A. Mengikat
tali pusat
Setelah plasenta lahir
dan kondisi ibu dinilai sudah stabil
maka lakukan pengikatan punting tali pusat atau jepit dengtan klem plastic tali
pusat.
1. Celupkan
tangan (masih menggunakan sarung tangan) kedalam larutan klorin 0,5 % untuk
membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2. Bilas
tangan dengan air DTT.
3. Keringkan
tangan tersebut menggunakan handuk atau kain bersih dan kering.
4. Ikat
punting tali pusat sekitar 1 cm dinding perut bayi (pusat) gunakan benang atau
klem plastic, penjipit tali pusat DTT/ steril. Kunci ikatan tali pusat dengan
simpul mati atau kuncikan penjepit tali pusat.
5. Jika
pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang disekeliling
puntung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati dibagian
yang berlawanan.
6. Lepaskan
klen penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan klorin 0,5%.
7. Selimuti
kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.
B. Nasehat
untuk merawa tali pusat
1. Jangan
membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau
bahkan apapun kepuntung tali pusat.
2. Nasehati
hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
3. Mengoleskan
alcohol atau betadin (terutama jika pemotong tali pusat tidak terjamin DTT atau
steril). Masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab.
4. Berikan
nasehat pada ibu dan keluarga sebelum
meninggalkan bayi:
a. Lipat
popok dibawah puntung tali pusat.
b. Jika
puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan
segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
c. Jelaskan
pada ibu bahwa ia harus dan mencari bantuan jika pusat menjadi merah, bernanah,
atau berdarah atau berbau.
d. Jika
pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau darah,
segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan bayi baru lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar