Senin, 29 April 2013

BAYI BARU LAHIR (BBL)




https://www.123rf.com/photo_8718104_happy-parents-with-newborn-baby.html

1.    Definisi bayi baru lahir
Bayi baru lahir adalah bayi segera setelah lahir sampai dua puluh delapan hari. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang memadai dan penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal yang meliputi : 1) perdarahan, 2) hipertensi, 3) infeksi, 4) kelahiran preterm/bayi berat lahir redah, 5) asfiksia dan 6) hipotermia ( Saifuddin, 2006 : 132 ).
2.    Perubahan fisiologis bayi baru lahir
a.    Perubahan sirkulasi
Setelah bayi lahir, bayi akan bernafas ini akan menjadikan penurunan pada tekanan arteri pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru, duktus arteriosus botali menutup 1-2 menit setelah bayi bernafas. Dengan diguntingnya tali pusat maka akan terjadi penurunan pada vena cava inferior, sehingga tekanan pada atrium kanan berkurang sebaliknya tekanan pada atrium kiri bertambah maka terjadi penutupan foramen ovale.
O2 janin lebih rendah dari pada orang dewasa. Untuk mengimbangi ini peredaran janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (18 gerak %) dan eritrocitnya (5,5 juta/mm3).
Perbedaan Hb janin dan orang dewasa :
1)    Hb janin dibuat dalam hati, Hb dewasa pada sumsum merah.
2)    Hb janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 daripada orang dewasa.
3)    Hb janin baru diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih.
b.    Perubahan respirasi
Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya, kecepatannya dan bervariasi 30 – 60 x/mnt.
Rangsangan gerakan nafas pertama kali karena tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir sehingga terjadi kehilangan setengah dari jumlah cairan yang ada di paru-paru, sehingga sesudah lahir cairan yang hilang diganti.
Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan CO2 merangsang masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium kiri, menyebabkan foramen ovale menutup, sirkulasi janin berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
Kemoreseptor pada sinus karotis atau rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan.


c.    Perubahan imunitas
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobulin (suatu protein yang mengandung anti bodi) diantaranya: IgG, Pembentukan sel plasma dan anti bodi gamma A,G dan gamma M.
IgA telah dibentuk saat kehamilan dua bulan dan baru dapat ditemukan segera setelah lahir, IgM ditemukan pada kehamilan 5 bulan, produksinya meningkat setelah lahir.
d.    Perubahan suhu tubuh
Saat lahir suhu bayi sama dengan suhu ibu, tapi bayi memiliki insulasi lemak, luas permukaan tubuh yang besar, sirkulasi yang relatif buruk serta belum dapat berkeringat dan menggigil, maka suhu lingkungan harus diatur 36,5 – 37,20C. untuk mengurangi kehilangan panas dilakukan pengaturan suhu kamar, membungkus badan dan kepala bayi, disimpan ditempat tidur hangat.
e.    Perubahan nadi
Baru lahir denyut nadi 120-150 x/mnt, tergantung pada aktifitas. Nadi dapat menjadi tidak teratur karena stimulasi fisik atau emosional tertentu seperti gerakan involunter, menangis atau mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba.
f.     Perubahan tekanan darah
Tekanan darah pada bayi baru lahir rendah sehingga sulit untuk diukur secara akurat dengan spignomanometer konvensional, 80-60 / 45-40 mmHg dan 100/50 mmHg sampai dengan hari ke sepuluh.
g.    Perubahan saluran pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi air ketuban terjadi erumelalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Bila dibandingkan dengan pencernaan orang dewasa pencernaan neonatus lebih berat dan lebih panjang. Enzim pencernaan sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase pancreas, aktivitas lipase terjadi pada janin 7 – 8 bulan.
h.    Perubahan endokrin
Pada kehamilan 10 minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis, hormon ini diperlukan untuk mempertahankan granula supra renalis.
Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar dibanding orang dewasa, kelenjar tyroid sudah sempurna saat lahir dan sudah mulai berfungsi sebelum lahir.
i.      Perubahan keseimbangan air dan fungsi ginjal
Glomerolus mulai dibentuk pada janin umur 8 minggu. Pada kehamilan 28 mg jumlahnya sekitar 350.000, ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
Hingga umur tiga hari ginjal bayi belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah 5 hari ginjal mulai memproses air yang didapat dari luar.

