Kamis, 11 Januari 2018

ADAPTASI PIKOLOGIS MASA NIFAS (ASKEB III)



Pada masa nifas, ibu mengalami stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa. Menjalani proses tekanan untuk cepat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya. Ibu merasa memiliki tanggung jawab yang luar biasa pada dirinya sebagai ibu. Tidak mengherankan apabila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku yang sesekali mengalami kerepotan.
Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah, reaksi seorang ibu berbeda-beda selama hari-hari pertama melahirkan. Ibu akan selalu melihat ke wajah bayinya, mengamati tubuh, sesekali mengelus pipi bayinya, dan menggoyangkan ekstremitasnya sebelum kembali menatap wajah bayinya. Namun ada ibu yang merasa tidak nyaman dengan bayi baru mereka karena beberapa alasan yang menyebabkannya.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi dalam masa nifas adalah sebagai berikut:
·         Fungsi yang memengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.
·         Respon dan dukungan dari keluarga dan melahirkan sebelumnya.
·         Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
·         Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.

Berikut adaptasi psikologis menurut Reva Rubin:
1.      Fase Taking In
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu baru pada umumnya pasif dan bergantung, perhatiannya tertuju pada tubuhnya. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah, kurangnya nafsu makan menandakan tidak berlangsung normal.
2.      Fase Taking Hold
Periode ini berlangsung pada 2-4 hari post partum ibu menjadi orang tua yang sukses dengan tanggung jawab terhadap bayinya. Pada masa ini ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir melakukan hal-hal tersebut. Cenderung menerima nasihat bidan.
3.      Letting Go
Periode yang biasanya terjadi setiap ibu pulang ke rumah, pada ibu yang bersalin di klinik dan sangat berpengaruh pada waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarganya. Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
Berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan cara hidupnya sesudah mempunyai bayi, perubahan hormon, adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih.
B.     Post Partum Blues
Post partum blues adalah reaksi penyesuaian dengan perasaan depresi, yang juga dikenal dengan istilah baby blues. Merupakan periode sementara terjadinya depresi yang sering terjadi selama beberapa hari pertama pada masa nifas
Penyebab yang menonjol adalah:
1.      Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan
2.      Rasa sakit pada masa nifas
3.      Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan
4.      Kecemasan ketidakmampuan merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit
5.      Rasa takut tidak menarik lagi bagi suami
Gejala-gejalanya antara lain: Sangat emosional, sedih, khawatir, kurang percaya diri, mudah tersinggung, merasa hilang semangat, menangis tanpa sebab jelas, kurang merasa menerima bayi yang baru dilahirkan, sangat kelelahan, harga diri rendah, tidak sabaran, terlalu sensitif, mudah marah dan gelisan.
Dari hasil penelitian terhadap 41 ibu yang mengalami depresi hampir sepertiganya melakukan marah patologis terhadap bayinya. Efek dari depresi pada pengemban kognitif dan emosionalnya bisa bertahan selama 14 tahun.
            Hal-hal yang dapat dilakukan seorang bidan antara lain:
1.      Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin
2.      Simpati, memberikan bantuan dalam merawat bayi dan dorongan pada ibu agar tumbuh rasa percaya diri
3.      Menyarankan pada ibu untuk:
·         Meminta bantuan suami atau keluarga jika ibu membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan.
·         Meminta bantuan suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan, karena dengan bantuan suami dan keluarga dapat membantu mengatasi gejala-gejala ini
