Kamis, 11 April 2013

INFEKSI SALURAN KENCING PADA KEHAMILAN



http://www.naturopathtoronto.ca/bladder-infection/

A.    Latar Belakang
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomi ginjal dan saluran kemih, yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium. Apabila hal itu tidak diperhatikan dan diperhitungkan, ada kemungkinan salah membuat diagnosis, sehingga dapat merugikan ibu dan janin.
Sebegitu jauh telah diketahui bahwa kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran plasma efektif ke ginjal dan saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomeruler dan fungsi tubuler meningkat 30-50%. Dalam batas-batas normal di jumpai proteinuria, glukosuria dan laktosuria yang setelah partus hilang sendiri. Kira-kira 0,2% wanita hamil dan 5% wanita hamil dengan toksemia gravidarum dijumpai sebagai menderita ginjal khronik.
Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang setiap tahun. ISK merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi. Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita, tapi sering juga ditemukan pada laki-laki yang menderita ISK.
Sistem saluran kencing atau urin terdiri dari ginjal, ureter, kandung kencing dan urethra. Diantara keempat organ tersebut, ginjalah yang paling memegang peranan penting. Ginjal berfungsi menyaring sampah dari saluran darah, mengatur keseimbangan cairan, dan memproduksi beberapa hormone. Ureter berfungsi mengalihkan cairan hasil penyaringan ginjal ke kandung kemih untuk disimpan sementara dan bila kandung kemih sudah penuh maka akan dikeluarkan ke dunia luar melalui saluran urethra.
Penyebab infeksi saluran kencing.

Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra atau ujung saluran kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang paling sering menyebabkan ISK adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian bawah.
Pertama-tama, bakteri akan menginap di urethra dan berkembang biak disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah cystitis. Jika infeksi ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal yang dikenal dengan istilah pyelonephritis.
Mikroorganisme seperti klamidia dan mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK namun infeksi yang diakibatkan hanya terbatas pada urethra dan sistem reproduksi. Tidak seperti E. coli, kedua kuman ini menginfeksi orang melalui perantara hubungan seksual.

Faktor resiko

Beberapa orang memang mempunyai resiko menderita ISK lebih besar dari yang lainnya. Ketidaknormalan fungsi saluran kemih menjadi biang keladinya. Batu saluran kemih, pembesaran prostat akan menghambat pengeluaran urine sehingga mempermudah perkembang biakan kuman.
Orang dengan diabetes juga rentan menderita ISK akibat dari penurunan daya tahan tubuh. Penyakit lain yang mempunyai efek menurunkan daya tahan tubuh juga merupakan faktor resiko terjadinya ISK.
Infeksi saluran kencing juga sering ditemukan pada anak anak yang dilahirkan dengan ketidak normalan saluran kemih.
Perempuan lebih rentan menderita ISK bila dibandingkan dengan laki laki mungkin dikarenakan saluran urethra yang lebih pendek dan ujung anus yang letaknya dekat dengan ujung urethra.
Gejala ISK
Tidak semua penderita merasakan gejala ISK tapi umumnya ada satu gejala yang mereka rasakan walau tidak terlalu menganggu. Gejalanya antara lain, sering kencing dan kesakitan saat kencing, rasa sakit sampai terbakar pada kandung kemih.

Pada perempuan merasakan ketidaknyamanan pada tulang kemaluan. Umumnya orang yang menderia ISK akan selalu ingin kencing tetapi kencing yang dikeluarkan sangatlah sedikit.
Air kencingnya sendiri bisa berwarna putih, cokelat, kemerahan. ISK tidak akan menyebabkan demam selama masih menginfeksi urethra dan kandung kemih, demam muncul bila ginjal sudah kena. Gejala lain saat ginjal terinfeksi adalah adanya rasa sakit pada punggung, mual, atau muntah.
Pengobatan ISK
Infeksi saluran kencing diobati dengan obat obatan antibiotika. Pilihan obat dan lamanya pengobatan terggantung dari lamanya infeksi dan jenis kumannya. Bila memang gejala diatas muncul, sebaiknya segera ke dokter untuk memperoleh pengobatan.
Pencegahan ISK
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah IK antara lain:
-          Minumlah banyak cairan setiap hari.
-          Segeralah kencing bila ingin kencing, jangan hobi menahan kencing.
-          Untuk perempuan saat cebok, basuhlah dari depan ke belakang bukan sebaliknya.
-          Pilihlah shower saat mandi disbanding dengan bath tub.
-          Bersihkan kelamin saat akan berhubungan intim.
-          Hindari penggunaan cairan yang tidak jelas manfaatnya pada alat kelamin. Karena cairan ini bisa saja membuat iritasi urethra.
Pengertian Saluran Kemih
            Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)
            Infeksi saluran kemih adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktis urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala (Brunner & Suddarth, 2002).