j.      Perubahan susunan saraf
Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitive terhadap cahaya.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir :
a.    Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
b.    Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin segera setelah melahirkan badan bayi.
c.    Sambil secara cepat menilai pernapasannya, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
d.    Dengan kain bersih dan kering atau kassa, lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi.
3.    Tanda-tanda bayi baru lahir
Menurut Saifuddin, 2006: 139 semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda- tanda kegawatan atau kelainan menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda- tanda berikut :

a.    Sesak nafas
b.    Frekwensi pernafasan 60kali/menit
c.    Gerakan retraksi dada
d.    Malas minum
e.    Panas atau suhu badan bayi rendah
f.     Gerakan kurang aktif
g.    Berat badan lahir rendah (1500-2500 gram)
h.    Tanda-tanda bayi sakit berat
i.      Sulit minum
j.      Sianosis sentral (lidah biru)
k.    Perut kembung
l.      Periode apneu
m.   Kejang/periode kejang-kejang kecil
n.    Merintih
o.    Perdaraha tali pusat
p.    Sangat kuning
q.    Berat badan lahir <1500 gram
4.    Kebutuhan bayi baru lahir
a.    Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis sepontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
1)    Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2)    Gulung sepotong bayi dan letakan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala di atur lurus sedikit kebelakang.
3)    Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.
4)    Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menagis.
5)    Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bayi bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir ( masuknya lendir ke paru paru )
6)    Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
b.    Memotong tali pusat
1)    Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil, maka lakukan pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.
2)    celupkan tangan (masih menggunakan sarung tangan) kedalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
3)    Bilas tangan dengan air disinfeksi tingkat tinggi, lalu keringkan dengan handuk atau kain bersih dan kering.
4)    Ikat puntung tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dinding perut bayi. Gunakan benang atau klem plastik penjepit tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5)    Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling puntung tali pusat dan ikat untuk yang kedua kalinya dengan simpul mati dibagian yang berlawanan.
6)    Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakan di dalam larutan klorin 0,5%.
7)    Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.
c.    Menjaga kehangatan
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami hipotermia.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara- cara berikut:
1)    Evaporasi, adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Ini dikarenakan  setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
2)    Konduksi, adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
3)    Konveksi, adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingi. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.
4)    Radiasi, adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda- benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tibuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda- benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi.
d.    Kontak dini dengan ibu
1)    Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
                                          a)    Kehangatan dan mempertahankan panas yang sesuai pada bayi baru lahir
                                          b)    Ikatan batin dan pemberian ASI
2)    Dorongan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukkan refleks rooting)

