan terhadap kehamilan.
Diagnosis hiperemesis, pada umumnya tidak sulit: jika muntah dalam kehamilan 1-4 bulan, pada setiap makan atau minum ibu menglami muntah. Gejalanya bergantung pada ringan atau beratnya kelainan hiperemesis.
a)     Hiperemesis ringan
·      Berat bada menurun
·      Badan lemas dan lemah
·      Nafsu makan berkurang
·      Perasaan nyeri ulu hati
b)     Hiperemesis berat
·      Badan menjadi kurus
·      Kulit keriput, kering, kadang-kadang ada kekuningan atau ada tanda dehidrasi
·      Lidah kering dan kotor
·      Mulut berbau
·      Nadi cepat
·      Suhu meningkat
·      Urin berkurang dan pekat
·      Albuminaria dan asetonuria
c)     Hiperemesis sangat berat
·      Gangguan kesadaran, gelisah, koma
·      Nadi kecil dan cepat
·      Suhu meningkat
·      Pada hiperemesis sangat berat penderita pada umumnya tidak tertolong lagi.
Asuhan bersifat koreksi, dehidrasi dan ketidakseimmbangan elektrolit. Bila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurangi harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.
3)    Preeklampsia dan eklampsia
Preeklampsi adalah penyulit kehamilan yang ditimbulkan oleh kehamilan itu sendiri. Preeklamsi yang masih ringan hanya menunjukan gejala hipertensi yaitu adanya kenaikan tekanan darah diastolik lebih dari 90/110 mmhg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam pada kehamilan lebih dari 20 minggu. Dengan disertai proteinuria 1+.
Preeklampsi berat dapat diketahui dengan adanya kenaikan tekanan darah diastolik lebih dari 110 mmhg protienuria 2+, oliguria, hiperfleksia, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium. Eklamsi dapat diketahui dengan adanya tanda dan gejala seperti preeklamsi berat disertai kejang.
4)    Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini dapat diketahui dengan adanya hal-hal seperti :
a)     Cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu.
b)     Ketuban pecah dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
c)     Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm 37 minggu maupun kehamilan aterm.
5)    Gerakan janin tidak dirasakan
Gerak janin sudah dirasakan oleh ibu pada kehamilan minggu ke 10. jika ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu, kemungkinan dibawah ini akan terjadi (lihat kotak). Jika ditemukan hal dibawah ini pada ibu hamil cepat rujuk ke fasilitas kesehatan.

Tabel 2.2
Observasi gerakan janin dalam rahim
gejala dan tanda selalu ada
Gejala dan tanda kadang ada
Kemungkinan
a.    Gerak janin berkurang atau hilang
b.    Nyeri perut hilang, timbul atau menetap
c.    Perdarahan pervaginam sesudah 22 minggu.
a.  Syok
b.  Uterus tegang atau kaku
c.  Gawat janin atau DJJ tidak terdengar
Solusio plasenta
a.    Gerakan janin ada dan DJJ tidak ada
b.    Perdarahan
c.    Nyeri perut hebat
a.   Syok
b.   Perut kembung atau cairan bebas intra abdomen
c.   Kontur uterus abnormal
d.   Abdomen nyeri
e.   Bagian-bagian janin teraba
f.    Nadi ibu cepat
Ruptur uteri
a.    Gerak janin berkurang atau menghilang
b.    DJJ abnormal <100x/menit atau 180x/menit
a.   Cairan ketuban bercampur mekoneum

Gawat janin

a.    Gerak janin atau DJJ hilang
a.   Tanda-tanda kehamilan berhenti
b.   Tinggi fundus uteri berkurang
c.   Pembesaran uteri berkurang
Kematian janin
(Salmah, 2006:99)
b.    Tanda bahaya kehamilan berdasarkan trimester
1)    Trimester I
a)    Panas menggigil
b)    BAK terasa panas
c)    Kram hebat pada abdomen
d)    Perdarahan
2)    Trimester II
a)    Keluar cairan dari vagina (darah atau ketuban)
b)    Panas BAK atau menggigil
c)    Tidak ada gerakan janin
d)    Muntah hebat
3)    Trimester III
a)    Gangguan penglihatan
b)    Oedema
c)    Sakit kepala sering atau hebat
d)    Kejang
e)    Panas menggigil
f)     BAK panas keluar cairan darah dari vagina
g)    Perubahan gerak anak
h)    Nyeri





6.    Ketidaknyamanan kehamilan
Tabel 2.3
Ketidaknyamanan dalam kehamilan
Trimester
Ketidak-nyamanan
Dasar anatomis & fisiologis
Cara meringankan atau mencegah
Tanda-tanda bahaya
I
Kelelahan & fatique
- penyebab tidak diketahui
- Mungkin berhubungan dengan penurunan metabolism basal pada awal kehamilan
-yakinkan bahwa hal ini normal terjadi dalam kehamilan
- dorong ibu untuk sering beristirahat
- hindari istirahat yang berlebihan
-Tanda gejala anemia
-Ketidakmampuan untuk tidak melakukan kegiatan sehari-hari
-Tanda dan gejala depresi
-Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis

Keputihan
-Hipermukosa vagina
-Peningkatan produksi lender dan kelenjar endocervikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen
-Peningkatan kebersihan dengan mandi setiap hari
-Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun bukan nilon
-Menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang.
-Jika sangat banyak atau baunya menyengat atau berwarna kuning/abu-abu (beberapa penyakit kelamin servicitis, vaginitis)
-Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
-perdarahan pervaginam (abdruptio plasenta, plasenta previa, lessi pada servik/vagina, blood show)

Ngidam
-Berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah
-Indra pengecapan menjadi tumpul
-Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran
-Menjelaskan tentang tanda bahaya makanan yang tidak baik
-Mendiskusikan makanan yang bergizi dan memuaskan ngidam dan kesukaan ngidan dan tradisional
-pertambahan berat badan yang tidak memadai, kehilangan berat badan.
-Tanda-tanda kurang gizi (malnutrisi)
II
Sering buang air kecil (nocturia)
- Tekanan uterus pada jandung kemih
- Nocturia  akibat sekresi sodium
-Air dan sodium tertahan di bawah tungkai bawah selama siang hari
- Penjelasan mengenai sebab terjadinya
- Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing
-Perbanyak minum pada siang hari
-Batasi minum kopi, teh, colla, dan caffeine.
- Wanita hamil menghadapi resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi kandung kencing

Rasa mual dan muntah-muntah
- Peningkatan kadar HCG, estrogen atau progesterone
- Relaksasi otot-otot halus
- Hindari bau atau faktor penyebab
- Makan biskuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur
- Makan sedikit tapi sering
- Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
- Bangun dari tempat tidur secara perlahan dan hindari melakukan gerakan secara tiba-tiba
- Istirahat yang cukup, hirup udara segar, jalan-jalan, tidur dengan jendela terbuka
- Pastikan cukup udara di dalam rumah
- Pertambahan berat badan yang tidak memadai, kehilangan berat badan
- Tanda-tanda malnutrisi
- Hiperemesis gravidarum
- Pastikan tidak ada apendisitis, kolesitis, pancreatitis.

Chloasma
- Kecenderungan genetis
-Peningkatan kadar estrogen dan progesterone

- Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan
-Gunakan bahan pelingdung non alergis


haemoroid
-Konstipasi
- Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemoroida
- Dukungan yang tidak memadai pada vena haemorois di area anorektal
- Kurangnya klep dalam pembuluh-pembuuh ini yang berakibat secara langsung pada alira darah
- Statis, gravitas, tekanan vena yang meningkat dalam vena panggul, kongesti vena, pembesaran vena-vena haemoroid
- Hindari konstipasi
- Makan makanan berserat
- Gunakan kompres es, kompres hangat, atau sit bath.
- Dengnan perlahan masukan kembali ke dalam rectum jika perlu
- Hindari BAB sambil jongkok
- Trombhi