              Perubahan Pada Saluran Kemih Selama Kehamilan

            Pada kehamilan normal terjadi perubahan-perubahan bermakna baik pada struktur maupun fungsi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih adalah salah satu perubahan anatomis paling signifikan yang timbulkan oleh kehamilan. Perubahan tersebut menyebabkan dilatasi kaliks dan pelvis ginjal, juga ureter (Faundes dkk., 1998) menggunkan ultrasonografi untuk mengukur kaliks ginjal selama kehamilan dan mendapatkan dilatasi pada sekitar separuh kasus, sisi kanan lebih sering dan lebih besar perubahannya. Sebagian wanita memperhatikan dilatasi sebelum uterus mencapai tepi panggul pada usia gestasi sekitar 14 minggu. Hal ini mengisyaratkan adanya pengaruh hormon yang melemaskan lapisan-lapisan otot saluran kemih. Terjadi dilatasi lanjut pada kehamilan 21 minggu akibat penekanan mekanis pada ureter, terutama di sisi kanan. Sebagian besar kecuali 6 persen wanita dengan dilatasi saluran kemih yang dipicu oleh kehamilan memperlihatkan pemulihan dalam 2 sampai 4 hari setelah pelahiran. Yang menarik, saluran kemih janin juga mengalami dilatasi seperti pada ibunya (Graif dkk., 1992).
            Konsekuensi penting dari dilatasi dan obstruksi adalah kemungkinan timbulnya infeksi saluran kemih bagian atas. Faktor predisposisi lain untuk infeksi adalah meningkatnya refluks vesikoureter. Perubahan-perubah normal yang berkaitan dengan kehamilan ini juga dapat menyebabkan kesalahan interpretasi pada berbagai pemeriksaan yang dilakukan untuk mengevaluasi obstruksi yang dicurigai patologis.
            Tanda-tanda peningkatan fungsi ginjal segera muncul setelah konsepsi. Hal ini tampaknya terjadi karena vasodilatasi intrarenal yang diinduksi oleh kehamilan. Aliran plasma ginjal dan filtrasi glomerulus efektif masing-masing meningkat rata-rata 40 dan 65 persen. Perubahan-perubahan ini memiliki relevansi klinis saat kita menginterpretasi hasil-hasil pemeriksaan ginjal, sebagai contoh: konsentrasi kreatin dan urea serum sangat menurun. Perubahan lain antara lain adalah perubahan yang berkaitan dengan pemeliharaan homeostasis asam basa normal, osmoregulasi, serta retensi cairan dan elektrolit.

C.                Penilaian Penyakit Ginjal Selama Kehamilan
            Selama kehamilan, interpretasi urinalisis pada dasarnya tidak berubah, kecuali kadang-kadang dijumpai glukosuria. Walaupun normalnya meningkat, ekskresi protein jarang mencapai kadar yang dapat dideteksi dengan metode-metode penapisan biasa (Higby dkk., 1994) melporkan ekskresi protein 24 jam sebesar 115 mg dengan tingkat kepercayaan (confidence level) 95 persen pada 260 mg/hari. Tidak terdapat perbedaan bermakna bedasarkan trimester. Mereka juga memperlihatkan bahwa ekskresi albumin minimal dan berkisar dari 5 sampai 30 mg/hari. Sebagian besar peneliti sependapat bahwa pada bahwa, proteinuria harus di atas 300 sampai 500 mg/hari untuk dapat dianggap abnormal. Apabila tidak dilakukan upaya-upaya untuk mencegah pencemaran, biasanya terdapat campuran sekret vagina di dalam spesimen yang dikumpulkan dari urin porsi tengah.
            Apabila kreatin serum terus menerus di atas 0,9 mg/dl (75 µmol/1), perlu dicurigai penyakit ginjal intrinsik. Spesimen urin yang diambil secara cermat dan dengan rentang waktu tertentu dapat digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus bedasarkan klirens kreatin. Ultrasonografi menghasilkan citra ukuran ginjal dan konsistensi relatifnya, serta elemen-elemen obstruksi. Pielografi intravena sekuensial lengkap tidak dilakukan secara rutin, tetapi situasi klinis tertentu mungkin mengindikasikan penyuntikan media kontras dengan satu atau dua foto polos abdomen. Sistoskopi dilakukan sesuai indikasi klinis yang biasa untuk tindakan ini. Walaupun (Packham dan Fairley., 1987) melaporkan bahwa biopsi ginjal aman dan bermanfaat untuk mengarahkan terapi pada 111 wanita hamil dengan penyakit ginjal, kami sependapat dengan yang lain bahwa prosedur ini biasanya dapat ditunda sampai kehamilan selesai (Lindheimer dkk., 2000). Apabila terapi dapat diubah sesuai hasil biopsi, tindakan tersebut dapat dipertimbangkan.
            Proteinuria ortostatik, kadang-kadang dijumpai protein dalam jumlah abnormal di urin yang terbentuk saat wanita hamil aktif bergerak, tetapi tidak apabila berbaring. Jelas tidak dijumpai tanda lain adanya penyakit ginjal. Proteinuria postural atau ortostatik ini dapat dijumpai pada hampir 5 persen orang dewasa normal. Wanita hamil dengan proteinuria ortostatik harus menjalani pemeriksaan untuk mencari bakteriuria, sedimen urin abnormal, penurunan laju filtrasi glomerulus, dan hipertensi. Tanpa adanya kelainan-kelainan ini, terutama apabila ekskresi proteinnya tidak konstan, proteinuria ortostatik mungkin tidak bermakna.
            Kehamilan setelah nefrektomi unilateral, karena kapasitas ekskresi dua ginjal jauh di atas kebutuhan biasa, dan karena ginjal yang masih ada biasanya mengalami hipertrofi yang disertai peningkatan kapasitas ekskresi, wanita dengan satu ginjal normal biasanya tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan. Memang, kehamilan pada para wanita ini disertai dengan peningkatan bermakna hemodinamika ginjal (Baylis dan Davison, 1991). Sebelum menasehati seorang wanita dengan satu ginjal mengenai risiko kehamilan, perlu dilakukan evaluasi fungsional yang menyeluruh terhadap ginjal yang masih ada.

D.                Infeksi Saluran Kemih Dan Ginjal
1.      Pengertian infeksi saluran kemih
      Infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri paling sering dijumpai pada kehamilan (Cunningham., 2005).
Infeksi saluran kemih adalah bila ada pemeriksaan urin, ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml.urin yang diperiksa harus bersih, segar, dan dari aliran tengah (midstream) atau diambil dari fungsi suprasimpisis (Saifudin., 2007).
2.      Prinsip dasar
a.       Infeksi saluran kemih dapat terjadi mulai infeksi pada kaliks renalis sampai meatus uretra.
b.      Status sosioekonomi dan kelemahan (malnutrisi, defisiensi gizi anemia), erat kaitannya dengan peningkatan insidensi infeksi saluran kemih.
c.       Sebagian besar infeksi tersebut adalah asimptomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil adalah 5% samapi 6% dan meningkat menjadi 10% pada golongan resiko tinggi.
d.      Perubahan fisologi saluran kemih selama kehamilan, merupakan resiko tinggi untuk pielonefritis akut.
e.       Penyebab infeksi saluaran kemih, 85% sampai 90% disebabkan oleh E.coli dan klebsiela-enterobacter. Jarang sekali disebabkan oleh bakteri anaerob.
3.      Masalah
      Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami (paling sedikit) satu kali serangan akut infeksi saluran kemih selama hidupnya. Akibat infeksi ini dapat mengakibatkan masalah pada ibu dan janin.

E.                 Bakteriuria Dalam Kehamilan
            Infeksi dapat terjadi karena penyebaran kuman melalui pembuluh darah atau saluran limfe, akan tetapi yang terbanyak atau tersering  adalah kuman-kuman naik keatas melalui uretra, kedalam kandung kemih dan saluran kemih yang lebih atas. Kuman yang tersering dan terbanyak sebagai penyebab adalah E.coli, disamping kuman-kuman lain kemungkinan kuman-kuman lain seperti Enterobacter aerogenes, klebsiera, pseudomonas, dll. Bakteriuria dibagi menjadi dua jenis:
1.      Bakteriuria asimptomatik (tanpa gejala)
Yaitu keadan dimana bakteri berkembang biak dalam saluran kencing, namun tanpa gejala-gejala infeksi. Jumlah bakteri kurang dari 100.000 per cc. Frekuensi bakteri tanpa gejala kira-kira 2-10%, dan dipengaruhi oleh paritas, sosioekonomi wanita hamil tersebut.
Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan prematur, gangguan pertumbuhan janin dan preeklamsi. Oleh karena itu, pada wanita hamil dengan bekteriuria harus diobati dengan saksama sampai air kemih bebas dari bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.
Penanganan:
a.       Hati-hati melakukan kateterisasi, karena bukan saja menyebabkan infeksi akan meluas, tetapi juga akan menambah masuknya kuman-kuman baru.
b.      Pengobatan kemasan sulfonamit; negram, bactrim, furadantim; septrin (Rustam Mochtar., 1998).
Pengobatan (Saifuddin., 2006)
Nama obat
dosis
Angka keberhasilan
·         Amoksilin+asam klavulanat
3x500 mg/hari
92%
·         Amoksilin
4x250 mg/hari
80%
·         Nitrofurantoin
4x50-100 mg/hari
72%

Terapi antibiotika untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan untuk jangka waktu 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulang biakan bakteriologi air kemih.

2.      Bakteriuria simptomatik (dengan gejala)
Yaitu bakteri berkembang biak aktif dalam saluran kencing yang disertai gejla-gejala infeksi: demam, sakit dan nyeri kencing. Jumlah bakteri di atas 100.000 per cc.
F. Sinsitis
Sinsitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas salurang kemihb (saifuddin, 2005).
Sinsitis peradangan kandung kemih (vesika urinaria) disebabkan oleh bakteri atau kuman-kuman lain (rustam muchtam,1998)
1.      Masalah
a.       Sistitis mencakup 0,3% hingga 2% dari keseluruhan kasus ISK.
b.      Sisanya atau sebagian besar kasus, baru deteksi pada penapisan selanjutnya.
2.      Penanganan umum
a.       Perhatikan hygiene region genital. Cara pembersihan/pembilasan setelah kemih adalah dengan air dan basuh dari depan ke belakang, kemudian dikeringkan.
b.      Atasi keluhan yang mengganggu.
c.       Asuhan antenatal yang teratur untuk kehamilan dan mengatasi keluhan/kambuhan.
d.      Lakukan terapi sedini mungkin.
e.       Pilih antibiotika yang rasional.
3.      Gejala dan tanda
Hampir 95% infeksi terbatas pada kandung kemih dan sebagian besar wanita hamil dengan sistitis mengeluh nyeri pada daerah supra simfisis atau nyeri saat berkemih (dysuria). Gejala dan tanda lain yang sering dijumpai adalah :
a.       Frekuensi berkemih meningkat tetapi jumlahnya sedikit sehinga menimbulkan rasa tidak puas atau tidak tuntas.
b.      Air kemih berwarna lebih gelap dan pada saat serangan akut, kadang-kadang berwarna kemerahan.
c.       Pada penekanan supra simfisis, akan terasa nyeri lokal yang juga menyebar ke daerah lipat paha. Prosedur pemeriksaan ini juga menyebabkan pasien seperti ingin berkemih.
d.      Secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, bakteri pada specimen urin. Untuk menghindari kontaminasi, specimen pemeriksaan diambil dari aliran tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia eksterna dicuci terlebih dahulu.
e.       Hasil biakan bakteriologis air kemih, umunya memberikan hasil yang positif. Seringkali dijumpai piuria atau hematuria (gros hematuria)
4.      Penanganan
a.       Umumnya dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan untuk banyak minum.
b.      Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, spasme dan rangasangan untuk selalu berkemih (tetapi dangan jumlah urin yang minimal). Makin sering berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah.
c.       Hanya ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan hematuria, memerlukan perawatan dan observasi ketat.
d.      Tetapi antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan bakteriuria asimptomatik. Apabila antibiotika kombinasi. Kombinasi tersebut dapat berupa jenis obatnya ataupun cara pemberiannya, missal: amoksilin 4 x 250 mg per oral, digabung dengan gentamisin 2 x 80 mg secara intramuskuler selama 10 hari. Dua hingga 4 minnggu kemudian dilakukan penilaian laboratorium untuk evaluasi pengobatan.
e.       Hampir 25% pasien yang pernah mengalami sistitis, akan mengalami infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konseling untuk upaya profilaksis dan kunjungan ulang apabila timbul kembali gejala sistitis. Untuk pencegahan infeksi berulang berikan nitrofurantion 100 mg/hari setiap malam sampai sesudah 2 minggu postpartum.
f.       Dalam asuhan antenatal yang terjadual, sebaliknya dilakukan pemeriksaan bakteriologik air kemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang.
G. Pielonefritis Akut
Merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai dalam kehamilan, dan frekuensinya kira-kira 2%, terutama  pada kehamilan terakhir dan permulaan masa nifas (saifuddin, 2005).
1.      Frekuensi
a.       Dijumpai pada 2% dari seluruh kehamilan dan nifas. Banyak dijumpai pada kehamilan trimester 3.
b.      3% wanita denagn urin steril dan 30% wanita dengan bakteriuria menimbulkan pielitis dalam kehamilan.
2.      Penyebab
a.       Escherichis coli
b.      Stafilokokus aureus
c.       Basilus proteus dan Psedomonas auroginosa
d.      Cara penjalaran bisa melalui:
e.       Dari kandung kemih naik ke atas (asendens)
f.       Pembuluh darah dan pembuluh limpa
3.      Gejala
Demam tinggi, menggigil, sakit pinggang hebat, mual, nafsu makan kurang, oliguria dan anuria.
Periksa urin dijumpai lekosit yang banyak menggumpal,
a.       Pengaruh penyakit  terhadap kehamilan :
1)      Bisa berpengaruh terhadap hasil konsepsi seperti abortus, partus prematurus dan kematian janin.
2)      Bila cepat diobat kehamilan berjalan sampai cukup bulan dan persalinan akan normal. Pengakhiran kehamilan biasanya tidak perlu, kecuali penyakit tidak mempunyai respons terhadap terapi.
b.      Pengaruh kehamilan terhadap penyakit:
Pielis dan sistitis lebih mudah terjadi dalam kehamilan. Penyakit yang telah ada menjadi lebih berat karena kehamilan.
4.      Penanganan
a.       Sebaiknya hati-hati pemakaian kateter bias dan kateter-menetap, kalau dapat dihindari.
b.      Kalau harus dipakai, berikan obat anti bacterial.
c.       Wanita harus istirahat berbaring miring ke sisi yang tidak sakit.
d.      Sebelum memberikan obat lakukan uji-kepekaan obat barulah diberikan obat antibacterial yang tepat, biasanya selama 10-12 hari.
e.       Awasi penderita untuk kemungkinan adanya residif.