e.    Memberikan Vitamin K
Kejadian perdarahan karena difesiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama tiga hari,  sedangkan bayi risiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 mg I.M.
f.     Memberikan obat tetes mata atau salep mata
Dibeberapa negara perawatan mata bayi batru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya Oftalmia neonatrum. Didaerah dimana gonorea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah penyakit mata karena (penyakit menular seksual).
1)     Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat, dan harus dicatat didalam status termasuk obat apa yang digunakan.
2)     Yang lazim dipakai adalah larutan Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
                                        a)       Perawatan untuk mata harus siap diruang penerimaan atau persalinan, ruang rawat bayi, termasuk :
·         Obat-obatan
·         Perlengkapan berisi : alat tetes mata, dan gelas obat kecil steril dan kapas.
·         Cairan NaCl untuk irigasi mata (bila dipakai Perak Nitrat)
                                          b)    Perubahan warna dari cairan penetes terjadi perubahan kimia, sehingga tidak dapat dipakai lagi maka petugas hendaknya secara rutin meneliti terjadinya perubahan warna pada cairan obat
g.    Tanda pengenal
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin maka alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnnya sampai waktu bayi dipulangkan.
1)     Perawatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat penerimaan pasien, kamar bersalin, dan ruang rawat bayi.
2)     Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, yang tidak mudah melukai, tidak sobek, dan tidak mudah lepas.
3)    Pada gelang nama harus tercantum :
                                           a)   Nama (bayi) nyonya
                                           b)   Tanggal lahir
                                           c)   No bayi
                                           d)   Jenis kelamin
                                           e)   Unit
                                            f)   Nama lengkap ibu
4)    Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, no identifikasi.
5.    Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
a.    Tujuan
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. (Saifuddin, 2006: 136).
b.    Dua jam pertama sesudah lahir
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya.
1)     Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti ukuran bayi yang kecil untuk masa kehamlan atau bayi kurang bulan, gangguan pernapasan pada bayi, hipotermia, infeksi, cacat bawaan dan trauma lahir yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir
2)     Kaji kesadaran dan reaksi respon terhadap ransangan sakit atau suara yang ada disekelilingnya. Keaktifan dalam gerakan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki menjadi sesuatu kajian yang penting pula, mengingat gerakan badan harus seimbang atau simetris. Kesimetrisan dapat dilihat dari dari letak kepala, muka wajah, mata, mulut, leher, dada, abdomen, punggung, tangan, dan kaki.
3)     Pengkajian terhadap kulit bayi baru lahir pun perlu diperhatikan terutama warnanya apakah berwarna kemerahan atau  kebiruan. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah dari segi asupan nutrisi bayi yang berhubungan dengan kelancaran menghisap air susu dan mencerna makanan. Setelah itu baru kaji pola eliminasi bayi dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi perut yang tiba- tiba membesar, tanpa keluarnya tinja disertai muntah dan mungkin dengan kulit kebiruan.
4)     Pemantauan tanda – tanda vital BBL.
5)     Ukur suhu tubuh bayi melalui anus atau ketiak bayi. Pada pernapasan normal, perut dan daad bergerak hampir bersaman tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerakan pernapasan 30 – 50 kali permenit. Nadi dapat dipantau disemua titik nadi perifer. Sedangkan tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi. Catat hasil pengkajian tersebut dan dokumentasikan. (Saifuddin, 2006: 136)
c.    Pemeriksaan lanjutan
Pemeriksan lanjutan dilakukan sesudah bayi berumur dua puluh empat jam atau setelah bayi dipindahkan dari transitional care ke tempat perawatan khusus atau rawat gabung, oleh karena ada beberapa keadaan pada bayi yang mungkin tidak ditemukan pada waktu diperiksa dikamar bersalin, misalnya hematomasefal, perdarahan subaponeurosis, perdarahan lainnya, periodik apnea kejang, nekrosis lemak dan lain – lain.
                        Keadaan umum :
1)     Kepala                 : besar, bentuk, molding, sutura tertutup/melebar, kaput suksedaneum, hematoma - sefal, kraniotabes dan sebagainya.
2)    mata : perdarahan , subkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak dan lain-lain.
3)     Telinga : Preaurical tag, kelainan daun atau bentuk telinga
4)     Mulut : Labioskisis, labiognatoplatoskisis, tooth buds dan lain – lain
5)     Leher : Luktus tiroglosus, higroma koli
6)     Dada : Bentuk, pembesaran bauh dada, pernafasan, retraksi interkostal, subkostal, sifoid, merintih, pernapasan cuping hidung, bunyi paru – paru
7)     Jantung : Pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung
8)     Abdomen : Membuncit, skafoid
9)     Tali pusat : Berdarah, jumlah pembuluh darah tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di pusat atau diselangkang.
10)  Alat kelamin : Tanda – tanda hematoma, testis belum turun, fimosis, adanya perdarahan atau lendir dari vagina, besar dan bentuk klitoris, dan labia minora, atresia ani.
11)  Tulang punggung : spina bifida, pilonidal sinus atau dimple.
12)  Anggota gerak : Fokomelia, sindaktili, polidaktili, fraktur, paralisis, pelipes dan lain – lain
13)  Keadaan neuromukuler : Refleks moro, refleks genggam, refleks rooting dan sebagainya; tonus otot, tremor, jitterness
14)  Lain – lain : Mekonium harus keluar dalam dua puluh empat jam sesudah lahir, bila tidak harus waspada terhadap atresia ani/obstruksi usus. Urine harus ada pula dalam waktu dua puluh empat jam. Kadang – kadang pengeluaran urine tidak diketahui oleh karena pada saat keluar pada saat bayi lahir dan tercampur dengan air ketuban. Bila urine tidak ada dalam dua puluh empat jam harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran kencing.( Saifuddin, 2006:137 – 138)