Konstipasi
- peningkatan kadar progesterone yang menyebabkan peristaltic usus jadi lambat
- Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus
- Penyerapan air dari kolon meningkat
- tekanan pada uterus yang membesar pada usus
- Suplemen zat besi
-Diit
-Kurang senam
- Tingkatkan intek cairan, serat di dalam diit
- Minum cairan dingin ketika perut kosong
- Istirahat cukup
- Senam
- Membiasakan buang air secara teratur
- BAB segera setelah ada dorongan
-Rasa sakit hebat di abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi)
- Rasa nyeri di kuadran kanan bawah (apendiksitis)

Sesak nafas
- Peningkatan kadar progesterone berpengaruh pada pusat pernafasan
- Uterus membesar dan menekan pada diafragma
- Jelaskan penyebab fisiologisnya
- Latihan nafas melalui senam hamil
- Tidur dengan bantal ditinggikan
- Makan tidka terlalu banyak
- Konsul ke dokter bila ada asma
- Jika disertai demam, batuk, pernafasan cepat, malaise
- Pernafasan cepat tanpa demam
- Exaserbasi (memburuknya asma)


Nyeri ligamentum rotundum
- Hipertropi dan peregangan ligamentum selama kehamilan
- Tekanan pada uterus pada ligamentum
- Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri
- Tekuk lutut kea rah abdomen
- Mandi air hangat
- Topang uterus dengan bantal dibawahnya dan sebuah bantal diantara lutut pada waktuu berbaring miring
- Selalu lakukan assessment atau diagnosa untuk mengenyampingkan apendixitis, peradangan kantung empedu, ulserasi peptic.

Pusing
- Hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan hemodinamis
- Pengumpulan darah di dalam pembuluh tungkai
- Dihubungkan dengan hipoglikemia
- Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
- Hindari terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak
- Hindari berbaring dalam posisi terlentang
- Konsultasi atau periksa untuk rasa sakit yang terus menerus
- Jika kehilangan kesadaran atau terjatuh
- Jika disertai dengan tanda atau gejala anemis

Varices pada kaki/vulva
- Kongesti vena dalam vena bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang hamil
- Kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh estrogen kecenderungan bawaan keluarga
- Disebabkan faktorusia dan lama berdiri
- Tinggikan kaki sewaktu berdiri dan duduk
- Jaga agar kaki jangan bersilang
- Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
- Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
- Senam, hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh
- Tanda-tanda tromboflebitis superficial atau thrombosis vena yang dalam

