Pada masa nifas, ibu mengalami stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa.
Menjalani proses tekanan untuk cepat menyerap pembelajaran yang diperlukan
tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya. Ibu merasa
memiliki tanggung jawab yang luar biasa pada dirinya sebagai ibu. Tidak
mengherankan apabila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku yang sesekali
mengalami kerepotan.
Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan
pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab
ibu mulai bertambah, reaksi seorang ibu berbeda-beda selama hari-hari pertama
melahirkan. Ibu akan selalu melihat ke wajah bayinya, mengamati tubuh, sesekali
mengelus pipi bayinya, dan menggoyangkan ekstremitasnya sebelum kembali menatap
wajah bayinya. Namun ada ibu yang merasa tidak nyaman dengan bayi baru mereka
karena beberapa alasan yang menyebabkannya.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi dalam masa nifas adalah
sebagai berikut:
·
Fungsi yang memengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa
transisi menjadi orang tua.
·
Respon dan dukungan dari keluarga dan melahirkan
sebelumnya.
·
Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
·
Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
Berikut adaptasi psikologis menurut Reva Rubin:
1. Fase Taking In
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu baru pada umumnya pasif dan bergantung, perhatiannya tertuju pada tubuhnya. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah, kurangnya nafsu makan menandakan tidak berlangsung normal.
2. Fase Taking Hold
Periode ini berlangsung pada 2-4 hari post partum ibu menjadi orang tua yang sukses dengan tanggung jawab terhadap bayinya. Pada masa ini ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir melakukan hal-hal tersebut. Cenderung menerima nasihat bidan.
3. Letting Go
Periode yang biasanya terjadi setiap ibu pulang ke rumah, pada ibu yang bersalin di klinik dan sangat berpengaruh pada waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarganya. Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
Berbagai perubahan
yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan cara hidupnya
sesudah mempunyai bayi, perubahan hormon, adanya perasaan kehilangan secara
fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih.
B. Post Partum Blues
Post partum blues adalah reaksi
penyesuaian dengan perasaan depresi, yang juga dikenal dengan istilah baby blues. Merupakan periode sementara
terjadinya depresi yang sering terjadi selama beberapa hari pertama pada masa
nifas
Penyebab yang menonjol adalah:
1. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan
2.
Rasa sakit pada masa nifas
3.
Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan
4.
Kecemasan ketidakmampuan merawat bayi setelah pulang dari
rumah sakit
5.
Rasa takut tidak menarik lagi bagi suami
Gejala-gejalanya antara lain: Sangat emosional, sedih, khawatir, kurang
percaya diri, mudah tersinggung, merasa hilang semangat, menangis tanpa sebab
jelas, kurang merasa menerima bayi yang baru dilahirkan, sangat kelelahan,
harga diri rendah, tidak sabaran, terlalu sensitif, mudah marah dan gelisan.
Dari hasil penelitian terhadap 41 ibu yang mengalami depresi hampir
sepertiganya melakukan marah patologis terhadap bayinya. Efek dari depresi pada
pengemban kognitif dan emosionalnya bisa bertahan selama 14 tahun.
Hal-hal yang dapat
dilakukan seorang bidan antara lain:
1.
Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin
2.
Simpati, memberikan bantuan dalam merawat bayi dan
dorongan pada ibu agar tumbuh rasa percaya diri
3.
Menyarankan pada ibu untuk:
·
Meminta bantuan suami atau keluarga jika ibu membutuhkan
istirahat untuk menghilangkan kelelahan.
·
Meminta bantuan suami mengenai apa yang sedang ibu
rasakan, karena dengan bantuan suami dan keluarga dapat membantu mengatasi
gejala-gejala ini
·
Membuang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan
merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan percaya diri
·
Mencari hiburan dan meluangkan waktu untuk diri sendiri
C. Depresi Post Partum
Perbedaan antara baby blues dan
depresi postpartum terletak pada frekuensi, intensitas dan durasi gejala.
Masalah tidur merupakan satu cara untuk membedakan keduanya. Jika ibu dapat
tidur sementara orang lain mengasuh bayinya, sepertinya ini merupakan baby
blues. Jika ia tidak dapat tidur karena ansietas (khawatir) ini merupakan
depresi postpartum.