6.    Jadwal imunisasi
Tabel 2.13
Jadwal Imunisasi
Jenis imunisasi
Guna
Umur Pemberian Vaksinasi
Bulan
Tahun
LHR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
6
7
8
9
BCG
Pencegahan TBC














Hepatitis B
Hepatitis B
0

1
2
3









Polio1
Polio
1













Polio 2


2











Polio 3



3










Polio 4




4









DPT COMBO 1
Dipteri, pertusis,  tetanus dan hepatitis B


1











DPT COMBO 2



2










DPT COMBO 3




3









CAMPAK
Campak









1

2


DT
Dipteri dan tetanus











1


TT
Tetanus toxoid












1
2
Bookleat “  Nestle Dancow ‘Paspor Si Kecil “, 2008

7.    Diagnosa bayi baru lahir
Diagnosa bayi baru lahir dibuat dengan dasar : usia kehamilan ibu ketika bayi dilahirkan dan tangal waktu lahir.
B.   Pendokumentasian
1.      Definisi dokumentasi
Dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis, akurat dan lengkap yang dimiliki bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, dan kalangan bidan sendiri.( Wildan, M, dkk, 2008:2 )
2.    Manajemen varney
Helen Varney, alur berpikir bidan pada saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik.
Langkah I (tahap pengumpulan data dasar)
1)     Anamnesa meliputi (biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan dan nifas)
2)     Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
3)     Pemeriksaan khusus (inspeksi. Palpasi, auskultasi, perkusi)
4)     Pemeriksaan penunjang (darah, catatan terbaru dan sebelumnya)
Langkah II (interpretasi data dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan, yaitu:
1)    Diakui dan telah disyahkan oleh profesi
2)     Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3)     Memiliki ciri khas kebidanan
4)     Didukung oleh clinical judgment dalam praktek kebidanan
5)     Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Langkah III (identifikasi diagnosis/masalah potensial)
Langkah III merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
Langkah IV (menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera)
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Langkah V (menyusun rencana asuhan secara menyeluruh)
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi.
Langkah VI (penatalaksanaan asuhan)
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang di evaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnose dan masalah yang telah diidentifikasi. Dokumentasi asuhan kebidanan menurut Ellen Thomas (1994) adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, kelurga pasien, dan tim kesehatan yang mencatat tentang hasil pemeriksaan prosedur, pengobatan pada pasien dan pendidikan kepada pasien, serta respon pasien terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan.
3.    Pendokumentasian SOAP
S (Subjektif)        :menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis.
O (Objektif)            :menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, labolatorium dan uji diagnosis lain.
A (Assesment)       :menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi.
P (Plan)                 :menggambarkan pendokumentasian dan tindakan/Implementasi dan evaluasi perencanaan (E) berdasarkan assessment sebagai langkah 5, 6, 7 varney. (Salmah, 2006: 172).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...