H. Pielonefritis Kronika
Penyakit ini menahun mungkin sebelumnya telah menderita sinusitis atau pielonefritis akut. Gejala utama adalah hipertensi dan adanya proteinuria yang tidak menetap. Bila tidak diobati lama kelamaan akan menimbulkan insufisiensi ginjal. Pengaruh terhadap kehamilan dan sebaliknya hampir sama dengan pielonefritis akut.Pengobatan agak sular karena sudah kronis. Wanita dengan pielofritis khronika apalagi disertai insufisiensi ginjal yang meluas, dianjurkan untuk tidak hamil. Dapat memilih tubekomi bila anak sudah ada atau memakai kontrasepsi efektif lainnya.

I.                   Glomerulonefritis Akut
          Walaupun jarang dijumpai, namun penyakit ini dapat timbul selama kehamilan. Kuman penyebabnya adalah Streptokokus beta-hemolitikus A.
sebagai predisposisi: tonsilitis, karies dan infeksi gigi dan infeksi strepkokus di tempat lain.
1.      Gejala Klimik
Trias hematuria, edema dan hipertensi.
2.      Sindroma
          Oliguria, anuria, sakit kepala, kelainan virus, kejang-kejang dan koma. Dalam kehamilan sulit membedakan dengan eklampsi murni.
Dapat pula disertai edema paru dan uremia. Pengaruh terhadap kehamilan adalah terjadinya abortus
3.      Pengobatan
          Istirahat berbaring, diit rendah garam, antihipertensif, keseimbangan cairan dan elektrolit dan antibiotika: penisilin dan kemasan sejenisnya.
J. Glomerulonefritis Kronika
Penyakit ini adalah menahun, karena itu wanita sebelum hamil menderitanya. Pada pemeriksa hamil muda pertama kali telah dijumpai pada urin: proteinuria, sedimen banyak mengandung leukosit. Pada pemeriksaan dijumpai pula hipertensi. Bila disertai edema keadaan ini disebut pre-eklampsi tidak murni (superimposed pre-eklampsi). Bila penyakit telah lama dan pengobatan tidak adek kuat akhirnya fungsi ginjal bertambah buruk dan pada tingkat paling akhir terjadi ginjal kisut.
Penampilan penyakit ini ada 4 macam:
1.      Proteinuria menetap, tanpa kelainan sedimen.
2.      Sindroma nefrotik, hipertensi edema, hematuria.
3.      Glomerulonefritis akut.
  4.      Insufisiensi ginjal, untuk gagal ginjal.

Pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan:
1.      Terhadap kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematus dan kematian janin  dalam kandungan.
2.      Dalam persalinan, seperti menghadapi pre-eklampsi. Kala II diperpendek dengan bantuan ekstrasi vakum atau forseps bila anak hidup dan embriotomi bila mati.
K. sindroma Nefrorik (Nefrosis)
            Adalah kumpulan gejala-gejala: proteinuria (diatas 5 gr perhari), edema, hipoalbuminnurinemia: hiperkholesterolemia. Keadaan ini dapat dijumpai dalam kehamilan.
1.      Penyebabnya bermacam-macam:
a.       Penyakit-penyakit: glomerulonefritis kronika, diabetes mellitus, lupus eritematosus, amiloidosis, sifilis dan trombosis veba renal.
b.      Keracunan: oleh logam, obat dan racun lainnya.
2.      Pengobatan
a.       Cari penyebabnya dan obatin sesuai dengan penyebab
b.      Berikan diit tinggi protein
c.       Antibiotika untuk mencegah infeksi
d.      Berikan heparin untuk mencegah terjadinya trombo-embolisme, terutama dalam nifas.
e.       Kortikosteroid dosis tinngi.
f.       Pengaruh terhadap kehamilan bergantung pada faktor penyebab dan berat ringannya penyakit.

L. Gagal Ginjal Mendadak dalam Kehamilan
merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam kehamilan dan nifas, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi
1. patologi
a.       Nekrosis tubular akut, apabila sumsum ginjal mengalami kerusakan.
b.      Nekrosis kotrikal bilateral apabila sampai kedua ginjal yang menderita.
Penderita yang mengalami sakit gagal mendadak ini sering dijumpai kehamilan muda 12-18 minggu dan kehamilan telah cukup bulan. Pada kehailan muda, sering disebabkan oleh abortus septikyang disebabkan oleh baktericholtridia welchii.
2.Penanganan
a. penanganan kehamilan dan persalinan dengan baik
b. perdarahan, syok dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik
c. pemberian tranfusi darah dengan hati-hati.
M. Nefrolitiasis (Batu ginjal)
Batu salurang ginjal dapat dijumpai mulai dari ginjal, Urether, dan kandung kencing. Gangguan yang utama adalah kolik, hematuria. Kalau batu cukup besar dan operasi perlu dikerjakan, biasanya tidak begitu mempengaruhi kehamilan. Yang penting adalah kerjasama multidisiplin.
N. Tuberkulosis Ginjal
Apabila tidak diobati secara adekut, kehamilan dapat memperburuk tbc-ginjal. Pengobatan dalam kehamilan sama saja dengan terapi diluar kehamilan.

O. Asuhan Kebidanan
1. melalui asuhan antenatal yang baik, peningkatan status gizi hamil, mencegah dan mengobati anemia, promosi kesehatan umum dan higiene dapat mengurangi motbiditas/mortalitas akibat infeksi pada saluran kemih.
2. Asuhan antenatal untuk kehamilan dan pemantauan berkala.
3. cegah komplikasi sinsitis dan pielonefritis.
4. bila terjadi gangguan fungsi ginjal yang berat, dapat menimbulkan komplikasi yang serius.
5. mengkonsumsi cukup cairan dan nutrisi yang diperlukan.
6. penapisan kasus infeksi saluran kemih , sangat tergantung dari gejala/ jenis penyakit dan mikroorganisme penyebab.
7. pemberian antibiotika yang rasional untuk wanita hamil dengan infeksi saluran kemih adalah dengan mengisolasi mikroorganisme penyebab.
8. pilihan terapi antibiotika, mengacu pada keamanannya terhadap kesehatan ibu dan janin, sertya efektifitas yang tinggi.

 Asuhan kebidanan

pada Ny. R dengan Suspek Sistitis



I.          DATA SUBYEKTIF


A.    Identitas / Biodata

Nama                     :           Ny. R              Nama Suami                : Tn. D
Umur                     :           30 tahun          Umur                           : 34 tahun
Suku/Kebangsaan :           Sunda              Suku/Kebangsaan         : Sunda
Agama                   :           Islam               Agama                         : Islam            
Pendidikan             :           SMA               Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan               :           IRT                  Pekerjaan                     : Swasta
Alamat rumah       :           Gunung Batu  Alamat Rumah            : Gunung Batu

Telp                       :           -                                   Telp                             :  -

B.     Status Kesehatan
1. Datang pada tanggal :…28 Maret 2010 ………….  Pukul : …11.30 WIB…….
                   2. Alasan Kunjungan ini :                          Pertama              Rutin               Ada keluhan
3. Keluhan – keluhan   : nyeri seperti rasa terbakar saat berkemih
sering buang air kecil tapi sedikit-sedikit
tidak dapat mengatur proses berkemih
tergesa-gesa dalam berkemih
agak demam


4. Riwayat menstruasi :
      a. Haid pertama                       : Umur 14 Tahun   
      b. Siklus                                  : 28 Hari
      c. Banyaknya                          : Tiga kali ganti pembalut.
      d. Dismenorrhoe                     : Kadang-kadang
e. Teratur/tidak                        : Teratur
      f. Lamanya                              : 6 - 7 Hari
      g. Sifat darah                          : Kental
      h. Keputihan                           : Kadang – kadang saat menjelang Haid

5. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : tidak ada
6. Riwayat Kehamilan ini :
      a. Hari 1 haid terakhir : 8 Januari 2010
      b. Kehamilan yang Ke : Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
      c. Taksiran persalinan  : 15 Oktober 2010
      d.  Keluhan – keluhan pada :
Trimester 1            : Mual dan muntah
            Trimester 2            : Tak ada
      Trimester 3            : Tak ada
      e.  Pergerakan anak pertama kali : Pada saat usia kehamilan 5 bulan
      f.  Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak dalam 24 jam terakhir :
v
                  < 10x                           10x – 20x                                > 20x
      g.  Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan ) :
Rasa Lelah                                       : Tidak ada
Mual dan muntah yang lama            :Tidak ada
Nyeri perut                                       : Tidak  ada
Panas, menggigil                              : Ada
Sakit kepala berat/ terus menerus     :Tidak ada
Penglihatan kabur                            : Tidak ada
Rasa nyeri/ panas waktu BAK         :Ada
Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya          :Ada
Pengeluaran cairan pervaginam                                : Ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai                  : Tidak ada
Oedem                                                                     : Tidak ada
      h.. Pola sehari – hari
No
Pola Sehari - hari
Sebelum Hamil
Saat Hamil
Post Partum
1
Pola Nutrisi
a. Makan
 frekwensi :
Jenis makanan :
 Makanan pantangan :

b. Minum
 Jenis minum :
 Frekwensi :

2 x / hari
Nasi, telur, ayam
Tidak ada



Teh, kopi
7-8 gelas / hari

2-3 x / hari
Nasi, sayur, lauk pauk.
Tidak ada


Air putih, susu
8 -9 gelas / hari


2.
Pola Eliminasi
a. BAK
 Frekwensi :
 Warna :

b. BAB
 Frekwensi :
 Konsistensi :
Warna :


5-7 x / hari
Jernih kekuningan

1 x / hari
Lembek
Kuning kecoklatan


7-8 x / hari
Jernih kekuningan

1 x / hari
Lembek
Kuning kehitaman

3.
Pola istirahat dan tidur
Siang :
Malam :

2 jam
6 – 8 jam

3 jam
7 – 8 jam

4.
Personal Hygiene
Mandi :
Gosok gigi :
Keramas :

Perawatan payudara :
Perawatan Vulva :

2 x / hari
2 x / hari
2 x / minggu

Saat mandi saja
Saat BAK saja

2 x / hari
3 x / hari
3 x / minggu
Setiap saat
Setiap BAK dan mandi

5.
Pola aktivitas
Mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari
Mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan – ringan saja

6.
Pola seksual
2 – 3 x / minggu
1 x / minggu

           
                        h. Imunisasi TT 1 tanggal : - TT 2 tanggal :-
                        i. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Suntik KB 3 Bulan
                        j. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita :
Jantung         : Tidak ada
Ginjal           : Tidak ada
Asma/TBC   : Tidak ada
Hepatitis       : Tidak ada
D . M.           : Tidak ada
Hipertensi     : Tidak ada
Epilepsi        : Tidak ada
Lain – lain    : Tidak ada
                        i. Riwayat penyakit keluarga.
Jantung         : Tidak ada
Hipertensi     : Tidak ada
D. M.            : Tidak ada
                        j. Riwayat Sosial.
v
Perkawinan  : Pernikahan yang pertama bagi Ibu maupun Suami
§  Kehamilan ini :                        Direncanakan              Tidak direncanakan
v
Diterima                                  Tidak diterima
§  Perasaan tentang kehamilan ini : Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya ini.
§  Status perkawinan : Menikah              Kawin : satu Kali
§  Kawin 1 : Umur : 26   Tahun, dengan suami umur : 30  Tahun
Lamanya : 4    Tahun, Anak : - Orang
Kawin 2 :  -

k. Data Sosial
·         Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan : Ibu mengatakan sudah mengetahuinya
·         Persiapan perlengkapan persalinan : Ibu mengatakan belum menyiapkannya
·         Persiapan komplikasi persalinan  (Pendonor Darah, persiapan biaya melahirkan, persiapan transportasi untuk persiapan rujukan ) : Ibu mengatakan belum menyiapkannya
·         Siapa penolong persalinan : Ibu mengatakan ingin ditolong oleh Bidan
·         Dimana tempat melahirkan : Di BPS Bidan
·         Pengetahuan yang lain : Ibu mengatakan belum mengetahuinya

II.        DATA OBYEKTIF

A.    Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum
Kesadaran                   : Composmentis
      Tanda- tanda vital       :
      T/D : 120 / 80 mmHg  N : 20 x / menit                       R : 80 x / menit                       T : 38,6°C
      Tinggi Badan  : 157 Cm.
      Berat badan     : 55Kg             Berat badan sebelum hamil :  45Kg
      IMT                 : 22
2. Kepala
      Rambut           : Bersih, Hitam, Lurus
v
      Muka               : Oedem :                    Ada                             Tidak ada
      Mata                : Konjungtiva : Tidak anemis  Sklera mata : tidak Ikterik
      Telinga            : Bersih, pendengaran baik
      Hidung                        : Bersih, penciuman baik
      Mulut & gigi               : Caries : Ada 2 d bagian belakang kanan dan kiri

3. Leher
      JVP                                         :  Tidak ada peningkatan
      Kelenjar getah bening             :  Tidak ada pembesaran
      Kelenjar tiroid                         :  Tidak ada pembesaran


4. Dada dan Payudara.
      a. Dada
Jantung         : Reguler
Paru              : Vesikuler
      b. Payudara.
Bentuk         : Simetris kanan dan kiri
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran  : Tidak ada
Rasa Nyeri   : Tidak ada
Benjolan       : Tidak ada
Striae            : Tidak ada
Keadaan       : Baik

5. Pemeriksaan Kebidanan
a.       Abdomen
Inspeksi  : Membesar    : Sesuai usia kehamilan
                  Strie             : Tidak ada
v
                  Bekas Luka :               Ada                             Tidak
v
                  Oedem                   :                Ada                             Tidak
v
                              Acites         :                Ada                             Tidak
.                             Kelainan lain   :  Tidak ada
            Palpasi       :
                  TFU                 : - Cm
                  Leopold I        : Belum teraba
                  Leopold II       : Tidak dilakukan
                  Leopold III     : Tidak dilakukan
                  Leopold IV     : Tidak dilakukan
            Taksiran Berat badan Anak ( TBA )         :     -     
   Auskultasi          :
            DJA           : Punctum Maximum ( PM )   : -
                                Tempat                                  : -
                                Frekwensi                  : -Teratur / Tidak
6. Punggung dan Pinggang.
   Posisi tulang belakang    : …Sedikit Lordosis
   Pinggang nyeri               : …Tidak ada
7. Ekstremitas Atas dan Bawah
a.       Atas.
         Kebersihan                                    : Bersih            Lila : 24cm
         Reflek bisep/ trisep                       : Posoitif
         Kekuatan Otot                  : Positif
         Pergerakan ( Abduksi & Aduksi )                        : PositifBawah
         Oedem                  : Tidak ada
         Reflek patella        : Positif
         Reflek Babinski    : Positif
         Pergerakan ( Abduksi & Aduksi )                        :  Posotif
         Kekuatan otot       :  Positif
8. Genetalia
a.       Vulva / Vagina
         Oedem      : Tidak ada
         Keadaan    :  Sedikit kotor dan kemerahan
         Pengeluaran pervaginam : Ada
Kelenjar Bartholini
         Pembengkakan      : Tidak ada
         Rasa nyeri             : Ada
Perineum
         Luka Parut ( keadaan ) : Tidak ada
d.    Kelainan lain                       : Tidak ada
                  9. Anus
         Haemoroid                        : Tidak ada

B.     Data Penunjang

   a. Laboratorium.
§  Hb                         : 11 mmHg
§  Glukosa                 : -
§  Protein Urine         : +

III.    ASSESMENT / ANALISA

1.            Diagnosa                        : G1P0A0, gravid 7 minggu 1 hari dengan suspect sinsitis

           
2.      Masalah                          : nyeri seperti rasa terbakar saat berkemih
sering buang air kecil tapi sedikit-sedikit
tidak dapat mengatur proses berkemih
tergesa-gesa dalam berkemih
agak demam
3. masalah/ diagnosa potensial            : bila tidak ditangani secara baik akan  menjadi                                                                                  pielonefritis akut
4. Tidakan segera                                :



IV.          PLANNING


1. Melalui asuhan antenatal yang baik, peningkatan status gizi hamil, mencegah dan mengobati anemia, promosi kesehatan umum dan higiene dapat mengurangi motbiditas/mortalitas akibat infeksi pada saluran kemih.
2. Asuhan antenatal untuk kehamilan dan pemantauan berkala.
3. cegah komplikasi sinsitis dan pielonefritis.
4. bila terjadi gangguan fungsi ginjal yang berat, dapat menimbulkan komplikasi yang serius.
5. mengkonsumsi cukup cairan dan nutrisi yang diperlukan.
6. penapisan kasus infeksi saluran kemih , sangat tergantung dari gejala/ jenis penyakit dan mikroorganisme penyebab.
7. pemberian antibiotika yang rasional untuk wanita hamil dengan infeksi saluran kemih adalah dengan mengisolasi mikroorganisme penyebab.
8. pilihan terapi antibiotika, mengacu pada keamanannya terhadap kesehatan ibu dan janin, sertya efektifitas yang tinggi.



    












BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml, pada saat pemeriksaan urin. Urin yang diperiksa harus bersih, segar dan dari aliran tengah (mid stream) atau diambil dengan fungsi suprasimfisis. Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 103 perr ml ini disebut dengan istilah bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik, dan mungkin pula disertai gejala-gejala disebut bakteriuria simptomatik.
Sebelum infeksi ini terjadi, maka sebaiknya berawal dari kebiasaan yang sehat. Mulai dari setiap merasakan ingin buang air kecil jangan di nanti-nanti, tapi harus segera buang air. Jangan sampai bakteri berkumpul dan lebih banyak lagi bersarang di saluran kemih. Dan bakteri itu akan lebih cepat menyebar ke seluruh saluran. Yang menyebabkan rasa sakit pada saat buang air kecil.











Daftar Pustaka
Brunner & Suddath.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Cunningham Gary. 2005. Obstetri William. Jakarta. EGC
Mochtam Rustam.1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Saifuddin. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo
Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo
Tessy, Agus dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Greek Mythology (Curcol Edition*)

Hae, Guys... Did you ever heard about Greek Mythology before? To be honest, I’m never heard it before. Till someone that I follo...