·         Membuang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan percaya diri
·         Mencari hiburan dan meluangkan waktu untuk diri sendiri
C.    Depresi Post Partum
Perbedaan antara baby blues dan depresi postpartum terletak pada frekuensi, intensitas dan durasi gejala. Masalah tidur merupakan satu cara untuk membedakan keduanya. Jika ibu dapat tidur sementara orang lain mengasuh bayinya, sepertinya ini merupakan baby blues. Jika ia tidak dapat tidur karena ansietas (khawatir) ini merupakan depresi postpartum.
Depresi postpartum ini dapat terjadi dari 2 minggu sampai 1 tahun setelah melahirkan. Ibu mungkin merasa marah, bingung, panik dan tidak berdaya. Ia mungkin mengalami perubahan dalam pola makan dan pola tidurnya. Ia mungkin takut bahwa ia akan menyakiti bayinya atau merasa ia akan menjadi gila. Ansietas merupakan salah satu gejala utama depresi postpartum.
Bentuk distres postpartum yang lebih serius adalah psikosis postpartum. Ibu mungkin mengalami halusinasi, berpikir tentang bunuh diri atau mencoba untuk membahayakan bayinya.
1.      Penyebab Distres
Postpartum
Sekarang ini, tidak seorangpun yang merasa pasti apa penyebab distres postpartum; tidak semua ibu mengalaminya. Sensivitas individual ibu terhadap perubahan hormonal dapat menjadi penyeab, tetapi hormon hanya merupakan sebagian dari penyebab tersebut.
Ibu baru harus banyak membuat penyesuaian, dan banyak tuntutan yang ditanggungnya. Salah satu atau kedua hal ini dapat menyebabkan distres. Penyebab lain yang mungkin adalah termasuk riwayat keluarga tentang depresi, kurang dukungan keluarga setelah melahirkan, isolasi dan keletihan kronis.
2.      Mengatasi Masalah
salah satu cara yang paling penting untuk membantu diri anda adalah dengan membentuk sistem dukungan sebelum melahirkan. Mintalah anggota keluarga dan teman untuk membantu. Mintalah ibu atau ibu mertua untuk tinggal bersama anda sementara waktu. Mintalah suami untuk cuti beberapa lama, atau sewa orang seseorang untuk datang dan membantu setiap hari.
Tidak ada pengobatan tertentu untuk baby blues, tetapi ada banyak cara dimana anda dapat membantu menghilangkan gejala. Mintalah bantuan. Istirahat ketika bayi tidur. Temui ibu yang lain dengan situasi yang sama; akan membantu untuk berbagi perasaan dan pengalaman anda. Jangan coba untuk menjadi yang paling sempurna; biarkan beberapa hal sedikit menyimpang. Dukung diri adana. Lakukan bentuk latihan tertentu dengan kekuatan sedang setiap hari. Makan makanan yang bergizi, dan minum banyak air. Keluar rumah setiap hari.
Dengan depresi postpartum, mungkin diperlukan obat-obatan selain saran-saran diatas. Sekitar 85% dari semua ibu yang menderita depresi postpartum membutuhkan obat-obatan.
D.    Kesedihan dan Duka Cita
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan asuhan yang berupa memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga, memberikan pendidikan dan penyuluhan secara terus menerus. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurukan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan pengertian dai keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisiibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu, tak jarang beberpa timbul suka pada ibu nifas.
1.      Kemurungan Masa Nifas
Kemurungan masa nifas normal saja dan disebabkan perubahan dalam tubuh seseorang wanita selama kehamilan serta perubahan dalam irama/cara kehidupannya sesudah bayi lahir. Seorang ibu lebih beresiko mengalami kemurungan pasca salin, karena ia masih muda mempunyai masalah dalam menyusui bayinya. Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum, dan bahwa perasaan-perasaan demikian biasanya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan.
2.      Terciptanya Ikatan Ibu dan Bayi