Depresi postpartum ini dapat terjadi dari 2 minggu sampai 1 tahun setelah
melahirkan. Ibu mungkin merasa marah, bingung, panik dan tidak berdaya. Ia
mungkin mengalami perubahan dalam pola makan dan pola tidurnya. Ia mungkin
takut bahwa ia akan menyakiti bayinya atau merasa ia akan menjadi gila.
Ansietas merupakan salah satu gejala utama depresi postpartum.
Bentuk distres postpartum yang lebih serius adalah psikosis postpartum. Ibu
mungkin mengalami halusinasi, berpikir tentang bunuh diri atau mencoba untuk
membahayakan bayinya.
1.
Penyebab Distres
Postpartum
Sekarang ini, tidak seorangpun yang merasa pasti apa penyebab distres
postpartum; tidak semua ibu mengalaminya. Sensivitas individual ibu terhadap
perubahan hormonal dapat menjadi penyeab, tetapi hormon hanya merupakan
sebagian dari penyebab tersebut.
Ibu baru harus banyak membuat penyesuaian, dan banyak tuntutan yang
ditanggungnya. Salah satu atau kedua hal ini dapat menyebabkan distres.
Penyebab lain yang mungkin adalah termasuk riwayat keluarga tentang depresi,
kurang dukungan keluarga setelah melahirkan, isolasi dan keletihan kronis.
2.
Mengatasi Masalah
salah satu cara yang paling penting untuk membantu diri anda adalah dengan
membentuk sistem dukungan sebelum melahirkan. Mintalah anggota keluarga dan
teman untuk membantu. Mintalah ibu atau ibu mertua untuk tinggal bersama anda
sementara waktu. Mintalah suami untuk cuti beberapa lama, atau sewa orang
seseorang untuk datang dan membantu setiap hari.
Tidak ada pengobatan tertentu untuk baby
blues, tetapi ada banyak cara dimana anda dapat membantu menghilangkan
gejala. Mintalah bantuan. Istirahat ketika bayi tidur. Temui ibu yang lain
dengan situasi yang sama; akan membantu untuk berbagi perasaan dan pengalaman
anda. Jangan coba untuk menjadi yang paling sempurna; biarkan beberapa hal
sedikit menyimpang. Dukung diri adana. Lakukan bentuk latihan tertentu dengan
kekuatan sedang setiap hari. Makan makanan yang bergizi, dan minum banyak air.
Keluar rumah setiap hari.
Dengan depresi postpartum, mungkin diperlukan obat-obatan selain
saran-saran diatas. Sekitar 85% dari semua ibu yang menderita depresi
postpartum membutuhkan obat-obatan.
D. Kesedihan dan Duka Cita
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun
bayi, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dalam memberikan
pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan asuhan yang berupa memantau
keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga,
memberikan pendidikan dan penyuluhan secara terus menerus. Dengan pemantauan
dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat
mencegah atau bahkan menurukan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini,
ibu nifas menjadi sangat sensitif, sehingga diperlukan pengertian dai
keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi
pengarahan pada keluarga tentang kondisiibu serta pendekatan psikologis yang
dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang
patologis.
Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya
bayi yang baru lahir, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya
merupakan dukungan positif bagi ibu, tak jarang beberpa timbul suka pada ibu
nifas.
1.
Kemurungan Masa Nifas
Kemurungan masa nifas normal saja dan disebabkan
perubahan dalam tubuh seseorang wanita selama kehamilan serta perubahan dalam
irama/cara kehidupannya sesudah bayi lahir. Seorang ibu lebih beresiko
mengalami kemurungan pasca salin, karena ia masih muda mempunyai masalah dalam
menyusui bayinya. Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum, dan bahwa
perasaan-perasaan demikian biasanya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah
melahirkan.
2.
Terciptanya Ikatan Ibu dan Bayi
Menciptakan terjadinya ilatan
bayi dan ibu dalam jam pertama setelah kelahiran yaitu dengan cara mendorong
pasangan orang tua untuk memegang dan memeriksa bayinya, memberi komentar
positif tentang bayinya, meletakkan bayinya disamping ibunya. Berikan privasi
kepada pasangan tersebut untuk sendiri saja bersama bainya. Redupkan cahaya
lampu ruangan agar bayi membuka matanya.
