everybody isn’t your friend.
Just because they hang around with you,and laugh with
you,
doesn’t mean they’re for you.
Just because they
say they got your back,
doesn’t mean they won’t stab you in it.
People pretend well.
Jealousy sometimes doesn’t life far.
So know your circle. At the end of the day,
so pay attention.
Kata-kata di atas ini bener banget. Mau
dia temen sebangku di sekolah, dia masih bisa aja nusuk dari belakang.
Menurut kamu, kalau sahabat sendiri
jadian sama mantan kita, alias jadian sama cowo bekas kita, what’s your first
opinion ? saya, sih, ngga nanya opini dari cowo. Karena jawaban mereka pasti berdasarkan
logika, bukan berdasarkan perasaan. Huehehe.
Udah empat kali, mungkin, ya.
Sahabat-dekat-saya-sendiri-jadian-sama-mantan-saya-secara-diam-diam-sampai-saya-tahu-sendiri-kalau-mereka-ada-hubungan-spesial.
Yang pertama, itu sewaktu SD. Hahaha.
Cinta muonyet banget, emang. Tapi, ya, tetep aja, emang ada perasaan suka.
Beberapa hari setelah saya putus dari cowo itu, saya lihat salah satu temen
se-geng saya ngobrol di belakang sekolah pas istirahat sama mantan. Setelah
sadar saya mergokin, baru bilang, deh, kalau mereka baru aja jadian. Hahaha.
Kalau di inget-inget sekarang, sih, pengen ketawa banget. Karena itu masih
bocah. Dan gak lama kemudian, mereka putus. Tapi hubungan pertemanan kita gak
putus, dong. Soalnya saya menghargai sekali kejujurannya.
Yang kedua, itu pas jaman SMA. Saya LDR
sama si cowo itu. Jelas, dong, apa-apa yang terjadi saya pasti cerita sama
temen sebangku. Toh itu awal cerita sampai orangnya yang mana ya, saya kasih
tahu. Dia bilang, pacar-pacarku itu, selalu ganteng. Hehehe… yaaaa
Alhamdulillah. Bersyukur sekali. Bisa memperbaiki keturunan. Wkwkwkwk … Suatu
waktu saya selingkuh dari si cowo itu, dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri
saja hubungan ini. Karena saya bukan type orang yang tahan menjalani LDR.
Sayanya yang banyak godaan. Hehehe. Beberapa bulan kemudian, saya minjem hp
sahabat/teman sebangku saya itu. Dan yang paling mengejutkan, adalah, tidak
sengaja saya membuka sms dari si cowo yang ternyata itu adalah mantan saya
sendiri. Uwwoooowww… ternyata oh, ternyata. Mereka ada main di belakang saya.
Refleks, sih, saya males untuk berkomunikasi lagi dengan temen saya itu. Sampe
saya cuekin. Dan akhirnya dia datang nemuin saya dan menceritakan awal
kejadian. Bodo amet, sih. Saya-sudah-terlanjur-ilfeel!!! Saya maafin, tapi saya
ngga menjamin pertemanan kita dekat seperti semula. Beruntung saat itu lagi
UAN, jadi kita jarang ketemu. Beberapa bulan kemudian, saya dengar mereka putus
setelah bertemu. Hahaha. Entahlah … what’s
the main of the reason. Tapi sampai saat ini kita masih berteman baik. Ya,
biasa aja gitu.
Yang ketiga, itu saat kuliah D3
semester akhir. Ceritanya, si mantan saya ini iseng aja pengen maen ke kostan.