a.    Konstipasi (susah buang air besar)
Pencegahannya :
1)    Asupan air yang cukup (8gelas/hari)
2)    Banyak makan makanan sayuran dan buah-buahan yang mengandung serat
3)    Cukup istirahat
4)    Minum air hangat pada pagi hari untuk menstimulasi peristaltic
5)    Biasakan buang air besar secara teratur
6)    Tidak diperkenankan memberikan obat-obatan yang mengandung laxan. Gunakan pembentuk bahan padat atau emulsion. Hindari minyak mineral, perangsang saline.
Tanda bahaya :
1)    Rasa nyeri hebat di perut, tidak mengeluarkan gas
2)    Rasa nyeri di kuadran kanan bawah
b.    Haemoroid
Pencegahan :
1)    Hindari konstipasi, tindakan pencegahan palig efektif
2)    Menghilangi ketegangan selama defekasii
3)    Mengurangi bengkak dan sakit dengan merendam bokong dengan air hangat
4)    Gunakan kompres
c.    Kram pada kaki
Pencegahan :
1)    Massase dan hangatkan otot yang terserang
2)    Menghindari tekanan pada jari-jari kaki, pada waktu berjalan gunakan tumit
3)    Latihan (senam)
4)    Diet yang mencakup kalsium
d.    Oedema
Pencegahan :
1)    Menghindari pakaian yang ketat
2)    Kaki ditinggikan jika tidur
3)    Hindari berdiri lama, duduk lama
4)    Posisi miring jika berbaring
e.    Sering buang air kecil
Pencegahan :
1)    Kosongkan saat terasa dorongan untuk bekemih
2)    Batasi minum bahan diuretik alami (teh, colla, kaffein)
3)    Perbanyak minum pada siang hari
4)    Kurangi minum pada malam hari
7.    Kebutuhan dasar kehamilan
a.    Oksigen
Trimester pertama umur kehamilan 0- 14 minggu kebutuhan oksigen biasanya masih dalam keadaan normal. Ibu hamil pada kehamilan 32 minggu keatas atau lebih biasanya mengalami keluhan tentang sesak nafas dan pendek nafas, hal ini disebabkan oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma sehingga kurang leluasa bergerak untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat kira-kira 20 %. Seorang wanita hamil bernafas lebih dalam dan bawah thoraxnya juga melebar ke sisi. ( Salmah, 2006 ).
b.    Nutrisi
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya. Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun pada 4 bulan pertama kehamilan sehingga kebutuhan tubuh akan makanan juga berkurang pada beberapa bulan petama kehamilan.
c.    Peningkatan berat badan
Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan akhir kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan resiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol. Bila sangat kurus maka akan melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun berat badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan normal atau kurus lebih dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan berat badan selama hamil.
Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan yang mencolok, yaitu multipara, edema, hipertensi kehamilan, makan berlebih/ banyak. Pada obesitas, cenderung terjadi makrosomia dan disproporsi sefalopelviks.
                        IMT (Indeks Masa Tubuh)
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa  berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
                                                              Berat Badan (Kg)
IMT      = -------------------------------------------------------
                                                Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategorigemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang.
 Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4
Indeks Masa Tubuh (IMT)
Nilai IMT mempunyai rentang
19,5-26,6
Normal
<19,8
Underweigh
26,6-29,0
Overweight
>29,0
Obesitas






                ( Buku Saku Bidan, Hellen Varney dkk)

Jika seseorang termasuk kategori :
IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan  kekurangan berat badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
d.    Imunisasi
Tanyakan apakah ibu hamil sudah pernah mendapat suntikan tetanus toksoid (TT). Bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya. Ibu hamil yang belum pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak minimal satu bulan. TT yang pertama diberikan pada kunjungan anteatal yang pertama. Bila sudah pernah, maka cukup diberikan satu kali selama kehamilan. Suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonaturum. Artinya apabila didalam waktu 3 tahun wanita subur tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonaturum.
e.    Mobilisasi
Tujuannya agar sirkulasi darah baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik, tidur nyenyak. Dan dianjurkan agar jalan pagi, gerak badan dengan : berdiri, jongkok, terlentang kaki diangkat keatas, terlentang perut diangkat, melatih pernafasan.
f.     Seksual
Hindari jika ibu tersebut ada riwayat sering abortus / prematur, perdarahan pervaginam, minggu terakhir kehamilan karena bisa menyebabkan partus prematurus, ketuban pecah.
g.    Senam hamil
Tujuan senam hamil yaitu memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani dari ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
Manfaat senam hamil secra teratur dan terukur :
1)    Memperbaiki sirkulasi darah
2)    Mengurangi pembengkakan
3)    Memperbaiki risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit
4)    Mengurangi kram/ kejang kaki
5)    Menguatkan otot perut
h.    Persiapan persalinan
Kecemasan dapat meningkat karena keadaan jalan lahir dan anaknya selama proses persalinan. Banyak wanita takut nyeri atau kerusakan karena mereka tidak mengetahui tentang anatomi dan proses persalinan. Pada saat demikian dapat diterangkan bahwa permulaan persalinan dapat ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :
1)    Perut mulai tegang dan mengencang secara teratur setiap 10 atau 15 menit
2)    Keluar lendir campur darah (blood show)
3)    Ibu merasa sakit pinggang, rasa nyeri yang menjalar ke bagian perut bawah
4)    Kadang-kadang keluar cairan dari vagina
Apabila ibu merasakan salah satu tanda di atas hendaknya segera pergi ke tempat bersalin yang sudah disepakati antara suami dan istri serta keluarga lainnya. Misalnya ke puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit, atau di tempat pertolongan swasta lainnya.
Jika ibu ingin bersalin di rumah, segera memanggil petugas kesehatan. Sambil menunggu kedatangan petugas, hendaknya disiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti tempat bersalin, air panas dalam waskom, tempat merebus air, dan alat keperluan ibu dan bayi. Jika ibu sudah merncanakan ingin bersalin di rumah sakit atau rumah bersalin perlu mempersiapkan koper/ tas yang berisi pakaian bayi dan pakaian ibu khususnya pembalut yang dapat meresap.
Persiapan persalinan yang perlu diperhitungkan juga adalah transportasi, misalnya jarak tempuh dari rumah ke tujuan membutuhkan berapa lama, jenis alat transportasi, sulit atau mudahnya jarak yang di tempuh, karena hal ini akan mempengaruhi keterlambatan pertolongan. Untuk mengurangi tingkat kecemasan dari sisi sosial ekonomi disarankan, keluarga sudah mengikuti kelas menjadi orang tua mulai dari trimester I, II, dan III. Agar proses persalinan berjalan secara normal, ibu selamat,dan bayinya sehat perlu direncanakan jauh sebelum masa persalinan tiba dengan cara menabung, dapat melalui arisan, tabungan ibu bersalin (tabulin) atau menabung di bank. (Salmah, dkk, 2006 )
i.      Persiapan laktasi
1)    Prenatal breast care
Tujuannya yaitu memelihara hygiene payudara, melenturkan menguatkan puting susu, pengeluaran puting susu yang datar atau masuk kedalam ( retracted nipple).
Teknik dengan cara kompres puting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas yang dibubuhi minyak, bersihkan puting susu dan sekitar dengan handuk kering yang bersih. Pegang kedua puting susu dan tarik keluar bersama dan putar kedalam 10-15x dan keluar 10-15x, pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu diurut dari pangkal keputing susu 30x, pijat daerah areola susu tersumbat atau tidak, pakailah BH yang menopang payudara.
2)    Postnatal breast care
Memelihara hygiene payudara, memperlancar ASI, dan merangsang sel-sel payudara
8.    Pemeriksaan kehamilan
a.    Tujuan asuhan kehamilan
1)    Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2)    Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3)    Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum.
4)    Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat bagi ibu maupun bayinya.
5)    Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
6)    Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kalhiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifuddin, 2006:90)
b.    Kebijakan tekhnis pemeriksaan
Penilaian klinik merupakan proses yang berkelanjutan dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui:
1)    Anamnesis
a)    Identitas suami dan istri : Nama, Umur, Suku, Agama, Pendidikan terakhir, Pekerjaan, Alamat.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi (mengenal) penderita dan menentukan status social ekonominya yang harus kita ketahui misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan di berikan. Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan, kalau umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya. Primigravida tua ialah wanita yang pertama kali hamil sedangkan umurnya sudah mencapai 35 tahun atau lebih. Tentu para primi tua kemungkinan kurang lancarnya persalinan lebih besar, maka pemeriksaan dan pemimpinan persalinan harus secermat-cermatnya. Begitu pula halnya dengan primigravida muda ialah seorang primigravida yang belum mencapai umur 16 tahun.
b)    Keluhan utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada keluhan-keluhan lain.


c)    Riwayat menstruasi
·         Menarche
·         Siklus haid
·         Lamanya haid
·         Banyaknya darah
·         Konsistensi
·         Dismenorhoe
·         Hari pertama haid terakhir
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. Yang dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama haid yang terakhir.   
d)    Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kehamilan adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat. Persalianan spontan, buatan, aterm, premature, ditolong oleh paraji atau bidan / dokter. Nifas demam, perdarahan, laktasi. Anal jenis kelamin, berat badan, hidup atau tidak. Kalau meninggal umur dan sebab meninggal. Mempengaruhi prognosis persalinan dan pimpinan persalinan.
                                    Kehamilan sekarang
Bila mulai merasa pergerakan anak. Kalau kehamilan masih muda adakah mual, muntah sakit kepala, dan perdarahan. Kalau kehamilan sudah tua adakah bengkak atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang. Keluhan ini harus selalu di ingat dalam memberi pengobatan.
Anamnesa keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga. Anak kembar atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
e)    Riwayat perkawinan
·         Kawin atau tidak
·         Berapa lama
·         Berapa kali menikah
·         Jumlah anak
2)    Pemeriksaan
a)    Pemeriksaan umum
·         Bagaimana keadaan umum pasien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
·         Adakah anemia, cyanosis, ikterus.
·         Keadaan jantung dan paru-paru
·         Adakah oedema
·         Refleks
·         Tensi
·         Berat bdan
·         Pemeriksaan laboratorium : darah, urine dan faeces
b)    Pemeriksaan kebidanan
·         Inspeksi : muka, leher, dada, perut, vulva dan anggota badan
·         Palpasi : untuk menentukan besarnya rahim, untuk memperkirakan tuanya kehamilan, menentukan letak anak dalam rahim. Perlu juga diraba apakah ada tumor lain di dalam rongga perut, cysta, myoma, atau limpa membesar.
Cara melakukan palpasi menurut Leopold yang terdiri atas 4 bagian :
Leopold I
Mengetahui letak presentasi kepala dan bokong.
Dengan cara, mengahadap ke kepala pasien gunakan ujung jari kedua tangan untuk mempalpasi fundeus uteri. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras, bulat, dan mudah digerakkan dan ballotable.
Leopold II
Untuk mengetahui dimana letak punggung dan bagian terkecil dari janin.
Dengan cara, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen, pertahankan uterus dengan tangan yang satu dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi punggung janin. Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan. Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, dan mungkin bisa bergerak pasif atau aktif.
Leopold III
Mengetahui bagian terbawah, yang paling dekat dengan serviks.
Dengan cara, letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada pada kedua sisi abdomen pasien tepat diantara symphisys minta pasien untuk menarik nafas dan menghembuskannya. Pada saat pasien menghembuskan nafas, tekan jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam di sekitar bagian presentasi.
Leopold IV
Untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul, memberikan informasi tentang bagian presentasi : bokong atau kepala, sikap fleksi atau ekstensi, dan station (penurunan bagian prensentasi)
Dengan cara, palpasi diantara dua tangan, evaluasi penurunan bagian presentasi.




                                    Umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :
·         Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat di raba dari luar.
·         Akhir bulan III (12 minggu) 1-2 jari di atas symphisys.
·         Akhir bulan IV (16 minggu) antara symphisys dan pusat.
·         Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari di bawah pusat.
·         Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat.
·         Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari di atas pusat.
·         Akhir VIII (32 minggu) pertengahan prosesus xyphodeus pusat
Untuk menghitung umur kehamilan dengan hubungan tinggi fundus uteri adalah :
TFU (cm)   = umur kehamilan (bulan)
3,5 cm
-       Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop. Biasanya dipergunakan stetoskop monoaural tetapi dapat juga dipergunakan stetoskop kepala atau dengan doptone
c.    Kebijakan program pemeriksaan
1)    Standar kunjungan pemeriksaan kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu :
a)  Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum minggu ke 14)
b)  Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c)  Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
2)    Standar pelayanan asuhan kehamilan (7T)
a)    (timbang) berat badan
Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil kurus atau gemuk sebelum hamil akan menimbulkan risiko pada janin terutama apabila peningkatan atau penurunan sangat menonjol. Bila sangat kurus maka akan melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), namun berat badan bayi dari ibu hamil dengan berat badan normal atau kurus, lebih dipengaruhimoleh peningkatan atau penurunan berat badan selama hamil.
Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah menggunakan indeks massa tumbuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan pangkat 2.Contoh, wanita dengan berat badan 1,57 meter. Maka IMT-nya 51/(157)2 = 20,7.



Tabel 2.5
Rentang nilai IMT
Nilai IMT mempunyai rentang
19,5-26,6
Normal
<19,8
Underweigh
26,6-29,0
Overweight
>29,0
Obesitas




Tabel 2.6
Rekomendasi rentang pertambahan berat badan total pada wanita hamil, dilihat dari BMI prekehamilan
Kategori BMI
Pertambahan berat badan
Rendah ( BMI < 19,8 )
12,5 kg – 18 kg
Normal ( BMI 19,8 = 26,0 )
11,5 kg – 16 kg
Tinggi ( BMI > 26,0 = 29,0 )
7,0 – 11,5 kg
            (Buku saku bidan, Helen Varney, 2008:114)
Penambahan berat badan per trimester lebih penting daripada penambahan berat badan keseluruhan. Pada trimester pertama peningkatan berat badan hanya sedikit, antara 0,7 sampai 1,4 kg. pada trimester berikutnya akan terjadi peningkatan berat badan ynag dapat dikatakan teratur, yaitu 0,35-0,4 kg per minggu.





Tabel 2.7
            Penambahan berat bdan pada ibu hamil  
Komponen pertambahan berat badanibu selama kehamilan
Jaringan ekstrauterin
1  kg
Janin
3-3,8 kg
Cairan amnion
1 kg
Plasenta
1-1,1 kg
Payudara
0,5-2 kg
Tambahan darah
2-2,5 kg
Tambah cairan jaringan
1,5-2,5 kg
Tambahan jaringan lemak
2-2,5 kg
Total
11,5-16 kg
(Saifuddin, 2006:94
b)    Ukur (Tinggi) fundus uteri
Tabel 2.8
Perbandingan Tinggi Fundus dengan Usia Kehamilan
Usia
Kehamilan
Tinggi Fundus
Dalam cm
Menggunakan penunjuk – penunjuk badan
12 Minggu
-
Teraba diatas simfisis pubis
16 Minggu
-
Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilicus
20 Minggu
20 cm (± 2 cm)
Pada umbilicus
24 Minggu
Usia kehamilan dalam minggu=23 cm (± 2 cm)
-
28 Minggu
26 cm (± 2 cm)
Di tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus
32 Minggu
Usia kehamilan dalam minggu = 30 cm (±2 cm)
-
36 Minggu
33 cm (±2 cm)
Pada prosesus sifoidus


(Sulaiman,

c)    Pemberian imunisasi lengkap
Tabel 2.9
Imunisasi TT
Anti-gen
Interval
(selang waktu minimal )
Lama
perlindungan
% per-
Lindungan
TT1
Pada kunjungan antenatal pertama
-
-
TT2
4 Minggu  setelah TT1
3 Tahun
80
TT3
6 Bulan setelah TT2
5 Tahun
95
TT4
1 Tahun setelah TT3
10 Tahun
99
TT5
1 Tahun setalah TT4
25 Tahun/seumur hidup
99
(Saifuddin, 2006:91)
d)    Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
Pemberian tablet zat besi selama kehamilan minimum 90 tablet selama kehamilan. Dimulai dengan memeberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 60 mg ) dan Asam folat 500 µg, minimal masig-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi, karena akan mengganggu penyerapan. (Saifuddin,2006:91)
e)    Tes terhadap penyakit menular seksual
f)     Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan


9.    Diagnosa kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabillitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk. (Hanifa, 2005)
Di tinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
a.   Kehamilan triwulan pertama (antara 0 – 12 minggu)
b.   Kehamilan triwulan kedua (antara 12 – 28 minggu)
c.   Kehamilan triwulan ketiga (antara  28 – 40 minggu)
Dalam triwulan pertama alat-alat mulai dibentuk. Dalam triwulan kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah dapat hidup.
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan di bawah 20 minggu, disebut abortus. Bila hal ini terjadi di bawah 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm.(Hanifa, 2006)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...