Menciptakan terjadinya ilatan bayi dan ibu dalam jam pertama setelah kelahiran yaitu dengan cara mendorong pasangan orang tua untuk memegang dan memeriksa bayinya, memberi komentar positif tentang bayinya, meletakkan bayinya disamping ibunya. Berikan privasi kepada pasangan tersebut untuk sendiri saja bersama bainya. Redupkan cahaya lampu ruangan agar bayi membuka matanya.
Perilaku normal orang tua untuk menyentuh bayinya ketika mereka pertamakali melihat bayinya yaitu dengan meraba atau menyentuh anggota badan bayi serta kepalanya dengan ujung jari. Mengusap tubuh bayi dengan telapak tangan lalu menggendongnya dilengan dan memposisikannya sedemikian rupa sehingga matanya bertatapan langsung dengan mata bayi.
Berbagai perilaku yang merupakan tanda yang harus diwaspadai dalam kaitannya dengan ikatan antara ibu dan bayi dan kemungkinan penatalaksanaannya oleh bidan. Perilaku: sikap “bermusuhan” baik verbal maupun non verbal. Tidak adanya interaksi yang memberikan dukungan antara pasangan, orang tua, komentar negatuf tentang bayi atau kekecewaan yang nyata tentang jenis kelamin bayi. Penatalaksaannya: tindakan apa saja yang bisa membantu terciptanya ikatan antara ibu dan bayi dan pengamatan yang kontinyu memberikan dorongan pada pasangan orang tua. Dirujuk apabila sikap “bermusuhan” atau perilaku negatif tetap berlanjut.
3.      Tanda-tanda gejala serta etiologi kemurungan masa nifas dan klasifikasi atau istilah-istilah lokal yang dipakai untuk menggambarkannya.
a.       Tanda-tanda dan gejalanya
Sangat emosional, sedih, khawatir, mudah tersinggung, cemas, merasa hilang semangat, mudah marah, sedih tanpa ada sebabnya, menangis berulang kali.
b.      Etiologi
Berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan dalam cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh kembali pada keadaan tidak hamil dan sementara proses menyusui telah terjadi. Adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih. Kemurungan dapat terjadi semakin parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stres, atau kecemasan yang tak diharapkan karena adanya cara penanganan yang tidak peka oleh para petugas.
Penatalaksaan secara tradisional dan secara kebidanan (yang mungkin saja sama) bagi adanya kemurungan masa nifas. Coba bicarakan dengan seseorang mengenai apa yang ibu alami. Bila lebih parah pastikana da yang menemani ibu dan bayinya selama beberapa hari atau minggu. Gunakan obat kepercayaan setempat yang ada.
Ibu yang beresiko tinggi yang mempunyai reaksi psikologis lebih parah daripada kemurungan masa nifas. Ibu yang sebelumnya pernah mengalami depresi atau tekanan jiwa. Ibu yang rasa percaya dirinya (harkatnya) rendah. Ibu yang tidak mempunyai jaringan dukungan, ibu yang bayinya meninggal atau menyandang masalah, tanda-tanda dan gejala ibu yang mengalami atau mempunyai reaksi psikologis yang lebih parah daripada kemurungan masa nifas dan bagaimana penatalaksanaan kebidanannya. Tanda-tanda gejalanya: tidak bisa tidur atau tidak nafsu makan, merasa bahwa ia tidak dapat merawat bayinya dan dirinya sendiri, seolah-olah tidak dapat berfikir secara jernih, perilakunya aneh, kehilangan sentuhan atau hubungan dengan kenyataan, adanya halusinasi atau khayalan, menyangkal bahwa bayi yang dilahirkannya adalah anaknya.
c.       Penatalaksanaan

Banyak perempuan bahwa depresi yang bisa menanggapi atau dipengaruhi oleh dorongan atau bujukan dan dukungan fisik yang diberikan oleh bidan atau anggota keluarganya. Bila seorang ibu tidak beraksi positif terhadap dorongan atau dukungan yang diberikan atau ia tetap menujukkan perilaku yang aneh (mendengar suara-suara, berada di luat kenyataan, berhalusinasi atau berkhayal, menolak bayinya) atau ia berfikir untuk mencederai dirinya sendiri atau bayinya ia harus dirujuk kepada seorang ahli yang mamppu menangani masalah psikologis. Ia mungkin memerlukan pengobatan khusus untuk membantu mengatasi keadaannya. 

DAFTAR PUSTAKA 
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...