Dari luar kota. Ya daripada saya sama dia hanya berduaan aja di kostan, dan
terjadi hal yang gak diinginkan, ya saya ajak saja ke kostan sahabat saya. Malemnya,
ada 3 orang temen si mantan saya yang nyusul ke bandung. Bercerita, dan seru
deh pokoknya. Laugh together. Singkat cerita, setelah mereka pulang ke dunianya
masing-masing. Saya kok, melihat ada yang aneh, temen saya itu senyum-senyum
sendiri aja, padahal keadaan hubungan sama pacarnya lagi kritis. Saya
penasaran. Dan nemu beberapa bukti sampai akhirnya saya menyimpulkan mereka
jadian. Besoknya si pacar sahabat saya datang ke kostan, gak lama kemudian dia
galau dan berantem sama seseorang di telfon apa sms gitu. Dia Nangis-nangis,
dan baru jujur kalau mereka (si sahabat dan si mantan) jadian. Saya maafin, dan
persahabatan kita masih berjalan sampai sekarang. Gak ilfeel sih, mungkin
karena boongnya belum lama, kali, ya. Hahahahha… alesan yg gak jelas.
Yang keempat, ini sih, baru aja tahun
lalu. 2013 kmaren. Singkat cerita, saya iseng aja maen ke rumah sahabat saya
itu, ada yang mau saya ambil dan kebetulan lewat rumahnya. Di telfonin gak di
angkat-angkat, apalagi di sms. Euh. Kebetulan lewaat rumahnya, Langsung aja
dateng. Ada syukur, gak ada jg gapapa. Saat masuk gang, seneng tuh pintu
rumahnya terbuka, berarti, ada orang, dong. Pas bilang Assalamualaikum, kemudian..
tetetetetoteeeeettt…… yang keluar itu adalah mantan saya (mantan sewaktu SMA,
yang sampai pada saat itu kita masih suka ketemu (sblm saya punya pacar), dan
kita masih berhubungan baik). Kayaknya, temen saya itu kaget stengah mati gitu
dari dalem, pas tau siapa yang dateng. Dan mereka berdua salting banget, kayak
pasangan kepergok selingkuh. Masa iya, dong, saya dateng langsung di certain
bla bla bla bla, bukannya di suruh masuk. Dan yang nyuruh masuk itu adalah
mantan saya. Hahaha. Aneh. Miris. Saya masuk, dan langsung ‘kalian jadian ya ?
ih gak bilang-bilang’ dan, gak ada satu pun yang jawab, iya atau nggak. Saya
nanya temen saya langsung saat itu juga gak ada jawaban, malah senyum-senyum
aja. Atau setelah kejadian itu dia membenarkan keadaan yang sebenarnya atau
jujur dengan yang ada. Gak ada sama sekali. Gw mergokin mereka lagi berduaan, yaw
ajar dong gw nyimpulin yang aneh-aneh. Iya, gak, sih, guys ?? hihi… Gw sih, BODO AMET!! Toh, gw juga udah punya
pacar. Ampe sekarang, saya udah ngga ada
kontek sama sekali. Hanya miris aja, persahabatan harus berakhir karena alesan
COWOK.
Aslinya,
gak ada perasaan cemburu atau perasaan gak rela, atau sirik, kalau mantan saya
jadian sama sahabat (yang sedang berjalan) sendiri. Serius, bodo amet mau
pacaran depan saya juga gapapa, bahkan sampai pelaminan. Toh, saya juga punya
pacar dan saya sangat bahagia dengan pasangan saya yang sekarang. Jadi, itu
udah bukan urusan saya, gak ada larangan mantan saya tidak boleh jadian sama
sahabat saya. Tapi, yang saya butuhkan, hanya kejujuran saja. Jangan sampai
saya tahu sendiri. Mereka sahabat saya, yang apa-apa mereka lah yang saya
butuhkan untuk berbagi. Dan hubungan saya dengan mantan juga, gak ada yang gak
baik. Karena saya, gak pernah putus dengan berujung musuhan. Itu juga kalau
menghargai saya sebagai sahabat. Tapi ternyata, kejadian ini semua udah
nunjukkin, siapa temen saya sebenarnya. Saya gak berharap kejadian ini terulang
kembali. Rasanya kehilangan sahabat itu pasti sedih, saya merindukan
moment-moment saat kita bersama. Tertawa bersama. Ini semua jelas bikin saya
ilfil. Dan, saya gak punya sahabat kayak gitu. Cukup tahu aja.
Kalo
kamu, apa cerita kamu ?