Perilaku normal orang tua untuk
menyentuh bayinya ketika mereka pertamakali melihat bayinya yaitu dengan meraba
atau menyentuh anggota badan bayi serta kepalanya dengan ujung jari. Mengusap
tubuh bayi dengan telapak tangan lalu menggendongnya dilengan dan memposisikannya
sedemikian rupa sehingga matanya bertatapan langsung dengan mata bayi.
Berbagai perilaku yang
merupakan tanda yang harus diwaspadai dalam kaitannya dengan ikatan antara ibu
dan bayi dan kemungkinan penatalaksanaannya oleh bidan. Perilaku: sikap
“bermusuhan” baik verbal maupun non verbal. Tidak adanya interaksi yang
memberikan dukungan antara pasangan, orang tua, komentar negatuf tentang bayi
atau kekecewaan yang nyata tentang jenis kelamin bayi. Penatalaksaannya:
tindakan apa saja yang bisa membantu terciptanya ikatan antara ibu dan bayi dan
pengamatan yang kontinyu memberikan dorongan pada pasangan orang tua. Dirujuk
apabila sikap “bermusuhan” atau perilaku negatif tetap berlanjut.
3.
Tanda-tanda gejala serta etiologi kemurungan masa nifas
dan klasifikasi atau istilah-istilah lokal yang dipakai untuk menggambarkannya.
a.
Tanda-tanda dan gejalanya
Sangat emosional, sedih, khawatir, mudah tersinggung,
cemas, merasa hilang semangat, mudah marah, sedih tanpa ada sebabnya, menangis
berulang kali.
b.
Etiologi
Berbagai perubahan yang terjadi
dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan dalam cara hidupnya sesudah
mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh kembali pada
keadaan tidak hamil dan sementara proses menyusui telah terjadi. Adanya
perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu
perasaan sedih. Kemurungan dapat terjadi semakin parah oleh adanya
ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stres, atau kecemasan yang tak diharapkan
karena adanya cara penanganan yang tidak peka oleh para petugas.
Penatalaksaan secara
tradisional dan secara kebidanan (yang mungkin saja sama) bagi adanya
kemurungan masa nifas. Coba bicarakan dengan seseorang mengenai apa yang ibu
alami. Bila lebih parah pastikana da yang menemani ibu dan bayinya selama
beberapa hari atau minggu. Gunakan obat kepercayaan setempat yang ada.
Ibu yang beresiko tinggi yang
mempunyai reaksi psikologis lebih parah daripada kemurungan masa nifas. Ibu
yang sebelumnya pernah mengalami depresi atau tekanan jiwa. Ibu yang rasa
percaya dirinya (harkatnya) rendah. Ibu yang tidak mempunyai jaringan dukungan,
ibu yang bayinya meninggal atau menyandang masalah, tanda-tanda dan gejala ibu
yang mengalami atau mempunyai reaksi psikologis yang lebih parah daripada
kemurungan masa nifas dan bagaimana penatalaksanaan kebidanannya. Tanda-tanda
gejalanya: tidak bisa tidur atau tidak nafsu makan, merasa bahwa ia tidak dapat
merawat bayinya dan dirinya sendiri, seolah-olah tidak dapat berfikir secara
jernih, perilakunya aneh, kehilangan sentuhan atau hubungan dengan kenyataan,
adanya halusinasi atau khayalan, menyangkal bahwa bayi yang dilahirkannya
adalah anaknya.
c.
Penatalaksanaan
Banyak perempuan bahwa depresi yang bisa menanggapi atau
dipengaruhi oleh dorongan atau bujukan dan dukungan fisik yang diberikan oleh
bidan atau anggota keluarganya. Bila seorang ibu tidak beraksi positif terhadap
dorongan atau dukungan yang diberikan atau ia tetap menujukkan perilaku yang
aneh (mendengar suara-suara, berada di luat kenyataan, berhalusinasi atau
berkhayal, menolak bayinya) atau ia berfikir untuk mencederai dirinya sendiri
atau bayinya ia harus dirujuk kepada seorang ahli yang mamppu menangani masalah
psikologis. Ia mungkin memerlukan pengobatan khusus untuk membantu mengatasi
keadaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.
Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar